Nov 17, 2009

Brain Storming: Kuliah!

(FH~Fachhochschule~University of Applied Science)

Mengenyam pendidikan FH lama-lama tidak lagi terasa sebatas "sekolah", rutinitas belajar dan sebagainya, melainkan makin terasa seperti masuk arena penyeleksian.

Setelah gwe sadari, kejadian seperti ini tidak akan terjadi:
"Murid dipanggil ke ruangan dosen, dinasehati karena nilainya kacau balau lalu dihimbau, bahkan dibujuk untuk belajar lebih dalam rangka "bertahan hidup" dalam kuliahnya."

Lupakan sajalah kasus barusan, kemungkinan terjadinya sangat kecil atau bahkan nol!
Gwe rasa para petinggi dan pendidik-pengajar di FH gak akan peduli soal itu. Ribuan orang berebut kursi setiap semesternya, hanya beberapa ratus atau bahkan puluh yang berhasil diterima, yang mana merupakan hal normal dalam dunia perkampusan setiap semester baru. 

Point-nya, Mereka tidak akan pernah merasa khawatir kehilangan siswa. Atau takut mengalami penurunan kualitas mahasiswa nya, karena yang daftar kuliah di situ, ya mereka yang MAU melanjutkan sekolah. Yang dengan kesadaran sendiri mengambil keputusan "KULIAH"

Gambaran Masyarakat dan hasratnya akan Pendidikan
Kesadaran masyarakat terhadap pendidikan di Jerman sudah sangat "intelijen". Interpretasi: Pendidikan bukanlah kewajiban yang setiap lima tahun sekali diperbaharui "Panjang masa wajib belajar"nya. Pendidikan adalah PILIHAN dan Interest masing-masing individu, Seperti halnya, bekerja, militer, mengajar dan lain sebagainya. Tidak sekolah tinggi/Kuliah tidak dianggap sebagai kunci masuk ke dunia penuh keterbatasan berujung pada misalnya: kemungkinan kecil survive dalam persaingan di pasar tenaker dsb - a'la produk pemikiran sempit.

Yang pasti, sedikit banyak situasi dalam model masyarakat demikian, membuat dan menginspirasi individunya untuk menjadi "melek" akan hasrat mereka, ketertarikan dan apa yang mau mereka lakukan.

Pendidikan akhirnya jadi passion, menjelma menjadi seni yang sangat fein.

Ngomong-ngomong, ketertarikan gwe dalam bidang yang tengah gwe tekuni gwe rasakan makin lama makin memantapkan posisinya dalam diri gwe (sejauh pedenya gwe aja sih hahah), Gwe gak lagi mencari-cari apa yang sebenarnya mau gwe lakukan, dan akhirnya konkret : apa yang mau gwe ambil sebagai jurusan di Perguruan Tinggi.

Ekonomi, spesifik ~ Betriebswirtschaftslehre.
Ya, itu mau gwe, passion gwe, entah mengapa, gwe benar-benar tidak pernah bosan mempelajari dan mengetahui lebih sesuatu yang baru, update dan sebagainya. Beda seperti halnya waktu belajar PLKJ semasa SD! rasanya gwe seperti terpaksa dan malah DIPAKSA!
Sekarang ini? gwe melakukan karena gwe mau, gak ada yang maksa.

Anyway, inti ceritanya begini:
Gwe berharap, bermimpi, bercita-cita suatu hari nanti gwe akan jadi BWLer, dengan kemampuan yang memungkinkan gwe survive dalam berbagai situasi kompleks dalam perusahaan dan dunia per-bisnis-an. Lantas, saat ini yang harus dan bisa gwe lakukan hanya Kuliah! Ya! Itu Top Priority. Tapi tidak seperti dulu zaman-zaman sekolah di mana gwe mengejar kurang lebih target yang sama, (Lulus SD, Lulus SMP, Lulus SMA dan akhirnya punya target/keinginan supaya eligible untuk sekolah di jerman) di mana gwe harus melalui hal-hal (bidang studi) yang tidak gwe sukai juga , misalnya: PPKN yang berubah menjadi PKN atau PLKJ; Teori PENJASKES; atau Senam SKJ yang gwe masih gak ngerti mengapa terjadi dan diadakan.

Sekarang, gwe kebetulan melakukan semua hal (mata kuliah) yang gwe sukai, hanya saja, Gwe heran kenapa "TERTARIK" saja belum cukup, karena even saat gwe melakukan hal yang gwe suka, gwe masih mengalami kesulitan melewatinya, seperti "Tolong, Soalnya gak bisa dikerjain!" atau "Ini maksudnya apa yaa? Kenapa x begini, y begitu trus ada a, b dan c di situ. lantas P itu apa?".
Sulit Sodara-sodara!

Tingkat kesulitannya membuat gw kadang-kadag ingin jongkok di pojokan ruang kuliah sambil menutup kuping dan berteriak "Tolonggg!" (heh?).

Dan menyambung peryataan sebelumnya, Dosen-dosen itu tidak akan menyesuaikan soal ujian hanya untuk membantu mahasiswa seperti gwe, even saat sekelas pun gak ada yang bisa. Karena paradigma tentang pendidikan sudah benar-benar berbeda dengan yang biasa sudah gwe anut selama ini. Tujuan mereka membentuk dan kita dibentuk (ditambah survive di sana). kalau ada yang tidak tahan atau tidak mampu melewati proses dan ujiannya? Ya berarti anda bukan termasuk material kampus/jurusan ini. "Es tut mir leid".

Dan kalau saja,

Andaikan saja, misalnya saja, umpanya.... satu hari.....
Ketertarikan akan bidang tersebut suatu hari sudah terimbangi dengan kemampuan dan keberhasilan menembus proses belajar yang alot, datanglah satu masa yang disebut "Masa Ujian",
Rangkaian siksaan tiada henti yang menyerang sang korban terus menerus tanpa kenal ampun (heheh)
atau.. sedikit lebih denotatif (+/-):  
Masa di mana pelajar diharuskan menyelesaikan suatu permasalahan berkaitan dengan apa yang sedang ia tekuni, dalam waktu tertentu yang ditentukan, sesingkat-singkatnya.

Ujian ini, apropo, merupakan juga masa di mana statistika tidak berdaya lagi menghitung kemungkinan persoalan mana yang akan diujikan. Malah, Kadang kala, permasalahan yang diujikan, bahkan belum pernah sama sekali disinggung sang pengajar di kelas (biasa) atau tidak ada di dalam Skrip (mulai gak biasa) atau gak ada di Syllabus/Kurikulum (Baru luar biasa). Motifnya? Entahlahh! Bisa karena beliau sekedar iseng, ingin menyampaikan pesan tertentu (seperti: "Saya ini dosen Killer! Rasakan kalian!") atau memang "sakit" aja sih.

Setelah gwe akhirnya dalam satu titik desperado, frutrasi yang cukup melankolis melihat betapa sulitnya tertarik, belajar dan ujian bersinergi dan menghasilkan satu output yang positif, tanpa memutuskan salah satu syaraf kesadaran pelakunya (xp), gwe bisa mengatakan bahwa kasus sederhana di atas, yang  hanya merupakan, satu sudut sempit dari kehidupan pendidikan kampus yang luas... merupakan satu gambaran yang sangat tragis, yang rupanya menjadi problem dan dilema yang dialami mahasiswa di seluruh dunia, atau mungkin lebih khususnya di Jerman.

Ketertarikan saja tidak cukup! Butuh effort luar biasa untuk melewati proses belajarnya, ditambah ribuan persen kesiapan mental dan fisik menghadapi ujian dan.....

KEBERUNTUNGAN.

untuk mereka yang tengah mengalami, pelukan hangat dariku untuk kalian, tabah dan bertawaqal lah.. niscaya semua baik-baik saja.. hehe..

1 comment:

stellaaugustine said...

terlalu real dan terlalu miris gleichzeitig