ABSTRAKSI
JERUK NIPIS PANAS
“Nikmati selagi panas“
Stress!
Suatu sore di bulan Maret, masa-masa di mana stress sedang marak sepertinya dalam kehidupan saya, Ujian akhir SMA, beberapa masalah personal, perpindahan fase, umph, tepatnya berakhirnya fase sekolah dan peralihan ke masa kuliah, Jerman dan Ujian Akhir, Ujian akhir, Ujian Akhir... Sepertinya, kepala rasanya penuh-stuck-status quo!
Stress. rasanya tidak ada definisi yang tepat lagi untuk kata tersebut. Sudah sejak entah kapan mengalami pergeseran makna yang akhirnya popular dalam refleks berbahasa sehari-hari manusia.“Gwe stress..“ „jangan ganggu, lagi stress!“ „Aduh bikin stress aja sih.:“. Yang pasti, detil perasaan kurang lebih: panik, khawatir, tidak dalam kondisi senang, moody, sugesti mudah masuk-khususnya yang negatif, seperti sakit kepala, sakit perut, dan sakit-sakit lainnya.Ujungnya, gak mau sekolah, mbolos, dll..
Lalu. Lalu.hmm.. Sebenarnya cukup sebuah solusi mudah yang dapat menyelesaikan segalanya. Kebetulan, saat itu kebiasaan saya saat stress yang sedang booming adalah, memakan-mengunyah sesuatu, meminum sesuatu. Jangan komentar,“kok aneh?!“, karena saya pun gak ngerti kenapa begitu. Mungkin, ada satu mekanisme psikologis yang bekerja, saat kita mengunyah sesuatu,atau lebih umum: menggunakan indra kita (dalam hal tersebut, indra pengecap) saat mengerjakan hal lain, otak kita akan terstimulus untuk lebih produktif dan menghasilkan sesuatu. Hmm.. Probably.menarik ya?hehe.
Sebuah solusi tidak terduga!
Dan lalu,kira-kira sekitar jam-jam maghrib, saya keluar kamar lalu menjelajahi isi kulkas (di situ biasanya pusat makanan dan minuman di rumah) yang ternyata kosong. Kalo tidak salah ingat, di dalamnya hanya ada beberapa buah jeruk nipis hijau, air dingin, beberapa jenis sayuran dan mentega. Wah.. Mau apa lagi, tanpa berpikir, Refleks, saya ambil jeruk nipis untuk saya peras. Dan, selang beberapa menit, dengan kombinasi 2 sendok teh gula dan air panas, wellaaa... jadilah suatu menu baru di sore hari saya.. JERUK NIPIS PANAS, begitu saya menyebutnya.
Hmmhh.. tidak saya sangka kala itu, lezat sekali! Ada rasa manis asam yang begitu eksotis (halah..!) dan ternyata itu efektif membunuh stress saya kala itu, gak percaya? Cobalah.. atau memang lidah saya yang memang agak sedikit penggemar asem sekali.. Biasanya, saya bisa melewati waktu berjam-jam dalam ketenangan batin dengan jeruk nipis panas, duduk di teras atau di meja tulis, sambil menikmati i tunes atau menulis-nulis dan terinspirasi akan sesuatu.ajaib! (yah gak juga sih..XD). Entah kala itu jawaban-penyelesaian dari soal-soal akuntansi, matematik atau sekedar brain storming untuk mewarnai hariku-Bagaimanapun, orang butuh suatu kasus sekedar iseng untuk dipecahkan dan membunuh waktu atau sebuah refleksi berkala untuk meningkatkan kualitas hidup (jieehh..wueekk..hee..)
Dan..saat ini, hmmm.. masa-masa itu sudah berlalu. Stress? Ohhh.. jangan salah.. stress masih sering datang menghampiri saya dalam bentuk lain yang „menarik“..haha.. dan jeruk nipis panas? Masih.. seperti saat pertama saya “menemukannya“. Masih nikmat, ajaib, favorit dan menginspirasi..
Dan agaknya saya terinspirasi menamai blog "pro"-amatir pertama saya ini sesuai nama “inspirator” saya, JERUK NIPIS PANAS.
Menulis?
Saat kecil, saya sangat senang menggambar,menurun dari mbah kakung.. namun lama kelamaan, setelah sejak SMP diarahkan, gamba-gambar saya kok sedikit banyak berubah aliran menjadi tulisan, sketsa-sketsa dan modifikasi tulisan-tulisan, frase-frase tertentu. Lalu, seperti remaja lainnya, jatuh cinta membuat saya jadi seorang pujangga “gombal” dadakan.terima kasih!haha. Entah berapa prosa dan puisi telah saya buat, namun sejak itu, saya menemukan chemistry yang ajaib dalam diri saya saat menulis. Rasanya, menyembuhkan dan yeaahh.. menghibur. Itu awalnya..
Lalu,
Suatu hari, saya meraih sebuah prestasi non akademis di sekolah, dan seperti biasa, ayah saya mendiskusikan hal itu, plus minus, evaluasi ringan untuk ke depannya dan yah, sedikit brain storming yang berkaitan dengan hal tersebut. Beliau mengatakan, “dulu, bapak juga pernah begitu…” dan hal itu terjadi beberapa kali, sering. dan bahkan tidak hanya dengan ayah saya, namun juga dengan ibu dan beberapa orang-orang “tua” lainnya. Saya sering bertanya,” terus waktu itu, gimana bisa begitu?”, dan jawaban mereka,”wah lupa ya.. itu udah berapa tahun lalu..” atau kadang saya berangan-angan, “masa sih, dulu mereka begitu?” (kurang ajar, memang saya..haha) Lalu, saya berpikir, sayang sekali mereka tidak punya dokumentasi foto atau diary yang merekam kejadian tersebut,untuk sekarang ditunjukan kepada anak cucu, sekedar cerita, referensi atau dongeng sebelum tidur (kegiatan favorit saya dengan alm. Wulfram Prihadi, sang Kakek favorit; cerita favorit: “ditangkap Belanda, saat mencari kayu bakar“.kapan-kapan ya..) Sejak itulah, saya mulai banyak menulis, apapun yang saya mau, merekam kisah-kisah yang saya alami, dengan harapan, suatu hari akan bermanfaat bagi saya dan mungkin... untuk generasi mini me atau, bagi orang-orang selain saya. Begitulah berkembangnya..
Dan inilah kelanjutannya…
ENJOY.
(Ingredienst:
Jeruk nipis panas,
Clarky’s bacon,
i tunes esp.the corrs,