Mar 25, 2009
Nostalgi sebuah imaji
Tema biasa yang akan sangat membosankan buat mereka yang jarang atau bahkan tidak pernah mengalaminya, Homesick, Heimweh, sakit rumah, sakit kangen, KANGEN!
Jadi, kisahnya, penyakit musiman yang saat ini rendah kadarnya itu menggoda gwe di tengah perjuangan gwe memahami jalan pikir Schönfeldt yang diterjemahkan dalam buku catatan mathematik: analysis. Awalnya, sebenernya cuma isenk aja. Di samping slentingan teman saya yang cukup nancep kemarin malam, " Sang, belajar lo! Nyantai-nyantai aja deh". Well, what can i say? I really dun have the mood, yet, I'd be very dissapointed to learn something that I really not into, then spending hours trying to understand it and come out with a zero result!Tapi apa daya, realita membangunkan gwe dari mimpi dan menstimulus otak gwe untuk kembali berpikir dan menyadari bahwa waktu gwe gak banyak untuk mempersiapkan ujian. Kira-kira 3 bulan lagi, ujian terbesar dalam hidup gwe sampai hari itu akan dilaksanakan. Di samping itu, gak ada salahnya nyicil stress sekarang dibanding menumpuk semua beberapa minggu sebelum ujian dan membiarkan jerawat-jerawat gak penting nyeplos di muka gwe seperti akhir semester lalu.hehehe..
Well, di sinilah terjadi "sakit kangen" yang luar biasa nikmat itu. heheh.
Kalo mood gwe lagi bagus, gak kesusu bin santai, gwe selalu menyertakan playlist di itunes selama belajar. Secara gak sadar, ternyata selama beberapa minggu ini, gwe mengumpulkan lagu-lagu perangsang kangen ke dalam playlist tersebut. Lagu- lagu yang pada dasarnya biasa aja, normal layaknya lagu-lagu lainnya, namun, somehow, lagu-lagu tersebut pernah menemani gwe, masing-masing dalam fase-fase tertentu dalam hidup gwe.
Katakan apa saja menanggapi hal itu, tapi memang gwe sangat memberikan apresiasi tinggi terhadap lagu-lagu dalam hidup gwe. Dan secara gak sadar, gwe kadang bisa mengingat satu masa lewat lagu, sampai gwe bisa mereka ulang kejadian-kejadian kala itu dengan sangat rinci. Misalnya, gwe inget banget, zaman-zaman UAN SMP, kira-kira tahun 2004 gwe lagi ngefans banget sama Sheila on 7. Dan setiap pagi selama UAN, lagu "Tunjukkan Padaku", khususnya, selalu gwe putar di mobil. Dan percaya gak percaya, lagu itu juga yang membuat berbagai macam power gwe yang terpendam bersemedi menunggu saatnya untuk keluar saat ujian. Jadi, ya.. bisa dibilang lagu-lagu yang gwe putar saat itu masuk dalam hitungan "bisa-bisanya gwe lulus hari itu.."hehehe.
Anyway..
Sejenak gwe terdiam, mood belajar gwe tiba-tiba drop (untung sudah banyak kemajuan), gwe iseng-iseng buka facebook nyokap mencari tahu apa yang baru... Ternyata eh ternyata, beberapa foto-foto baru, baru saja diupload ke situ. Foto-foto dokumentasi Lebaran keluarga Desember 2008. Biasa aja sih sebenernya, seperti uploadan rutin foto demi foto yang menunjukkan pertumbuhan adek-adek gwe yang sangat pesat diiringi kekecewaan gwe yang gak akan gwe maafkan, kenapa gwe gak ada bersama mereka saat mereka tumbuh dewasa. Tapi, kali ini, yang ini agak sedikit beda. Di luar foto-foto nyokap bokap dan 2 bocah pitik which happen to be my lovely missable brothers, gwe melihat beberapa sosok yang lama tidak gwe jumpai. Yup, sepupu-sepupu gwe, temen main gwe jaman baheula yang sekarang sudah berubah secara fisik. Mas ini, mbak itu, pakde siapa lah, bude anu, om anu, tante ono.. Semua terlihat berbeda. Dan saat gwe melihat mereka kembali, gwe merasa telah dan akan melewatkan banyak hal selama gwe di sini, melakukan sesuatu yang sampai sekarang berusaha gwe yakini bahwa ini aalah yang terbaik dan akan berujung sesuatu yang baik juga. Tapi..
Kangen dan segala komponen yang mendukung buat gwe menangis dan pengen pulang tetap menjadi satu hal yang gak bisa gwe lawan dan gwe bohongi. Gwe memang kangen, no matter what. Specially keluarga gwe.
Entah sudah berapa kali gwe gak bosen-bosennya nge'post tulisan bertajuk "Kangen", "Homesick", etc, tapi gwe gak punya pilihan lain sebaik menuliskanya bzw. mencurhatkannya di blog dan merasa terhibur sesaat malam ini. besoknya, ya kangen lagi.
Anyway..
gwe merasa hidup gwe beberapa tahun ini berubah menjadi unik dan dewasa. Mungkin didukung kondisi hari-hari di mana gwe harus menjalani segala sesuatunya sendiri, gwe bertransformasi menjadi seorang manusia mandiri yang terus berkembang. Gak tahu juga seberapa mandirinya gwe saat ini dan apakah itu bahkan sudah bisa disebut mandiri, tapi, yang pasti dan penting gwe merasakan perubahan dalam hidup gwe. Dan setiap gwe melihat foto-foto dari masa lalu, membaca-baca surat-surat dari masa lalu dan mengenang apapun itu dari masanya kala itu, gwe makin merasa beruntung gwe dididik seperti ini saat ini. Entah apapun tujuannya, yang mana belum benar-benar gwe pahami kenapa gwe dan adek gwe harus sampai di sini, jauh dari rumah.
Sedikit berfantasi, sambil bernostalgia gwe sempat membayangkan kejadian-kejadian beberapa tahun ke depan saat gwe dipertemukan kembali dengan mereka. Apa ya reaksi mereka melihat gwe? Hmm.. "Halo sang, udah lama ya gak ketemu, apa kabar?", "Eh, ini risang kan? inget gak dulu? Dulu pakde gendong kamu waktu kecil terus kamu jatuh guling-guling (berlebihan)", "Ya ampun! Risang gede banget sekarang! (gede, gendut, tinggi atau apa pakle??!) ", "Gimana di Jerman enak gak?", "Kapan kuliah selesai?", "udah punya pacar belum?" atau bahkan kalau saat itu gwe udah ketuaan:" kapan nikah??". haha.. beberapa klise, beberapa bosen gwe denger, beberapa terlalu fantasia. tapi nikmat juga rasanya membayangkan hal itu terjadi, sesaat gwe merasa akan menjadi spotlight di acara kumpul keluarga, karena gwe paling lama gak nongol di antara mereka.
Na ja.. Masih lama lah. saat ini gwe sih sedang asyik menjalani hari-hari gwe sebagaimanapun brengseknya sebagaimanapun indahnya.
Hey come on, im single and happy gitu lohh..
hehe..
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment