Jul 16, 2008

Curhat Malam, ditemani jeruk nipis panas a'la cafetaria

Kira-kira tepat setaun yang lalu, saya mengalami patah hati yang luar biasa, bisa disebut, patah hati of the year mungkin.. Sampai sekarang rasanya masih tidak terlupakan, wahh! pokoknya ibarat luka disiram air garam, sakitnya masih kerasa perih sampai sekarang. Hari ini, entah mengapa saya merasa rangkaian kejadian-kejadian yang insidentil, tidak sengaja, dan sifatnya seperti tiba-tiba, membawa saya, atau lebih tepatnya mengajak saya sedikit napak tilas ke jalanan tempat saya mengalami patah hati of the year tahun lalu.

Dan, patah hati tidak pernah menjadi satu hal yang mudah dihadapi. Selalu, dengan setiap kecenderungan emosi masing-masing, penderitanya akan merasakan sakit yang luar biasa dan bekas yang bahkan
gak ilang-ilang. Kadang juga, saya merasa.. Ada baiknya, manfaat yang somehow lah, dari mengingat, mengenang masa-masa sakit karena patah hati itu. Setidaknya, lagu-lagu di ipod yang biasanya terdengar membosankan akan menjadi sedikit meaningful, dan sangat enak didengar, hahaha.. karena bagi saya, rasanya, saya punya lagu sendiri yang entah bagaimana caranya, merekam peristiwa-peristiwa dalam hidup saya. Contohnya, dalam kasus patah hati ini, saya punya soundtrack: Sway nya Bic Runga, The Hardest Day dan All About Loving You: top three on chart! dan setiap saya mendengar lagu tersebut, saya pasti akan memvisualisasikan sebuah atau beberapa kejadian yang bersangkutan. Dan saat seperti ini, saat saya mengenang suatu masa, laguyang bersangkutan akan membawa rekaman memori yang sangat jelas di kepala saya. Dan rasanya, somehow.. refleks lagu dan rekaman masa lalu ini sangat membantu saya melewati masa-masa seperti ini.

Sayangnya, ini masa-masa ujian! nah!

Gak pernah dalam sejarah saya, saya gak
nervous waktu ujian. Selalu, ujian sekecil apapun, saya gugup dan berpotensi black out waktu menulis. Beberapa hal yang saya anggap preventif adalah melakukan kebiasaan atau RITUAL SEBELUM UJIAN, misalnya: makan pisang, berawal dari waktu bocah, saat masih rajin ikut turnamen-turnamen tennis, saat itu, tennis adalah hal yang paling saya cintai rasanya, lebih dari apapun. Nah, Berkaitan dengan jadwal pertandingan yang mepet, dan suplai energi yang tetap harus full, ayah-ibu saya mengakalinya dengan mendopping saya dengan pisang, karena konon katanya, pisang mengandung karbohidrat yang sarat kalori. Benar atau tidak? tidak tau ya, yang pasti hal itu sudah menjadi sugesti saat ini. Tingkat keampuhan teknik ini dalam menghadapi ujian? Skala 1-10, yah, 7 sampai 8.=).

Lalu, mematikan
hand phone. Well, i'm not actually that kind of guy. Gak pernah rasanya seumur hidup saya bener-bener niat mematikan hand phone untuk alasan apapun, kalau itu terjadi, berarti memang ada sesuatu yang ingin saya capai atau hindari atau apalah. Prinsipnya, saya tidak pernah merasa terganggu dalam kondisi seserius apapun, entah kenapa, bahkan kadang, saya tidak pernah terusik apabila saat ujian ada gangguan berisik. Rasanya saya asyik saja dengan diri saya sendiri apapun yang terjadi di sekitar saya. Contoh konkret, saya penggemar film perang, dan saya akan menontonnya dalam kondisi apapun. banyak yang berkata, "gwe gak bisa makan setelah nonton saving private ryan: adegan Omaha beach.", dengan banyak adegan yang agak sedikit sadis dan "Eewhhh.." sekali. bagi saya, gak masalah, entah kenapa, selera makan saya tidak terganggu sedikit pun ketika menyaksikannya. Banyak yang merasa, masa-masa ujian, masa-masa isolasi, bagi saya, tidak selamanya begitu. sedikit menjauh dari sosialisasi, okey, tapi isolasi tidak pernah menjadi cara ampuh mempersiapkan ujian. I'm actually still open for a little distraction. Apalagi dari orang-orang yang saya cintai, keluarga misalnya. Gak ada tuh, jangan sms apapun selama persiapan ujian.. Saya gak pernah dapet essence nya.. Tapi... hmm.. entah mengapa, ujian kali ini jadi momen pertama saya benar-benar mematikan hand phone. Ask me why? i wish i knew... Episode mengenang patah hati kali ini rasanya memaksa saya sedikit lebih kreatif dengan persiapan ujian.

Nah, ngomong-ngomong ujian, 18 Juli, pk. 08:30 akan jadi momen yang beda dari hari biasa selama ini, saya sudah lama tidak mengalami situasi ujian dengan
euforia sebesar ini. terakhir? ujian nasional setahun silam rasanya.

Dan, hmm.. Satu semester di
vorkurs bagi saya, Masa refleksi luar biasa. masa pendalaman bahasa luar biasa, masa adaptasi luar biasa, masa pemantapan mental luar biasa.. Benar-benar.. masa yang luar biasa.. Saya ingat ketika saya tidak berhasil mencapai target kala aufnahmeprüfung masuk semester 1 WW dan menangis. Seorang kumpel, Sherine, menghibur dan membuat saya yakin saya akan menempuh jalan 3 semester studienkolleg, dan tidak mengambil tes di kota lain. Apalagi, konon kabarnya berdasarkan statistik, i don't know, SK Coburg disinyalir sebagai studienkolleg yang termasuk paling baik di jerman dan terkenal susah masuk susah keluar. Beberapa berkata, "gila kali si risang." beberapa berkomentar,"ada jalan lebih gampang kok malah milih yang susahan."Tapi masih ada yang mendukung dan berkata , "Sang, it'd be fun and good!", termasuk diri saya sendiri, dan segenap pasukan keluarga yang bersorak untuk saya..haha.

Kenapa tidak?? saya pikir.. Sudah sejak lama saya menginginkan hal ini, dan bila keinginan saya untuk dapat lulus dari studienkolleg Coburg harus seperti ini,
why not? Banyak jalan menuju Roma, saya hanya melewati yang sedikit licin dan berbatu-batu. dan Somehow, I took the chance, and i don't regret it. It worth every second i'm here. Dan uniknya, perkembangan saya secara teknis bahasa atau adaptasi budaya dan hal lain, benar-benar terasa dalam pandangan saya. Entah bagaimana hal ini bekerja. Tapi..it did... Saya bersyukur saya pernah mengalaminya dan semoga saya tidak akan pernah melupakannya.

Banyak yang berhasil, tapi ada pula yang gagal, begitulah cara "ujian" bekerja dalam hidup saya. Semoga ujian ini menjadi satu momen yang baik untuk sedikit menaikan mood ketika saya menerima hasilnya tanggal 21. Tapi, yang lebih penting.. Rasanya, saat ini, sepanjang mempersiapkan ujian, saya tidak peduli dengan perasaan yang sedang bergejolak dalam batin saya, yahh.. sedikit, tapi saya masih bisa mengatasinya. Lagipula, sudah waktunya bisa membagi perasaan dan rasio sesuai tempatnya tepat pada waktunya dibutuhkan. Dan ini juga ujian untukku. Banyak ujian, banyak hasil, evaluasi yang sangat berharga artinya, pendewasaan, progres, perkembangan ke level yang lebih tinggi. Wish me luck, i'll kick some ass.XD

No comments: