Mar 3, 2010

Masih ingatkah kau semua tulisan itu? Masih ingat kau kah semua tulisan itu?

Menjadi egois terhadap diri sendiri, membuang waktu seorang diri untuk tidak seorang pun kecuali seorang "aku" dalam ruang tanpa fantasi dan mimpi, meskipun dengan dalih belajar mempersiapkan ujian, sibuk cari duit, sibuk sana sini what-so-ever, adalah downgrading yang begitu tidak produktif untuk kehidupan rohaniah gwe.

Betapa sebenearnya otak gwe dan setiap manusia di dunia ini diberkahi kreativitas dan kemampuan penerjemahan buah pikiran yang canggih oleh Yang Maha Kuasa. Sayangnya, semua hal yang ada dalam rutinitas selama ini sudah menyita sedikit demi sedikit ruang kosong dalam otak gwe yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang lebih imajiner dari hidup saat ini, instead, memberikan ruang gerak lebih banyak untuk rasio, berikut analisa logis, dan teman-teman empirisnya.

Singkatnya, entah mengapa, gwe mulai kehilangan insting gwe untuk menulis, dan itu terasa lebih buruk dari hanya sekedar tidak lulus statistik. I mean, ekonomi? = menyalin isi buku Wöhe di kertas ujian. Menulis? = menyaingi Wöhe membuat buku! meskipun.. yah, gak ada sangkut pautnya sama ekonomi sih isinya. (Tapi kan fresh dan orisinil ;p)

anyway, lanjut..
Secara ilmiah, menurut mereka yang memang terlahir untuk menganalisa hal semacam ini: menantang pikiran (misalnya menganalisa,beropini, menuliskannya, merangkai rencana, etc) dan menyisipkan kegiatan abstrak ini dalam agenda harian adalah senam otak yang optimal, dengan tujuan menambah kemampuan berpikir manusia secara umum.
Yah, oke lah... Buat gwe, fokus pada kasus "menulis"..
menulis lebih condong kepada menjadi jujur secara instan dan spontan selama 10 menit di depan laptop atau yah, di depan kertas sambil memegang bolpen dan memuntahkan segalanya sak karepku dewe tanpa harus merangkai dulu kata-kata dalam bahasa yang baik dan benar dengan sempurna, mengeluarkan energi untuk mencurahkannya dalam kata-kata atau mempertimbangkan bagaimana respon subjek yang kita jadikan „tong sampah“ (orang lain).

Anyway, anyhow..
Kangen sekali dengan tulisan panjang setiap malam gwe saat gwe baru sampe di dunia baru gwe di jerman, saat kuliah masih belum menyibukkan hidup gwe, saat internet belum masuk desa gwe, saat gwe seorang diri mengurung diri berjam-jam di kamar dan berfantasi, bersajak, bermimpi jadi Chairil atau Gie dengan analisa amatir gwe tentang hidup, cinta, persahabatan whatever, dengan sedikit sentuhan otak kanan: fantasy based, impetuous and feeling oriented.
Dengan segala hormat, tidak bermaksud merendahkan Otak kiri dengan logic, knowledge, strategic dan practical stuff-nya, hanya saja, kadang tanpa sadar, hidup sedikit banyak lebih hidup dan lebih berwarna saat diiringi fantasi yang mengimbangi logika dalam perbandingan yang selaras, serasi dan seimbang.

"bila emosi mengalahkan logika, bener kan banyak ruginya" - Cinta (Ada Apa dengan Cinta, 2002)

“tapi bila logika mengalahkan emosi? Apa untungnya?“ – Risang (Jeruk Nipis Panas, 2009)

No comments: