Jan 20, 2009

Satu saat langka dalam hari-hari gwe, gwe berharap, semua orang mengikuti hari-hari gwe dan bersimpati sama gwe. Mereka, secara umum, mereka yang diharapkan dan mereka yang biasanya begitu. Tapi pada kenyataannya, gwe cuma akan bersimpuh menangis berteriak dan memohon, tapi, dunia tetap akan berputar sesuai porosnya gak pedulikan manusia seperti gwe yang butuh sedikit pelukan, melamun sendiri, merasa sepi di dunia yang penuh manusia dan perhatian. Kehangatan di kala dingin, keteduhan di saat hujan, senyum di kala sedih dan perhatian di kala sepi sepertinya harus gwe tanggapi sedikit sebagai sesuatu yang mulai maya dalam hari-hari gwe. Dan dunia ini, bukan cinderella story yang membuat kita terharu manja menyaksikan kisah dongengnya yang voll fantasy. Dan memaksa membuka mata, terlepas dari air mata yang mengering dan perih, lalu belajar menyadari semua itu, untuk selanjutnya berusaha bangkit setelah jatuh tetrimpa semua hal yang tidak pernah terpikirkan dan akhirnya memulai langkah berani menjalani itu, melupakan semua perilaku dan siksaan manusia-manusia yang kadang gak sadar berhadapan dengan manusia, bukan binatang, adalah SULIT.

Entah.. bagaimana mekanisme dari recovery semua kesedihan dan sakit, yang pasti gak semudah membalikkan telapak tangan. Dan gak sesederhana recovery sebuah penyakit atau cidera setelah main bola. Bahkan itu saja sudah complicated untuk dimengerti. Segala vonis dan hipotesa, prediksi dan bayangan secara medis pun bisa salah dan meleset. Bisa berujung kesembuhan total yang membahagiakan atau.. berakhir sakit yang gak berkesudahan, kelumpuha atau bahkan kematian kekal.

Dan sekarang, adakah seorang dokter yang bisa menjelaskan dan memvonis apa yang terjadi dan akan terjadi dengan perasaan gwe? Emosi gwe? stabilitas gwe? Di saat gwe bahkan jadi gak kenal diri gwe sendiri, saat berusaha memisahkan semua rasio dengan perasaan. Seakan berjalan dengan mata tertutup, semua ini gak jelas gimana kelanjutan dan efeknya. Saat gwe jatuh masuk ke dalam lubang yang dalam di saat yang benar-benar gak tepat, gwe gak tau mesti gimana. Mencari sisa-sisa harga diri gwe yang tersebar kemana-mana dan sisa-sisa energi yang darurat gwe butuhin secepatny auntuk tetap bertahan hidup.

Gwe ga akan bisa mengerti apa yang terjadi dan mengapa itu terasa sangat menyakitkan dan menyiksa. Gwe juga bosen ngomong semoga begini, semoga begitu.. Gwe gak tau apa yang mesti gwe lakukan, haruskah gwe berdoa memohon, haruskah gwe berpasrah, berjuang atau bertanya-tanya mencari jawaban? saat ini perasaan gwe bercampur aduk, membenci, mencinta, meratapi, menangis, melongo... Gwe daritadi berusaha menganalogikan sakit hati gwe dengan ditendang pake sepatu lars di muka dan di perut, atau ada yang lebih buruk ya?

Gwe gak tahu harus gimana, dan gimana jadinya gwe. God help me.. Bukakan mata gwe dan biarkan gwe menangis melihat kenyataan yang pahit, tapi angkat gwe bangun dan paksa gwe berjalan melalui semua ini dengan tegar..

2 comments:

sherinesky! said...

sang, i do care, but God care more than i do. He loves you beyond description. even gondrong cares about you too..

sang, love takes time to heal..be open to change, and move on. mungkin sekarang semuanya terasa berat dan masih belum terlihat hikmahnya, tapi lu gak sendiri, trust me you never are. ayo kita jalanin ini sama2, kalo lu cape, bilang gw..ntar gw gendong..

tenang aja, you ain't heavy, you are our brother..

Risang "Darto" Seno Sidik said...

kalian memang selalu ada buat gwe :)...