Oct 6, 2008

Curhat online!

Hari-hari belakangan, setelah liburan yang sungguh menyenangkan di Indo, rasanya, saya merasa sendiri lagi. Gak ada lagi mama yang minta anterin senam, atau Giri yang ngebangunin tiap pagi, Igor yang minta main game atau Bapak yang sekedar ngajak ngobrol. Gak ada lagi temen-temen yang ngajak nongkrong, main ke rumah, gak ada lagi Karin yang selalu aja ada surprise, yang menyenangkan diajak ngobrol, yang memeluk, menghibur dan membuat hari-hari benar-benar terasa superb. gak ada lagi.. at least for now..

Sekarang, waktunya kembali ke realita, suka gak suka, mau gak mau.

Kembali lagi ke Jerman, membuat saya sedikit flash back mengintip kejadian setahun silam saat saya dan Eindy pertama kali sampai. Sepanjang perjalanan, yang dirasakan hanya kesedihan meninggalkan orang-orang tersayang, bercampur euforia, excitement menyongsong hidup baru (halah!). Air mata yang rasanya menggantung di balik mata, kapan pun siap diturunkan. Gak taggung-tanggung, 3 hari pertama, saya sudah kangen mama, dan menangis di telepon.

Tapi kemarin beda. Mama sempat bilang, "Kamu pergi taun kemarin, rasanya lebih berat buat kami. Sekarang kami lebih lega kamu sudah di sana. Dan mama yakin kamu pasti kan balik lagi?". Pernyataan sekaligus pertanyaan yang sebenarnya cukup diucapkan dengan kalimat, "Sang, balik lagi ya tahun depan..".hahaha... hope so, mum.. Lalu, Karin
juga bilang," Kok rasanya kayak kamu gak pergi jauh ya? Kayak cuma pergi kemana..; Aku memang sedih ditinggal lagi, tapi aku sudah bisa mengontrol..". Kesannya, memang sudah akan dan mungkin memang sudah jadi rutinitas perpisahan ini dan saya kembali dan hidup di Jerman. Gak dipungkiri, saya memang sedih meninggalkan mereka (lagi dan untuk kembali). Cuma, somehow.. kali ini, saya bisa lebih lapang dada untuk pergi, lebih bersemangat dan lebih yakin kalau memang ada orang yang benar-benar sayang dan bangga. Dan itu poin yang penting untuk saya pegang dalam menjalani hari-hari di sini.wew..hehe..

Well, masuk lagi, keadaan agak berbeda jauh dari semester lalu. Teman-teman sudah pada mencar di Kurs masing-masing. Saya disisakan bersama dua teman sekelas semester lalu yang kurang akrab dengan saya. Dan gak salah lagi, mereka berasal dari benua Amerika (Latin) yang notabene memang sangat eksklusif, mengelompok, dan tidak pernah dekat dengan saya, kecuali beberapa teman cowok yang memang dekat dengan saya sejak awal. As a summary: I'm alone again! Tapi, gak akan pernah saya lupakan kata-kata DR. Melchior semester lalu: "Aller Anfang ist schwer.." artinya, semua awal memang sulit. Tinggal bagaimana caranya meyakini kalimat itu dan mulai menghayatinya dan menjalankan hari demi hari di sini.

Übrigens, ujian tengah semester bulan depan, gak seperti di Indo yang kejar tayang, di sini semua sudah fix dan well prepared. Dosennya! Saya masih belum! wakaka.. Semoga pada waktunya saya siap, karena jujur aja, ujian meskipun hakekatnya memang pesertanya lulus (kecuali ujian2 yang pesertanya dikuota untuk mendapatkan tempat tertentu) tetap aja sulit. "Many people has suceed, but there's also some who's failed. Mending sekarang denger pahit-pahitnya dulu aja deh sang! Karena, lo pasti siap ngadepin itu pada waktunya..." Percaya atau gak, itu yang saya ucapkan dalam hati sebelum tidur. dan percaya ato gak, pertolongan Tuhan tuh ajaib dan somehow loh.. Huff...

Hal lain, Homesick? Yah.. gak mungkin gak ada. Tapi memang skalanya lebih kecil, frekuensi lebih sedikit dan kontrol sudah lebih ahli.hehehe.. meskipun masih saja sampai hari ini melakukan ritual-ritual bodoh mengobati homesick, seperti memandangi foto-foto orang rumah, memeluk baju karin sebelum tidur atau nangis sesenggukan sambil teriak mama!mama!.. yang terakhir gak..hehehe..well.. it's a painfull thing that makes me though! so let it happen and i'll enjoy it somehow.. wew..

Nah.
Tinggal sekali lagi.. menghadapi realita, mengingat ada "mereka" di belakang dan melakukan segalanya semaksimal mungkin. Sisanya, serahkan pada Tuhan. Beliau lebih tahu rute perjalanan hidup saya... So Help me God!

No comments: