Begitu banyak hal yang mengejutkan dalam hidup, beberapa sama sekali tidak dapat diprediksi kedatangannya, atau diperkirakan bagaimana menyelesaikannya atau kapan hal itu akan berhenti mengejutkan. Sebuah ciri dari kehidupan yang dinamis dan berwarna, begitu cara positif menyikapinya, sekaligus satu hiburan belaka untuk seorang diri yang mulai mencapai desperasi menghadapi dan mengalaminya.
Perlahan mungkin refleks akan membawa kita menuju masa-masa yang gwe sebut bangun dari jatuh. Tapi, memang gampang ya? Yeah, kenyataannya sih benar-benar viel arbeit, much to do sampai-sampai urut-urutannya bernatakan, dan semua tidak sesuai rencana, yang menuju pada bangun tidak pada waktunya, atau ekstremnya: belum bangun pada saatnya. Dan itu sangat mengerikan.
Banyak hal di dalam hidup gwe, dimana tuntutan untuk tetap fit, fired up dan fresh dibutuhkan tidak pada saat kondisi tubuh dan jiwa ada pada level itu. Contoh mudah? Ujian.
Banyak yang bilang, yang penting prosesnya, yang penting sudah berusaha, yang penting, inti dari suatu pendidikan adalah menimba ilmunya, bukan hasil finalnya. Tapi, coba deh sedikit melek dan mulai melihat realita kembali. hasil akhir itu memang nyata-nyatanya jelas dibutuhkan, dan hasil akhir itu menyimpulkan seluruh perjuangan kerja keras belajar, yang pada akhirnya sang dosen hanya akan tahu lulus atau tidak lulus, tanpa tahu kita sudah lembur bermalam-malam, mengulang, berlatih dan belajar+kerja rodi. Tidak gwe pungkiri, gwe merindukan masa-masa otak gwe begitu fit dan jernih sehingga tanpa harus dimaksimalkan, gwe bisa mencapai tingkatan hasil yang layak dan gwe inginkan. Well, it happened a few years ago. Tapi pertanyaan yang melintas saat ini adalah, apakah memang otak gwe yang mengalami penurunan performa, atau memang medan perangnya yang mengalami peningkatan difficulty, dan gwe masih kekeuh berpegang pada prinsip dan pola belajar yang lama, di saat semuanya cocok atau tepatnya cukup dilakukan dengan cara itu, di saat semuanya masih mudah atau bahkan terlalu mudah untuk gwe? Dan ironisnya, di saat gwe membutuhkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan abstark gwe, gwe malah terlalu sibuk kejar tayang mengejar ujian berikutnya. Di mana di tengah-tengahnya terselip aktifitas lucu "berusaha bangun dari jatuh" itu tadi.
gwe bukan orang yang mudah bangkit dari jatuh, seperti halnya membalikkan telapak tangan. gwe manusia biasa seperti individu-individu lainnya yang hidup dengan masalahnya masing-masing.Gak bohong, itu SULIT! Berusaha menerima sesuatu yang tidak bisa diterima? Wow, it is too much. or am i not "giving" to much for it?
Anyway, sedikit share gak penting..
2009, berawal untuk gwe dengan sebuah ramalan tentang begitu tahun ini menjadi jangkar tahun-tahun mendatang, dengan banyak kesempatan, pembaharuan dan hasil-hasil vital yang menjadi batu loncatan untuk loncatan berikutnya. Well, sama sekali tidak salah. Tapi gak berarti gwe lalu leha-leha nyantai dan menerima semua karena gwe tahu ramalan berkata demikian. I'm not that superstitious, yet, I'm still very realistic.
terlepas dari ramalan itu, generally..
Buat gwe, logisnya, pasti gak akan ada hasilnya, meskipun memang takdir berkata A tapi gwe berpangku tangan dan tidak melakukan apa-apa untuk mencapainya. Sama juga dengan pepatah, "Rezeki di tangan Tuhan". Yah, benar itu sodara-sodara! Rezeki, religiusnya adalah berkat anugerah, tapi kalau kita tidak berusaha? Mau dapet apa? mau makan apa? mau terberkati bagaimana lewat rezeki? Semua hal yang religius pun gwe yakini ada cara penanganannya di dalam realita yang melibatkan rasio dan perasaan yang seimbang.
Anyway, Kalau mau tahu, sejujurnya, tanpa gengsi ngomong dan basa basi..
Saat ini, gwe merasa terpojok dalam ruangan gelap, dan gwe masih takut untuk melangkah, bergegas bangun dan berlari, mulai mencari jalan keluar dari tempat yang tidak nyaman itu. Well, terdengar lemah dan gak berdaya, tapi memang, mungkin itu yang jujur gwe rasakan, meskipun masih dalam kapasitas gwe..
Beberapa hal memang sedikit banyak gwe lakukan, merenovasi ulang badan gwe secara fisik dan non fisik, melakukan semua kembali dengan cara yang benar, merevisi pola-pola yang berantakan dan berharap mendapatkan hasil maksimal dari perubahan itu. The point is, when i start to do everything correctly, It will bring me all the correct things in my life. Coz, nothing would go wrong if i did every single thing right
Tapi, kenapa ya, rasanya masih saja ada yang kurang, di saat gwe mulai melakukan hal yang salah menjadi benar lagi. Rasanya, speed gwe kurang dan gwe takut gwe tidak bangun pada saatnya. gwe berharap orang tua dan adik-adik gwe ada di sini. Tapi? Yah, itu fantasi yang baru (insya Allah) akan terwujud tahun depan. Mungkin kehidupan ini sedang menuntut kemandirian gwe, bukan hanya dalam hal merapihkan tempat tidur dan makan teratur, melainkan kemandirian secara emosi. Sendiri, sebatang kara, jauh dari yang tercinta, seharusnya tidak membuat gwe tumbang ketika dicolek sedikit. Mungkin itu maksudnya. Semoga gwe gak salah kaprah.
Sebulan waktu yang gwe punya sebelum gwe dihadapkan lagi dengan kertas ujian. Kali ini, ujian terpenting dalam hidup gwe sejauh ini. Ujian yang menentukan hidup dan mati gwe. Dan jauh di dalam hati yang terdalam, gwe yakin gwe bisa! Gwe mampu dan akan menghasilkan hasil final yang layak dan memuaskan. Tinggal sekarang, gimana caranya gwe mempertahankan persepsi itu, Trotz aller was..
Sedikit usaha dan effort lebih, Belajar, berbuat, berdoa, Kerja keras..
Niscaya! sudah seyogyanya manusia itu lulus ujian, lha hakekatnya sekolah memang lulus kok!! Seharusnya gak sulit mengikuti apa yang menjadi pandangan dan konsekuensi logis umum itu. Tinggal menjalani, melewati, tahan seikit sakit dan berani menghadapi realita, sekejam, sepahit, semenantang apapun itu. Niscaya.. niscaya..niscaya.. amin!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment