Apr 7, 2009

Executive Decision Execute my Decision

Kejujuran sebuah pikiran dalam momen pengambilan keputusan, apakah benar bisa dipercaya sebagai satu kebenaran, bukan satu ketenaran sebuah konsep yang selalu hadir dan terkesan keren dan terbungkus dalam kemasan yang menarik di kepala kita?

Seakan-akan "itu"lah jawabannya..
Padahal, bukan..
padahal iya..
padahal bukan iya dan bukan "bukan"..
bukan hitam bukan putih
abu-abu?
bukan juga?
Hijau? Apakah warna ini tersedia dalam pilihan?

haruskah radikal?
haruskah taat aturan dan mengikuti aturan main berpikir umum?
Resiko?
masing-masing ada, dan masing-masing berbuntut konsekuensi yang dibayang-bayangi penyesalan..

Keseimbangan..
Rasio dan perasaan,
Emosi dan fisik
Kejujuran dan kebohongan,
tersirat dan tidak bisa terbaca pikiran yang berusaha menerobos masuk mencari jawaban

Lalu datang lapang dada dan kebesaran jiwa ditambah kepasrahan,
yang melengkapi kebingungan pikiran dalam bentuk otak mungil,
yang tidak bisa mengenal bagaimana cara hal-hal bekerja dalam kehidupan.

Akhirnya,
Menjalani dan menjalani,
seakan semua tersimpulkan dengan sangat rapi
dan seakan semua terjawab dan diputuskan dengan tepat..
Akhirnya jadi omong kosong hari-hari,
sementara pikiran terus berpikir apakah keputusan itu tepat guna?

Demikian dilema sebuah keputusan yang bahkan tidak tahu apakah harus sekarang diputuskan..
Atau mungkin,
Tidak harus diputuskan?
Atau sudah pernah diputuskan..
Otak saja yang terlalu tua dan pikun untuk mengingatnya!

Kadang,
Lebih baik hibernasi selamanya, dan bangunkan saya ketika musim dingin usai!
Lalu melewatkan semua "kesenangan" ini?
Hmm, rasanya gak..

Lantas, putuskanlah sekarang sebelum semuanya terlambat!
Atau..
belum terlambat, masih bisa diputuskan!
Sama saja! Permainan kata-kata ini membuat saya akhirnya bingung mau menulis apa lagi..

No comments: