Feb 14, 2009

Good luck ya, Sang! Blaghhh!

Ada apa dengan gwe, terlalu sensitif kah? Memikirkan sesuatu yang sebetulnya gak perlu dipikir sama sekali. Makin lama, ada beberapa frase yang gwe gak betah dengernya, misalnya: "Take care" dan "Good luck", about "take care", gwe sedikit males bahasnya, tapi "good luck"? Wah, terkadang agak sedikit menggemaskan. well depends on who's saying that..
Kadang ada beberapa orang yang dengan mudah mengucapkan itu secara refleks di situasi yang sesuai dengan kapan dan bagaimana kata itu seharusnya digunakan, gwe menghargai support dan perhatian dari orang lain, sayang, kadang ada yang isinya cuma basa-basi dan omong kosong. Kadang, untuk beberapa orang yang mengatakan itu, gwe menghargai kata-kata "Good luck ya, Sang" yang mereka ucapkan lebih karena gwe tahu persis memang mereka benar-benar bersimpati (empati) terhadap apa yang gwe lakukan, bukan karena "good luck"nya. Kadang gwe merasa, "Good Luck" itu adalah sebuah cerminan desperasi seseorang yang gak punya kata lain untuk diucapkan, biar diplomatis, terucaplah frase itu. Bukannya gila perhatian atau gila hormat, hanya saja, gwe gak pernah suka basa-basi things.. Sorrydorimori..

Ada satu orang yang terlintas dalam pikiran gwe, yang selama sejarah hidupnya kenal sama gwe gak pernah menggunakan suatu "sistem templates a'la hape", begitu gwe menyebutnya. Ibarat sms-an, kalo udah kepepet harus sms, ada beberapa orang yang refleks menggunakan kata-kata "template" yang udah otomatis tersedia di draft message, disesuaikan dengan phone language. Contoh aja: "Saya terlambat", "Sampai jumpa pukul... (isi sendiri)", "Saya lembur" dan lain sebagainya. Bahh! Benar-benar beragam nan membosankan buat gwe!

Orang itu, seinget gwe gak pernah menggunakan kata yang sama dalam ngasih semangat, ngasih dukungan atau sekedar say good luck. Dan somehow, gwe tahu persis bahwa orang-orang seperti dia berusaha memahami sikon gwe dan ketakutan gwe saat itu, misalnya sebelum ujian, sebelum event besar atau sebelum pengambilan keputusan besar. Hal kecil, yang jadi besar buat gwe, apalagi ketika gwe berusaha menyadari atau kadang sok kelewat pede bahwa orang-orang itu berusaha memahami situasi dan suasana hati gwe.

Makin lama, seiring semakin hari makin selektif gwe secara sadar gak sadar memilih orang-orang yang dapet pass masuk dalam hidup gwe, gwe makin biasa denger kata-kata "Good luck ya, sang". Kadang pengen gwe semprot balik ke muka orang itu dan bilang "Shut the fuck up, mending gak usah ngomong deh kalo cuma mau basa basi.". kejam? Sebutlah demikian, kadang gwe suka gak toleran sama hal-hal kecil seperti ini. Karena buat gwe, menjadi yang terdiskriminasi dan terdiskreditkan benar-benar jadi satu pain in the ass. To the point aja lah, gwe yakin gak ada orang yang suka dibasa-basiin. Semua orang juga mendambakan ketulusan yang mulai hilang perlahan dari dunia.

Sejenak gwe berpikir ketika sebuah teks ditujukan untuk gwe hari ini, bertuliskan kata-kata itu, dan gwe tahu persis memang orang ini suka basa-basi. Gwe melamun sejenak, melototin isi teks itu dan berpikir, maksudnya apa ya? Like u know me but u have no fucking idea.. Tapi, gwe rasa juga kebebasan orang mau ngomong apa aja sesuka hati mereka kepada siapaun, apapun maksud isinya, basa-basikah atau mencoba dengan sepenuh hati karena mereka gak punya satu mekanisme bagus dalam merangkai kata-kata yang lebih baik. gwe pun akan sangat ingin diperlakukan demikian. Well, gwe lebih baik langsung menghapus teks tadi, dan merasa lebih baik kalo saja gwe gak mendapatkan teks seperti itu, akan lebih baik!!

Good.. Luck..
terjemahan singkat yang umum? Semoga beruntung.. Apa sih yang salah dengan kata-kata itu? Entahlah.. Memang gwe rasa masalahnya ada di orang yang pertama kali mengucapkan itu dan membuat gwe langsung membenci frase itumkarena dia. Sayangnya, hal itu jadi tergeneralisasikan, dan gwe kenakan dalam situasi-situasi lain dan orang-orang yang bermaksud baik sama gwe, dan Menggunakan akal sehat dan mendengarkan kata hati yang mengatakan yang bilang bahwa ini benar-benar post gak penting yang membahas satu hal yang gak penting memang sulit. Gwe sampe mikirin itu seharian dan merasa, dengan gwe tulis, gwe akan merasa sedikit lebih lega. Tapi, sampe kata terakhir yang gwe tulis sekarang, gwe masih heran kenapa hal kecil ini benar-benar mengganggu pikiran gwe. Heran!

Anyway, thanks for all the good lucks!
Despite of other "things"

Feb 11, 2009

"Suatu sikap menerima dan merelakan, sedikit banyak menghibur diri, mengatakan "semua akan baik-baik saja." Dan apakah semua akan baik-baik saja hanya akan merasuki pikiran sampai saat semua terjawab mengejutkan pada waktunya. Tidak percaya? Kecewa? Bahagia? Hanya akan jadi bungkus ekspresi yang meluap-luap saat itu, selebihnya, hidup berjalan kembali selayaknya, dan semua yang sudah terjadi akan sulit berubah lagi. Satu langkah ke depan akan membawa kita maju, bukan mundur ke belakang, melawan waktu dan lajunya. Dan apapun yang terjadi dan "diberikan" dalam hidup, akan menjadi satu-satunya harta kita untuk melaju ke depan, berjalan, berlari. Jadi, apalah gunanya menyesali yang sudah terjadi dan meratapinya? Toh, kita sudah berupaya maksimal, bukan? hasil akhir, bukan inti dari segalanya.. "

Benar-benar teori yang sucks anyway!

Feb 9, 2009

Lima belas menit sebelum 10 Februari

Lagi-lagi.. another night with small pieces ice(s) falling from the sky. Yes it's snowing. Ga tau sampai kapan akan berlanjut. Panas yang sempat menjadi angin segar beberapa hari yang lalu, dilanjutkan malam yang terang biru benar-benar jadi dambaan gwe saat-saat ini.Winter sialan yang gak tau mau gwe tanggapi sebagai sebuah keistimewaan atau something lack of happiness.

anyway,

Baru aja, gwe di bangunkan weker ujian yang bilang bahwa masih ada 1 ujian lagi besok sebelum "rangkaian ujian hidup" ini mencapai check point sementara. It's still a long way to go, i realize, but at least, i've made this far, though?. memang gak ada hal yang kita sukai yang bakal jadi kenyataan dalam hidup ini. face it guys! hidup ini bukan dongeng cinderella. Mungkin lebih dekat dengan kisah pewayangan jawa yang happy endingnya "rada nggantung" ,misalnya seperti epos Ramayana.Mesti perang dulu baru ada endingnya, salah satu pasti kalah sementara yang satu menang telak, setelah itu, endingnya juga gak bahagia-bahagia amat sih. Entah kenapa, cerita a'la mahabarata selalu demikian. Everytime i heard them as i was a child, i could barely smile, they were more like scary and thrilling than beautiful.

Percaya atau gak percaya, ke-absurd-an, perjuangan, pengorbanan, kerelaan dan teman-temannya yang gak kalah keras, akan menemani kita sepanjang hidup kita.

Tapi bukankah itu yang membuat hari-hari kita jadi penuh warna-warni? Lika-liku perjalanan menjadi memorable, bintang-bintang jadi enchanting dan kisah hari ini akan menyisakan dongeng sebelum tidur untuk diceritakan pada generasi mini-me dekade-dekade selanjutnya? Yah semoga aja..

Kalau gwe punya satu malam aja penuh keheningan, gwe pernah bermimpi dan merencanakan, gwe akan mengulik sisi kehidupan yang sampai sekarang belum bisa dijelaskan, dengan banyak pertanyaan "kenapa dan kenapa..". Tapi semakin malam-malam penuh keheningan yang gwe lewati dalam porsi lebih dari yang gwe ekspektasikan belakangan ini, semakin gwe gak menemukan jawaban dari pertanyaan mimpi gwe. Mungkin memang satu-satunya cara menjawab pertanyaan-pertanyaan itu adalah dengan menjalani dan menikmati perjalanannnya. Sulit dipercaya, kadang gwe berpikir sebenarnya untuk apa ya gwe mengalami ini itu, menjalani itu, kok bisa-bisanya ya itu terjadi, kenapa sih? dan lain sebagainya. Entah memang kapabilitas gwe belum reich untuk menjawab semua itu, atau pikiran manusia yang notabene selalu manusiawi atau memang, hal-hal itu memang bukan untuk dipertanyakan? gwe juga gak tahu persis gimana seharusnya menanggapi hal-hal seperti ini.

Anyway,

Beberapa hari yang lalu, Gwe sempet gak sengaja "bertemu" seseorang dari masa lalu (über internet), Buat gwe, dia adalah seseorang yang menyimpan ribuan kesan tentang gwe, detail diri gwe yang kompleks dan perjalanan hidup berikut aib-aib gwe dan berbagai pengalaman plus kenangan yang gwe lewati sendiri dalam beberapa tahun hidup gwe maupun gwe lewati bersama dia. Sederhana aja. Say hi, how are you, how's it going, what's cooking, how's your mom, how's your sister, How's everything, and so on.

Pembicaraan dalam chat sederhana yang akhirnya memicu sedikit curhat colongan antara kami berdua. Curhat soal masalah masing-masing belakangan ini, tentang fantasi-fantasi kehidupan dan masa depan dan pengungkapan perasaan yang memang sulit diungkapan, yang tiba-tiba aja membuka mata gwe tentang berbagai hal yang gak bisa gwe jelaskan. Untuk sesaat setelah pembicaraan itu berakhir, gwe termenung diam, berhenti, berpikir, dan sedikit berefleksi. Perjalanan gwe, sudah sejauh ini, terhitung sejak pertama kali jantung gwe berdetak di dalam kandungan. Simple? Ya, kelihatannya. Tapi gak setiap hari gwe mendapatkan update yang krusial seperti itu. Sebuah makanan ringan buat gwe yang merangsang gwe untuk berpikir, "what's next, sang? you got'ta have a plan, back up plan, back up-back up plan and so on.."

Pertanyaan yang jadi besar karena gwe gak tahu apa berikutnya. Yang gwe tahu cuma, besok gwe ujian, dan gwe mematok harga tinggi untuk apa yang sudah gwe persiapkan. Apakah itu cara cerdas menanggapinya? atau planning gwe yang kurang gresss ? Dan gwe hanya menjadikan itu alasan sementara gwe bersembunyi dari apa yang belum gwe siap hadapi? Tomorrow.. and the days after tomorrow..?

Entah lah..
Gwe juga pusing mikrinnya..
Yang pasti, besok gwe bakal break a leg dengan baju garis-garis keramat gwe dan membawakan sebuah presentasi yang gokil! (way to motivate your self in a narsis-way sang..! Ya iyalah, mau apa lagi coba? =) )

Feb 2, 2009

Day of days

Bagaimana ya sebaiknya kita menerima semua hal yang kita emoh nerima dan ngalamin? Contohnya aja, rangkaian hari-hari membosankan yang membuat waktu rasanya berjalan sangat lambat dan merangsang pikiran gwe untuk melamunkan hal-hal yang aneh-aneh, yang seharusnya gak gwe pikirkan, gwe inget atau gwe bayangkan (seenggaknya untuk saat ini).

Hari-hari belakangan setelah ujian beruntun minggu lalu, yang benar-benar menguras fisik dan mental gwe, berubah dari sibuk nan padat jadi "cengo-days" alamat gak produktif. Sambil nunggu satu ujian lagi tanggal 9, mood gwe benar-benar gak bisa diajak belajar, baca buku atau ngulang materi. Yang menjenuhkan adalah hari-hari itu berulang terus menerus setiap hari dengan pola yang sama: bangun, mandi (kadang-kadang), masak, sarapan (kadang-kadang), kadang malah langsung makan siang, nonton film, cek email sekalian friendster facebook, chatting sama eindy untuk hal-hal yang gak penting lalu, dengerin lagu sambil bengong gak tau mesti ngapain. Kalau Senin, Rabu, kamis, gwe masih bisa main bola di sporthalle deket wohnheim sama temen-temen, itu pun cuma berlangsung sejam dua jam dan setelah itu? yah, back to reality.

Bayangan gwe, gwe akan bosen gini sampai sekitar tanggal 10an karna, 12, hasil ujian dan penentuan nasib gwe akan diumumkan, sodara-sodara. Mungkin gwe akan lebih rajin lagi berdoa dan melamun di hari-hari mendekati tanggal 12.

Gwe gak memungkiri, sakit hati dan kesedihan gwe memang masih rajin menggoda dan merasuki gwe, kekhawatiran akan apakah semua akan baik-baik aja berkaitan dengan ujian dan kelangsungan hidup gwe di sini, ditambah homesick yang beberapa hari ini benar-benar aktif menyerang gwe, wow.. Luar biasa merepotkan..

Sisi positifnya, gwe kadang secara gak sadar membangun sebuah mind set, ibaratnya, kalo perang, gwe membentengi diri gwe dan pikiran gwe dari hal-hal yang sekarang gak perlu dipikirin dan lebih-lebih bisa membuat gwe sedih, yang akhirnya bisa membuat gwe jadi lemah dan gak berdaya menghadapi hari-hari gwe. Tapi, kayak itu hal kecil yang gampang aja sih? Prosesnya lama dan butuh kesinambungan antara hari demi hari. Gak bisa gwe sehari aja melakukan itu lalu besoknya gak merasakan hal itu lagi. Setiap hari, tepat setelah buka mata gwe selalu mengatakan pada diri gwe, "Tenang, Sang, hari ini akan berjalan baik.". Setiap hari, setiap saat , setiap saat "mood gwe down". Dan buat gwe, gwe percaya dan yakin kalo itu akan membawa gwe ke "ketetapan hati gwe" yang lagi terus ditagih sama hati kecil gwe.

Beberapa orang pernah bilang, bahwa perasaan ini ya cuma perasaan aja, bukan jiwa kita yang bisa membuat hidup seseorang. Ini adalah sebuah emosi atau sebutlah apa, yang seharusnya bisa dikendalikan dan menurut pada perintah otak gwe. Buat mereka, sakit hati dan kekecewaan di masa lalu bisa menjadi hal yang gak tinggal dalam memori mereka. Mereka bisa bilang bahwa patah hati di masa lalu misalnya, gak lagi ada daam ingatan mereka. Buat gwe? Kayaknya gak begitu deh. Ibarat paku yang ditancepin ke pager kayu, bekasnya akan tetap tinggal di pager itu meskipun paku itu udah dicabut. Dan terima atau gak terima, itulah hidup lo, perjalanan lo, pahit manis cerita lo. Dan gwe, mungkin gak bisa seprti itu. Se "cool-cool"nya gwe, gwe akan tetap menjadi seorang perasa yang mengingat setiap detail hal yang menyakitkan gwe, untuk suatu hari kalo bisa) gwe bales! Sayangnya, gwe agak sedikit pendendam sekali.

Dan hari-hari bosen ini sebenernya cuma hal kecil yang harusnya gak jadi big deal kalo gak ada peristiwa-peristiwa yang "menghajar" gwe beberapa waktu silam. Hate to think about it, tapi, mau sampe kapan sih kita brsembunyi dari kenyataan hidup, meskipun itu udah lewat? Tapi gak bersembunyi pun gwe masih gak tau caranya.. Kalo pun ada, itu pasti akan rough.. untuk dijalani..

Yang pasti, beberapa hari ini, gwe merasa sedikit berubah, gwe memang jadi agak sedikit individualis dan gak mikirin dan percaya sama orang lain terlalu banyak. Saat ini, gwe butuh quality time buat diri gwe sendiri.

Ibarat lagi jalan di siang-siang terik, tersenyum dan segalanya di mata gwe indah, tiba-tiba ujan badai turun, bahkan gwe disamber petir. Sekarang, gwe butuh sedikit relaksasi dan bed rest untuk memulihkan flu dan demam gwe. karena bagaimanapun, dunia ini akan terus berputar dan gak akan menunggu gwe sembuh. Dan gwe gak mau ketinggalan tentunya. Misi gwe adalah membuat gwe tersenyum setiap hari dan membuat gwe berani lagi kembali jalan di bawah terik matahari. Mungkin suatu saat gwe gak akan kaget lagi kalo ujan badai tiba-tiba melanda dan gwe disamber petir lagi. Lagipula, gwe udah tau rasanya. Cukup sekali aja lah disamber petir sialan, gak lagi.

Pada saatnya, semua ditakdirkan jadi indah, gwe yakin seyakin-yakinnya gwe akan menjadi manusia yang sempurna untuk ditendang dari segala kenyamanan ke dunia yang sebenarnya. Pada waktunya pertapaan gwe selesai, gwe pasti akan jadi "someone". Cuma sekarang, tinggal gimana gwe kuat-kuatan ngelewatin masa-masa ini aja, belajar sabar, nrimo dan yakin bahwa semua akan baik-baik saja. Susah? ya! tapi justru itu seninya. gak ada noda gak belajar. Kalo dalam sebuah permainan sepak bola ada satu orang yang kecepatan larinya dua kali lipat dari 21 pemain lainnya, gwe jamin permainan itu gak akan seru lagi, meskipun ada yang bilang permainan itu bodoh banget (22 orang ngejar bola, pas dapet, bolanya ditendang lagi..hahaha).

Anyway, just watched "Band of Brothers" again for the i don't know how many-times.. Film memorable yang mengajarkan banyak hal, including the famoust "Hang Tough"nya Richard Winters.

So, Hang Tough lah. Nothing more i can say..