Lebih baik "Perjuangan tanpa akhir" daripada "Akhir tanpa perjuangan"..
Zufällig hab ich das im Facebook geschrieben.
Berapa kali gwe mencoba menghibur diri dan tetap menyalakan semangat gwe selama tiga-empat minggu ke depan. Gak kerasa, waktu yang gwe tunggu-tunggu selama setahun belakangan akan terjadi dalam 3 minggu. Satu kesempatan, dengan nyawa kedua gwe untuk menyelesaikan semua yang telah gwe mulai dan jalani, untuk sebagian kecil saja dari perjalanan besar dan panjang gwe.
Sedikit menggelitik dan menyentuh gwe, bagaimana tulisan iseng gwe yang gwe post itu ikut menyentuh beberapa orang yang ternyata peduli, concern dan ikut memikirkan gwe lewat comment dan "like"nya di facebook. Selama ini, konsep I stand alone dalam arti positif dan negatif masih sangat gwe pegang erat. Bukan lantaran gwe sebatang kara menghadapi apa yang harus gwe hadapi, i do have friends, i do got people i love.. melainkan karena gwe sedikit banyak tidak mau tergantung, terikat dan akhirnya terlena pada orang-orang yang menyisakan satu tempat dalam hidup mereka untuk memperhatikan gwe dan memberikan semangat untuk gwe. For God sake, they have their own life with its own obstacles, right? I just don't wan'na be pleasured while they're breaking down, unconciously exhausted because they're taking care of me all the time. And yet, I still do, stand alone facing all the thruth of my life.
Ujian? Mau berapa kali lagi ditulis, dipikirkan dan dijadikan bahan curhat colongan gwe?
Selamanya, ujian adalah momok menakutkan yang sangat menyita perhatian, waktu, energi dan kali ini emosi gwe. Dan sampai sekarang, gwe masih belum punya cara yang sehat "untuk menghadapi ujian dengan cara yang sehat". Ujian memang tetap satu warna dalam hidup yang harus dilewati tanpa pilihan. Satu bukti konkret dari pepatah "Point of No Return" atau "3 Hari Untuk Selamanya" (Refer to three days of damn FSP). Tapi, yah.. the hell.. Ich halte durch..
Anyway..
Beberapa hari yang lalu, gwe melihat banyak postingan foto baru dari teman-teman angkatan 20 Kolese Gonzaga yang baru menyelesaikan SMA nya. Sejenak gwe termenung, berkali-kali gwe memandangi foto dan wajah-wajah bahagia mereka dan mengingat gwe memakai toga itu 2 tahun yang lalu. Masa-masa saat gwe memulai perjalanan yang saat ini gwe lakoni secara batin dan fisik secara perlahan. Masa-masa melankolis dan berapi-api gwe, dimana gwe berjanji untuk menjadi seseorang dalam hidup gwe, untuk gwe dan orang lain. masa-masa yang saat ini gwe tanggapi dengan "Sang, ini saatnya! Ayo, Lakukan, You've walked this far!!!"
Sadar gak sadar, hal itu memotivasi gwe untuk meneruskan apa yang telah gwe mulai 2 tahun yang lalu, tepatnya, menyelesaikan apa yang telah gwe mulai, at least, sampai check point berikutnya. Perjalanan gwe masih panjang, masih akan lebih sulit, lebih menantang dan lebih berwarna.
Dan lalu,UJIAN hanya akan selalu menjadi sebuah "x" kecil dari rangkaian persamaan kuadrat dalam hidup gwe. Itu mudah, itu bisa dikerjakan, pasti bisa gwe lewati, dan akan berakhir indah (trösten mode on).
I got not much left to say, yang pasti, Gwe pasti akan dan bisa melewati ujian gwe, Ich verspreche euch, Ich geb mein Bestes!Und zwar... Ich tue es mir zuliebe xp..
Perjuangan gwe sudah di mulai awal Maret tahun lalu, Gwe hanya harus melanjutkan dan berjuang sedikit lebih mati-matian, lebih yakin dan confidence, melupakan semua jatuh bangun dan hasil buruk yang pernah gwe capai. Niscaya semua akan baik-baik saja. And like I said before, gwe pasti akan berjuang mati-matian tanpa akhir, Insya Allah. Lebih baik perjuangan tanpa akhir, daripada akhir tanpa perjuangan..
means.. Doing my very best to avoid the worst
I will get there somehow.. And I won't let anyone down, specially MY SELF..:)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment