May 27, 2009

Ujian: Why.. oh why..

Lalu apa yang harus diharapan lagi kalau semua sudah dilakukan?
Yeah, pertanyaan dengan sedikit tendency menghibur diri itu terus gwe ucapkan, menyusul kejadian-kejadian unik dalam hari-hari gwe belakangan. Khususnya dalam hal uji-menguji-ujian (alah)..

Gwe yakin betul kalau setiap manusia memiliki kapasitas otak di kepala masing-masing untuk menyerap materi, yang cukup luas, yang akan seyogyanya bersinergi dengan kemampuan intelektual yang didukung pengasahan otak secara berkala. gak tanggung-tanggung ya, mempersiapkan ujian minggu lalu, gwe rela lembur setiap malem nongkrong di cafetaria untuk belajar. mengorbankan seluruh kenikmatan duniawi yang disajikan TV, Internet, Mininova+Torrent, kulkas, kasur dan teman-temannya. Sampai-sampai, kadang kalo bolos gak belajar semalem, badan gwe rasanya pegel-pegel, hahaha, gak lah.

Anyway, ujian berlalu, banyak yang tidak gwe duga-duga, berikut hasil yang mau gak mau, terima gak terima menyimpulkan hasil perjuangan gwe. Straight to the point aja, beberapa ujian yang sehari sebelumnya gwe dengan confidence maju dan sangat yakin akan sukses,berakhir malapetaka, dari hasil yang sangat tidak memuaskan sampai gak lulus!

Maksudnya apa sih?
Gak semudah itu ya? mengikuti skema pada umumnya: belajar, berusaha, ujian, dapet nilai bagus??
Gwe belom pernah loh seumur hidup gwe belajar sekeras ini, dan akhirnya tidak meraih hasil maksimal.. Kecewa, sedih, desperate, frustrasi apapun lah, rasanya gak bisa gwe tahan-tahan lagi, gak bisa gwe membohongi perasaan gwe dan kekecewaan gwe, juga apa atau siapa yang harus gwe salahkan! memang dunia belum berakhir, masih ada FSP bulan depan, kesempatan terakhir gwe memperbaiki keadaan kehidupan dan kejayaan dalam hal uji-menguji ini. Dan rasanya memang, hmm.. berdiam diri dan berlarut dalam kekecewaan tidak akan mengubah keadaan menjadi lebih baik. lalu apa yang harus gwe lakukan sekarang? sejujurnyya gwe juga gak tahu.

Lalu apa yang harus diharapan lagi kalau semua sudah dilakukan?
Well back to the top... gwe juga gak tau.. gwe cuma merasa pasti akan ada pencerahan di akhir semua perjuangan gwe. Masalahnya, gwe diburu waktu dan target.

Yah what the hell.. Kalo gak begitu, gak akan berwarna hidup gwe.. Klise tapi memang bener sih..

May 9, 2009

Haru Biru di Pagi 9 Mei

Jauh dari orang-orang yang dicintainya rindu dan kangen. Ingin rasanya ia pulang hanya untuk beberapa jam, menghabiskan waktu bersama mama, bapak, dan ketiga adik kecilnya, meniup lilin di hari ulang tahunnya, merasakan hangatnya pelukan mereka sambil mendengarkan adik kecilnya mengatakan "selamat ulang tahun" dalam bahasa bayi.

Bayangan itu, menyelimutinya berhari-hari, seakan tidak percaya mereka tidak akan ada di sisinya saat ia melewati hari lahirnya yang ke-20. Kenyataan hidup, yang harus ia lewati dan jalani, sementara mungkin, bocah-bocah seusianya masih bisa mengalami yang ia impikan hari ini di hari ulang tahunnya. Kekuatan yang datang dalam bentuk kesakitan yang abstrak dan tidak terjelaskan: kangen rumah, kangen mama, kangen bapak, kangen pulang. Learn the hard way, is always the perfect lesson.


***

Kira-kira dua puluh tahun yang lalu, Tuhan memberikan dua orang yang paling ia sayang di dunia ini sebuah kesempatan menjadi sepasang Bapak dan Mama, (begitu mereka dipanggil oleh juniornya saat ini) masuk ke dalam satu fase baru dalam hidup mereka, mengemban mandat meneruskan keindahan yang Tuhan ciptakan dan rahmatkan kepada manusia. Hari itu, seorang bocah pitik- jabang bayi diberi privilege menghirup udara segar dunia, merasakan cinta di dunia, melihat, mendengar, merasa dan akhirnya berpikir tentang semua hal yang ada di dunia yang akan menjadi tempat tinggal seumur hidupnya.

Sebuah kisah sederhana, semua orang pun mengalami hal yang sama. Mungkin, setiap detik siklus manusia terjadi, setiap seorang bayi mungil dilahirkan dalam waktu bersamaan seorang lansia menutup hari-harinya di dunia dan kembali kepada Sang Pencipta. Namun terlepas dari semua hal umum di dunia, siklus hidup manusia, kelahiran-kematian, kehidupan, 20 tahun silam di Bandung, adalah hari-hari yang akan selalu ia kenang sebagai sebuah peristiwa sakral dan mengharukan,juga bagi dua manusia yang begitu dianugerahi hari itu, meskipun tidak ada satu pun detil pada hari itu yang ia ingat.

Pada hari itu, kira-kira 20 tahun silam seorang Risang Seno Sidik, begitu mama, bapak dan mbah kakung menamainya, dilahirkan ke dunia.

Seorang knabe kecil yang membuat orang-orang yang pada saat ia lahir tersenyum, tertawa, menangis dan dengan bangga menyebutnya "anakku, cucuku, ponakanku, sepupuku..".

Sesaat lagi, seiring waktu berjalan dan dunia yang tidak berhenti berputar dengan sangat dinamis, keluguan itu akan berubah menjadi kematangan dan kedewasaan, dan segala mumbling dan tawa lucunya akan bertransformasi menjadi kata-kata yang menuangkan sebuah pemikiran, seperi halnya orang-orang dewasa berbicara yang ia lihat dan ia kagumi pada masa kecilnya.

Dalam waktu kurang dari 24 jam, tepatnya 10 Mei 2009, pk.07.10, genaplah 20 tahun perjalanan hidupnya di dunia, penuh dengan tawa tangis, senang sedih, rintangan dan halangan, kesuksesan kegagalan, begitu dinamis dan unik, Tuhan masih memberikannya kesempatan untuk tersenyum di satu hari sebelum ulang tahunnya. Si kecil yang lucu itu telah berubah menjadi seorang manusia dewasa dengan segala kemandiriannya dalam berpikir, berbuat dan merasa. Si bujang kecil itu akan menjadi seorang pria entah pada akhirnya ia siap atau tidak. Manusia itu, melanjutkan usianya, berkomitmen pada dirinya sendiri untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari, menjadikan dirinya bermanfaat untuk orang lain dan menjadikan dunia ini tempat yang (sedikit)lebih baik untuk semuanya. begitulah, mimpi seorang bocah kecil yang kini beranjak dewasa.

I hope you will, you will be mature, in your maturity.


dedicated with love to:
"Mama, Bapak, Dhimas, Igor, Giri, Mbah Kakung, Mbah Uti, Mbak Ula, Vara, Nada, Mbak Deta. I love you"

May 7, 2009

Belum Ada Judul

Suatu kali gwe merasa beberapa mimpi di depan mata gwe akan terwujud, tentunya dengan sedikit banyak upaya dan perjuangan bzw. pengorbanan (hehe). Terlebih di saat gwe mendayagunakan seluruh pikiran dan diri gwe, mengabdikan diri gwe dengan total untuk apa yang gwe inginkan. Logisnya, gwe akan mendapatkan yang gwe inginkan, lebih dari yang gwe harapkan dan kegagalan, sepertinya gak akan segitu menyakitkannya, karena standard effort gwe sudah cukup tingkat tinggi dan kadang, tanpa penjelasan yang jelas, saat usaha sudah maksimal, gak ada lagi yang perlu disesali. "Yang penting sudah berusaha, kan?" so they said.

Yah, itu toeri gobloknya. Kenyataannya, semuanya bisa jauh berbeda, dengan sangat kasarnya, hasil dari semua upaya itu menghina semua upaya gwe dan seluruh tetes darah (eittsss) yang sudah gwe keluarkan untuk mencapainya. Lebih-lebih, kalau upaya gwe selama ini masuk dalam kategori yang gwe sebut: emotional purpose to get something emotionally. Huh? yaaaa.. Gitu lah..

Dimana-mana, kapan aja, kalau perasaan sudah bermain, segala pikiran rasional dan teman-temannya cuma akan jadi pemain belakang layar yang akhirnya gak keliatan kontribusinya, atau bahkan lupa gwe ikut sertakan dalam campaign gwe. bagaikan air dan minyak, kucing dan anjing, langit dan bumi, Rasio dan emosi gak akan pernah bisa dengan sempurna disatukan. Kalau sampai bisa, tepuk tangan berdiri di atas kursi gwe untuk kalian berdua sepanjang hidup gwe. Hallo! ini bukan penemuan sains atau pengembangan dari sebuah teori. Ilmuwan pun ga akan bisa menemukan jawaban dari curiousity gwe kali ini. Hal-hal abstrak tentang dan berkaitan dengan perasaan itu cuma bisa berjalan dan dijalani masing-masing individu yang mengalaminya tanpa rumus dan kalkulasi prevensi kegagalan atau bahkan after math setelahnya.

Kalaupun lo menemukan rumus yang lo pede bisa lo jadikan pegangan, sehingga di masa mendatang saat kasus serupa kembali terjadi lo berpikir akan lebih mudah meelwatinya? Yahhh, hate to break your heart, tapi gak segitu simplenya sih. Somehow, dari luar mereka akan terlihat sama dan lo akan mengatakan," Ahaaa.. gwe udah pernah melewatinya." Tapi lalu kenyataannya? Lo tetep aja akan susah payah melewatinya dan merasa hal yang lagi lo hadapi saat itu adalah yang terberat seumur hidup lo. Tipikal manusia, Klise. Dan lucunya lagi, hal-hal kecil kaya gini sampai sekarang gak bisa gwe pikir pake otak. rasanya gak klop aja, gimana gitu.. Gwe rasa professor kelas kakap di uni manapun juga gak akan bisa menjelaskan perfek semua tentang hal-hal yang berkaitan dengan mimpi, emosi, perasaan, kegagalan cs. Hmmph.. Sayang ya? sekaya-kayanya isi otak manusia, gwe rasa mereka tetap akan lemah gak berdaya pada saat jatuh cinta. (Oops!)

Anyway, anyhow, anything..
Ada satu kesakitan yang biasa terjadi di akhir kegagalan campaign yang pada kasus tertentu akan advance duluan ke tengah-tengah campaign dan membuat gwe berpikir seluruh upaya gwe akan gagal sebelum semua perjuangan berakhir. Jadi pada akhirnya, gwe akan masuk pada tahap menyerah sebelum berperang. Dan itu yang sedikit banyak gwe rasakan belakangan ini. Entah gwe kurang informasi atau gak pede atau gak bisa melihat sinyal-sinyal kemenangan yang seharusnya secara optimis gwe lihat, sampai-sampai gwe memandang begitu pesimis campaign gwe. Padahal kalo gwe sedikit memandang semuanya lebih positif, ujian sesulit statistik pun seharusnya bisa dilewatin pake tangan kiri dengan mata tertutup sambil loncat-loncat..


Huff.. Makin lama gwe makin merasa arah omongan gwe gak jelas. Inilah dilema-nya saat membicarakan perasaan, yang pada saat ini tertuang dalam tulisan, yang nanti mungkin akan membuat orang-orang yang membaca tulisan ini berspekulasi ada apa dengan isi kepala gwe dan "apa" "siapa" yang gwe bicarakan. Well leutz, gak mesti gwe publikasikan, karena disitu seninya. Gwe sendiri gak tahu yang gwe bicarakan. atau mungkin gak mau tahu, atau gwe tahu tapi pura-pura gak tahu, atau gwe tahu tapi gak mau ngasih tau.. hehehe. Enjoy..