Jun 25, 2008

Inside us (maybe)

Seems that I live in a world of human and social contact

Hubungan antar manusia. Dimulai dan diakhiri dengan sebuah, segengam,sebutir, seonggok, (apalah..) perasaan, setidaknya itu yang saya yakini. Kesan pertama, kesan terakhir.. pertemuan dan perpisahan.. Apa yang melatar belakangi semua itu kalau bukan suatu perasaan yang kaitannya akhirnya pada diri yang merasa.. Saat rasanya semua mendukung kesan itu.. Maka,”ya..”.. saat semua rasanya salah dan berlawanan ,maka, ”tidak! Selamat tinggal.. adios! Ciaoo!”. Dan kita berupaya dengan kemampuan manusiawi mempertahankan hubungan itu, sadar tidak sadar..mungkin..

Lalu,

Seems like we’re living in a world of guessing...

Setiap saat tanpa sadar kita menebak-nebak.. “apakah… yang kulakukan..berkenan baginya?” Tebakankah? Bisa jadi… atau mungkin memang selalu.. segalanya tentang orang lain yang dekat dengan kita, khususnya.. merupakan tebakan.. Terlalu takut mengucapkan segalanya.. terlalu khawatir tidak mengatakan secukupnya.. Karena mereka bilang,” Teman terbaik tak akan mengatakan segala sesuatu kepada sahabatnya?”. White Lies? Begitu terkenalnya frase itu... Kaitannya? Kejujuran... Begitu sulit kah itu terucap? Begitu beratkah topik itu saat kita bicara kejujuran.. apalagi kalau memang kita semua sudah tahu, semua yang berawal dari ketidakjujuran,akan berakhir sesuatu yang „biasanya“ tidak sesuai keinginan kita... slek... permusuhan.. perang.. pertikaian.. dll..sebut lah..

Sayangnya,

Seems the world has it owns effect…

Hal itu sepertinya masalah yang cukup mengganggu… Masalah yang layaknya “rahasia umum”.. ketidakjujuran… dilema dalam kehidupan sosial antar manusia,mungkin…dalam persahabatan, pastinya!, mungkin..dan berakibat pada perasaaan yang menentukan awal dan akhir itu… satu kali ketidakjujuran pun bisa merusak persahabatan puluhan tahun… dan sekali merasa akan ada satu durasi waktu yang memfasilitasi tindakan yang menjadi efek darinya.. ilang feeling (red: ilfil), muak, benci bahkan.. berapa lama? Tidak ada ukuran waktu yang pasti.. biasanya..

menunggu salah satu mengalah, atau seperti di film-film, sampai musibah mempertemukan keduanya di saat saling mebutuhkan, atau di saat salah satu iba, atau mungkin juga, tidak berkesudahan..

Dan,

Seems that all about the theories are bull shit..

Pada akhirnya.. Terlepas dari apapun yang di”teorikan”.. semua berujung lagi pada bagaimana akhirnya perasaan akhir itu memberi kesan terakhir pada yang bersangkutan.. Peduli amat soal bagaimana hal tersebut bekerja dan ber efek… Dan nyatanya.. mereka akan mengingat apa yang terjadi terakhir, bukan pada awalnya.. “hell with first impression.. what they did last is what I remember!”, they said.. “Beberapa sudah mengalaminya.. Beberapa sedang mengalami.. dan beberapa sedang menghindari mengalaminya.. “, begitu mungkin pola umum dari sebuah persahabatan, mungkin.

Apakah mungkin tidak ada di dalamnya sebuah altruisme dan ketulusan yang memang berakar dari hati nurani yang mencinta? Dan selalu soal what can i do to make u happy? Bukan, can i be just the way I am and we both still can be happy?

Seems that all about social contact and relationship are confusing.

Or is it us that confuse us?

Or is it just me? maybe?

1 comment:

sherinesky! said...

dan saya pun berpikir..ehemm it's so deep..so real, so close..visit my blog, and give comment please..!!