Nov 13, 2009

Fantasi yang Beranjak Dewasa


"Aku mau jadi tukang sampah, Ma!"
(Sambil mendorong kursi terbalik yang gwe ibaratkan sebagai gerobak sampah)

Sejauh ingatan, gwe selalu berhasrat menjadi tukang parkir, tukang sampah atau tentara semasa kecil. KEREN! Benar-benar sangat menarik buat gwe kala itu. Kemungkinan besar, "kilau" seragam orange tukang parkir dengan peluit yang menggantung pada tali simpul di bahu, seragam kuning dan sepatu plus sarung tangan karet tukang sampah menjadi daya tarik utama bocah seperti gw, yang pada saat itu kerjaan favoritnya ngabisin yakult dan menyembunyikan tutup/segel-nya di lemari biar gak ketahuan mama (tiba-tiba menc**t aja xp). Intinya, gambaran bocah ingusan polos yang masih punya sense menganga kagum terhadap fast food dan sop gajih, minuman aneka rasa, warna-warna, awesomeness, super hero, batman dan baskin robbin.
Yah, cukup intermezo-djayusnya.
Anyway,

terlepas dari 2 profesi impian itu, menjadi tentara, yang akhirnya jadi (sebatas) obsesi gw sampai dewasa, punya appeal yang lebih dari dua lainnya. Seragam kemo loreng, baret merah, sepatu Lars hitam dan tali-tali webbing di mana-mana memang gak usah ditanya daya tariknya. Tapi selain itu, entah gimana dan dari mana asalnya, gw adalah patriot sejak kecil. Membela negara, sudah menjadi konsep abstrak yang sudah cukup eksis dalam masa kecil gw. Terlebih didukung hobi nonton film eksyen bersama Mbah kakung, mulai dari the A-team, Hunter, The Legend Continous, SWAT, McGyver dan lain-lain,
"Para "Pahlawan" Yang "menyelamatkan hari"

atau tanah airnya dari orang-orang jahat"
(Dideskripsikan menyesuaikan kemampuan gwe berpikir kala itu).

Tapi, mau gak mau, secara gak sadar mimpi-mimpi itu makin lama makin pudar dari pikiran gw, seiring gwe disekolahkan (dan akhirnya menyadari sendiri kebutuhan gwe akan sekolah,) pendidikan (khususnya dari sekolah)akhirnya "menawarkan" banyak kemungkinan Mimpi dan Obsesi baru (profesi) yang sesuai dengan ketertarikan gw, yang masih juga bisa menyalurkan patriotisme gwe tanpa mengesampingkan awesomeness a'la seragam orange, kuning atau kemo baret, dalam bentuk dan penyaluran lain tentunya.

Mimpi itu saat ini masih berkutat, bermanuver, berjuang mencari bentuk yang utuh, bukan sekedar sketsa dari kepala tanpa rencana jangka panjang dan kalkulasi resiko, konsekuensi dan embel-embelnya. Maksudnya, bermimpi, mewujudkan fantasi untuk berpindah dari posisi saat ini ke posisi mendatang (someday) memang satu "mainan siang bolong" yang mengasyikan, tapi akan menjadi sangat positively powerful, untuk kita sendiri maupun untuk orang lain (orang banyak), ketika dipikir, ditimbang dan direncanakan matang-matang secara rasional dan realistis.

Namun jujur, terlepas dari semua itu, gwe benar-benar tidak sabar untuk melihat diri gwe di masa depan mengerjakan sesuatu yang sungguh gwe sukai, di mana gwe bisa menuangkan hasrat dan kreatifitas gwe secara bebas dan lepas. Di mana bekerja merupakan satu "kesenangan dan kenikmatan", bukan sekedar satu kewajiban menyambung hidup (which is penting juga). Pasti luar biasa rasanya, hidup dalam satu passion tanpa keterpaksaan dan keraguan.

Kenyataannya? Well..
Jalan menuju ke atas memang masih sangat panjang dan berliku, mungkin jutaan hari panas-dingin, hujan-kering tidak terprediksikan masih ada di depan mata;
Gak tahu berapa puluh ujian, Vorlessung, Presentasi dan Tugas yang harus gwe jalani, lakoni dan selesaikan dengan semaksimal mungkin;
Entah berapa kali lagi gwe harus ganti sepray, bersih-bersih kamar, masak dan nyikat kamar mandi, atau
berapa kali lagi gwe bisa pulang ke tanah air sampai gwe mencapai tujuan:
"Mimpi + obsesi " = Cita-cita!

Kalau gwe menghitung dan membayangkan dan melewati hari demi hari bertanya-tanya kapan gwe sampai dan betapa membosankannya rutinitas yang harus gwe lewati dan jalani hingga gwe sampai di sana, gw hanya akan berpikir sebatas: berapa ratus kali lagi gwe harus mengganti sepray sampai gwe tiba di hari, gwe sampai pada tujuan.
Dan lalu, perjalanan ini hanya akan terlihat sebatas (seseru) mengganti sepray,

tidak lebih!

Sebaliknya kalau gwe mulai (belajar) menikmati,
menjalani dan "hidup" dalam segala rutinitas hari-hari gwe (even though membosankan)..
Tanpa sadar...
satu hari nanti, tiba-tiba gwe menemukan diri gwe sampai di sana,
menggapai, menggenggam dan mencapai mimpi..
Obsesi..
Cita-cita gwe...
di satu masa.

Niscaya.

No comments: