Bagaimana seorang dia menjalani hari demi harinya menahan rindu dan perih, menerima kenyataan buah hatinya jauh dari jangkuan pelukannya?
Sama sekali tidak terpikirkan di kepalaku di kali pertama meninggalkan "rumah". Yang terlewat di benak hanyalah, betapa begitu sulitnya kaki mengikuti sisa-sisa keberanian melangkah melalui pintu gerbang keberangkatan Soekarno-Hatta, menuju ke pesawat yang akan membawaku ke petualangan hidup baru. Perjalanan baru, Satu fase penuh perjuangan, namun kali ini tanpa ayah dan ibu melihat lajuku dari kejauhan.
Sesaat setelah aku masuk ke dalam lembaran baru itu, aku terpisah jarak dan waktu dengan mereka untuk jangka waktu yang lama. Entah kapan aku akan bisa pulang kembali melihat mereka. Pada saat itu, segalanya begitu sulit bagiku. Pergi, melepas, meninggalkan, mesi untuk kembali. Rasanya, seharusnya tidak ada satu pun manusia di ruangan itu yang melepas kepergianku, yang merasa lebih sedih daripadaku.
Butuh waktu bertahun-tahun untuk menyadari, ternyata, ada seorang di ruangan itu yang mungkin merasakan sakit, pedih dan haru lebih daripadaku. Ia yang selalu melihatku sebagai bayi mungil yang beranjak balita, berusaha berlari dengan kaki mungilnya. Ia yang mengingat jelas suara tangisan seorang bocah kecil minta dibelikan mainan, yang selalu mengingat setiap detik bayi kecil itu tumbuh besar. Satu sudut pandang yang tidak pernah aku pikirkan, yang tak pernah aku lihat, yang hanya akan tersimpan sebagai satu kenangan indah seorang ibu .
Rasanya sulit dipercaya kalau ternyata wanita yang sangat tegar itu, begitu merindu sehebat yang kurasakan. Bagaimana pun, suaranya selalu terdengar ceria di telepon, menenangkan, menyenangkan dan menghangatkan. Canda tawanya menghalau semua risihku terhadap rutinitas yang membosankan, sakit yang begitu mengganggu atau tangis patah hatiku sekalipun. Menyembunyikan segala tangis rindunya dan rengekannya memintaku untuk pulang. Satu keajaiban yang sama sekali tidak masuk akal bagiku, bagaimana seseorang bisa menunda tangisnya, hinga telepon dimatikan, dan aku tertidur nyenyak dinina-bobokan suaranya.
Pemahaman kasih yang belum atau mungkin terlalu sulit aku pahami, di saat seseorang berani memberikan seluruh hidupnya untuk orang lain yang begitu ia cintai, melebihi apapun di dunia. Suatu perwujudan cinta altruis yang begitu mustahil tercipta di tengah perkembangan dunia yang mulai saling membenci. Secercah cahaya di tengah kegelapan yang menenangkan. Satu kekutan yang membawaku dari hari ke hari untuk terus bertahan seburuk apapun yang kualami, sepahit apapun yang kujalani.
Satu sosok yang selalu akan terpatri sebagai wonder woman di lubuk hati yang terdalam.
Selamat hari ibu!
Ditulis pada peringatan hari ibu, 22.12.2009.
Dec 29, 2009
Dec 13, 2009
Sari Pati Sisa-Sisa Idealisme
Suatu keyakinan yang begitu kuat dan sakral mungkin akan tumbuh kapan pun di manapun, bahkan ketika dalam perjalanannya pun ruang gerak untuk memunculkannya begitu sempit dan terbatas. Ini adalah kecenderungan, refleks manusia yang tendensial ketika terjebak, terhimpit sesak dan membutuhkan sedikit udara segar untuk kembali berhasrat menempuh apa yang sedang mereka tempuh.
Keyakinan adalah produk suatu pemikiran yang lugu dan polos, begitu orisinil dan natural, tidak terpolusi segala macam imajinasi, senggolan dan godaan perkembangan zaman yang arusnya begitu cepat mengalir, membawa individu ke satu model kehidupan modern yang mereka dambakan, atau malah menimbulkan ketidaknyamanan hidup bagi beberapa individu yang masih mendambakan masyarakat yang "tetap madani".
Sebuah permainan psikologis pikiran, yang seiring berkembangnya dunia dan nutrisi menjadi lebih dari sekedar alat pemecahan masalah. Kepala manusia sudah dipenuhi dengan berbagai sarana multi-tasking yang begitu canggih dan kompleks, di mana dalam prosesnya, intrik, skandal dan konspirasi menuntut diperhatikan dan diikutsertakan. Dunia bukan lagi taman eden dengan peraturan sederhana tentang buah terlarang. Dunia sudah menjadi arena bermain luas dengan berbagai wahana yang siap mengguncang hidup kita. Salah naik? Resiko ditanggung penumpang!
Kejelasan dan kepastian, akhirnya memperkenalkan diri sebagai satu hasil proses dari pemunculan keyakinan dalam pikiran seseorang, sebagai suatu sugesti yang coba diracuni secara positif ke dalam pikiran, kadang malah lebih tidak manusiawi dan lebih absurd dari filosofi berdoa, beriman dan beragama. Bagaimanapun, statistiknya, kejelasan dan kepastian adalah sesuatu yang terlepas dari keyakinan sekuat apapun, suatu happening yang kecil peluang terjadinya = langka!
Ketidakjelasan dan ketidakpastian sebuah Kejelasan dan Kepastian menjadikan keyakinan seperti sebuah fenomena langka yang membutuhkan effort ekstra saat memunculkannya. Satu cerita baru kehidupan manusia di era berkembang, yang belum ada triknya. Bagaimana pun juga, semua hal di dunia ini punya trik penyelesaian masing-masing yang ratusan tahun lalu tidak bahkan terlintas di kepala para cendekiawan.
**
Keyakinan adalah produk suatu pemikiran yang lugu dan polos, begitu orisinil dan natural, tidak terpolusi segala macam imajinasi, senggolan dan godaan perkembangan zaman yang arusnya begitu cepat mengalir, membawa individu ke satu model kehidupan modern yang mereka dambakan, atau malah menimbulkan ketidaknyamanan hidup bagi beberapa individu yang masih mendambakan masyarakat yang "tetap madani".
Sebuah permainan psikologis pikiran, yang seiring berkembangnya dunia dan nutrisi menjadi lebih dari sekedar alat pemecahan masalah. Kepala manusia sudah dipenuhi dengan berbagai sarana multi-tasking yang begitu canggih dan kompleks, di mana dalam prosesnya, intrik, skandal dan konspirasi menuntut diperhatikan dan diikutsertakan. Dunia bukan lagi taman eden dengan peraturan sederhana tentang buah terlarang. Dunia sudah menjadi arena bermain luas dengan berbagai wahana yang siap mengguncang hidup kita. Salah naik? Resiko ditanggung penumpang!
Kejelasan dan kepastian, akhirnya memperkenalkan diri sebagai satu hasil proses dari pemunculan keyakinan dalam pikiran seseorang, sebagai suatu sugesti yang coba diracuni secara positif ke dalam pikiran, kadang malah lebih tidak manusiawi dan lebih absurd dari filosofi berdoa, beriman dan beragama. Bagaimanapun, statistiknya, kejelasan dan kepastian adalah sesuatu yang terlepas dari keyakinan sekuat apapun, suatu happening yang kecil peluang terjadinya = langka!
Ketidakjelasan dan ketidakpastian sebuah Kejelasan dan Kepastian menjadikan keyakinan seperti sebuah fenomena langka yang membutuhkan effort ekstra saat memunculkannya. Satu cerita baru kehidupan manusia di era berkembang, yang belum ada triknya. Bagaimana pun juga, semua hal di dunia ini punya trik penyelesaian masing-masing yang ratusan tahun lalu tidak bahkan terlintas di kepala para cendekiawan.
**
Dec 10, 2009
Mengapa?
Pertanyaan tentang hidup dari jiwa yang bermimpi, berharap dan menanti. Berserah pasrah pada Kehendak satu sinergi ilahi yang universal, menjalani tanpa pamrih segala tawa dan siksa, sebagai abdi setia keajaiban dunia, yang bagai bernyawa begitu dinamis mengukir kisah dengan tinta emas takdir. Begitu indah, begitu besar tak terbaca mata manusia yang begitu kecil, memandang titik gelap pada sebuah lukisan elok dirinya.
Pertanyaan tentang hidup dari jiwa yang bermimpi, berharap dan menanti. Berserah pasrah pada Kehendak satu sinergi ilahi yang universal, menjalani tanpa pamrih segala tawa dan siksa, sebagai abdi setia keajaiban dunia, yang bagai bernyawa begitu dinamis mengukir kisah dengan tinta emas takdir. Begitu indah, begitu besar tak terbaca mata manusia yang begitu kecil, memandang titik gelap pada sebuah lukisan elok dirinya.
Nov 28, 2009
Natal, di mata seorang bocah kecil
Tangannya perlahan keluar dari persembunyiannya dari dalam saku mantel, meraba tetesan salju yang jatuh ke atas telapaknya, sembari menatap langit penuh heran, "Dari mana ya mereka datang, mengapa baru kali ini aku bisa melihatnya?".
Seperti tidak terjelaskan lagi bagaimana natal akhirnya menjadi satu peristiwa besar,bagai sebuah mimpi, dalam diri satu orang bocah kecil, yang begitu mengagumi miniatur gua natal dan lilitan lampu natal pada sebatang pohon plastik. Ia adalah penggemar berat sang bayi kecil di atas palungan.
Mimpinya sebagai seorang bocah adalah bersyal dan bermantel tebal di bawah langit terang yang meurunkan salju-salju kecil, tersenyum takjub, kagum akan pernak-pernik lampu natal dan pasar natal raksasa yang belum pernah ia lihat sebelumnya, berikut lautan manusia yang saling bergandengan tangan, tertawa hangat di tengah dinginnya malam natal.
Aroma mandeln dan berbagai waffel seakan begitu menggoda. Ia akan berdiam di depan kedai tanpa merasa kekurangan apapun, dengan pandangan polosnya memperhatikan lalu lalang orang masuk dan keluar menggenggam sebungkus hidangan harum menggugah selera. Lidahnya mengecap, terbawa suasana, membayangkan bagaimana rasa kue hangat yang ia bawa?
Bunyi lonceng besar dari menara gereja raksasa di atas kepalanya, ditemani atraksi musik para seniman jalanan, yang beraksi dengan akkordion, saxophone dan biola nya, seakan berpadu mesra menjadi daya tarik yang luar biasa, menghipnotis jiwa puluhan yang tanpa sadar berdiri mendengarkan, layaknya satu konser, dengan secangkir kopi panas di tangan mereka. Menikmati tanpa akhir, lupakan segala rutinitas, lelah dan macet esok hari, seakan-akan, libur tak 'kan berkesudahan.
Bukankah akan luar biasa, berada di tengah peradaban yang menghargai dan merindukan natal layaknya sebuah pesta penyambutan besar yang begitu sakral dan syahdu. Alangkah indahnya, melewatinya setiap tahun, dan terwujudlah mimpi natal kecilnya, nyaris sempurna. "Tuhan kabulkanlah doaku..", mohonnya dengan tulus. Begitu pasrah ia berdoa membagikan impiannya kepada yang ilahi, berharap suatu hari inginnya akhirnya diberi. Ia hanya belum mengetahui, satu hari nanti, jauh setelah hari ia memohon, fantasi kecilnya itu akan terwujud menjadi kenyataan.
Pada satu masa di mana ia menghabiskan natalnya dari tahun ke tahun dalam imajinasi masa kecil yang menjadi kenyataan, ia terpisah jarak dan waktu dari semua yang ia cintai, rumahnya, keluarganya, pohon natal mungil plastik dan gua natal mungil dari koran...
Satu bagian kecil yang tidak pernah ikut dalam imajinasinya sebagai bocah cilik, Arti sebuah malam natal yang lebih besar dari sekedar salju putih, aroma mandeln atau gesekan biola pemusik jalanan, cinta kasih dan kenyamanan berada di tengah-tengah yang tercinta di malam natal.
Ia merindukan rumahnya, di mana natalnya "telah" sempurna.
Nov 19, 2009
Don't let your light fades away from you,
Go on! Run as fast as you can!
Go find what you've been looking for,
Go reach what you've been dreaming of,
Go get what you've been craving for..
Never look back, hey..
I'm not there anymore
I'm watching you, still.. from behind,
From the place you can't see, from a place you wouldn't see
Smiling, every time you laugh and triumph,
Crying, every time you break, sad and lost,
Praying, every day of every night..
That you'll always be fine and be blessed
That you'll be better every day in every way
That you'll get the best that you deserve..
Go on! Run as fast as you can!
Go find what you've been looking for,
Go reach what you've been dreaming of,
Go get what you've been craving for..
Never look back, hey..
I'm not there anymore
I'm watching you, still.. from behind,
From the place you can't see, from a place you wouldn't see
Smiling, every time you laugh and triumph,
Crying, every time you break, sad and lost,
Praying, every day of every night..
That you'll always be fine and be blessed
That you'll be better every day in every way
That you'll get the best that you deserve..
Nov 17, 2009
Brain Storming: Kuliah!
(FH~Fachhochschule~University of Applied Science)
Mengenyam pendidikan FH lama-lama tidak lagi terasa sebatas "sekolah", rutinitas belajar dan sebagainya, melainkan makin terasa seperti masuk arena penyeleksian.
Setelah gwe sadari, kejadian seperti ini tidak akan terjadi:
"Murid dipanggil ke ruangan dosen, dinasehati karena nilainya kacau balau lalu dihimbau, bahkan dibujuk untuk belajar lebih dalam rangka "bertahan hidup" dalam kuliahnya."
Lupakan sajalah kasus barusan, kemungkinan terjadinya sangat kecil atau bahkan nol!
Gwe rasa para petinggi dan pendidik-pengajar di FH gak akan peduli soal itu. Ribuan orang berebut kursi setiap semesternya, hanya beberapa ratus atau bahkan puluh yang berhasil diterima, yang mana merupakan hal normal dalam dunia perkampusan setiap semester baru.
Point-nya, Mereka tidak akan pernah merasa khawatir kehilangan siswa. Atau takut mengalami penurunan kualitas mahasiswa nya, karena yang daftar kuliah di situ, ya mereka yang MAU melanjutkan sekolah. Yang dengan kesadaran sendiri mengambil keputusan "KULIAH"
Gambaran Masyarakat dan hasratnya akan Pendidikan
Kesadaran masyarakat terhadap pendidikan di Jerman sudah sangat "intelijen". Interpretasi: Pendidikan bukanlah kewajiban yang setiap lima tahun sekali diperbaharui "Panjang masa wajib belajar"nya. Pendidikan adalah PILIHAN dan Interest masing-masing individu, Seperti halnya, bekerja, militer, mengajar dan lain sebagainya. Tidak sekolah tinggi/Kuliah tidak dianggap sebagai kunci masuk ke dunia penuh keterbatasan berujung pada misalnya: kemungkinan kecil survive dalam persaingan di pasar tenaker dsb - a'la produk pemikiran sempit.
Yang pasti, sedikit banyak situasi dalam model masyarakat demikian, membuat dan menginspirasi individunya untuk menjadi "melek" akan hasrat mereka, ketertarikan dan apa yang mau mereka lakukan.
Pendidikan akhirnya jadi passion, menjelma menjadi seni yang sangat fein.
Ngomong-ngomong, ketertarikan gwe dalam bidang yang tengah gwe tekuni gwe rasakan makin lama makin memantapkan posisinya dalam diri gwe (sejauh pedenya gwe aja sih hahah), Gwe gak lagi mencari-cari apa yang sebenarnya mau gwe lakukan, dan akhirnya konkret : apa yang mau gwe ambil sebagai jurusan di Perguruan Tinggi.
Ekonomi, spesifik ~ Betriebswirtschaftslehre.
Ya, itu mau gwe, passion gwe, entah mengapa, gwe benar-benar tidak pernah bosan mempelajari dan mengetahui lebih sesuatu yang baru, update dan sebagainya. Beda seperti halnya waktu belajar PLKJ semasa SD! rasanya gwe seperti terpaksa dan malah DIPAKSA!
Sekarang ini? gwe melakukan karena gwe mau, gak ada yang maksa.
Anyway, inti ceritanya begini:
Gwe berharap, bermimpi, bercita-cita suatu hari nanti gwe akan jadi BWLer, dengan kemampuan yang memungkinkan gwe survive dalam berbagai situasi kompleks dalam perusahaan dan dunia per-bisnis-an. Lantas, saat ini yang harus dan bisa gwe lakukan hanya Kuliah! Ya! Itu Top Priority. Tapi tidak seperti dulu zaman-zaman sekolah di mana gwe mengejar kurang lebih target yang sama, (Lulus SD, Lulus SMP, Lulus SMA dan akhirnya punya target/keinginan supaya eligible untuk sekolah di jerman) di mana gwe harus melalui hal-hal (bidang studi) yang tidak gwe sukai juga , misalnya: PPKN yang berubah menjadi PKN atau PLKJ; Teori PENJASKES; atau Senam SKJ yang gwe masih gak ngerti mengapa terjadi dan diadakan.
Sekarang, gwe kebetulan melakukan semua hal (mata kuliah) yang gwe sukai, hanya saja, Gwe heran kenapa "TERTARIK" saja belum cukup, karena even saat gwe melakukan hal yang gwe suka, gwe masih mengalami kesulitan melewatinya, seperti "Tolong, Soalnya gak bisa dikerjain!" atau "Ini maksudnya apa yaa? Kenapa x begini, y begitu trus ada a, b dan c di situ. lantas P itu apa?".
Sulit Sodara-sodara!
Tingkat kesulitannya membuat gw kadang-kadag ingin jongkok di pojokan ruang kuliah sambil menutup kuping dan berteriak "Tolonggg!" (heh?).
Dan menyambung peryataan sebelumnya, Dosen-dosen itu tidak akan menyesuaikan soal ujian hanya untuk membantu mahasiswa seperti gwe, even saat sekelas pun gak ada yang bisa. Karena paradigma tentang pendidikan sudah benar-benar berbeda dengan yang biasa sudah gwe anut selama ini. Tujuan mereka membentuk dan kita dibentuk (ditambah survive di sana). kalau ada yang tidak tahan atau tidak mampu melewati proses dan ujiannya? Ya berarti anda bukan termasuk material kampus/jurusan ini. "Es tut mir leid".
Dan kalau saja,
Andaikan saja, misalnya saja, umpanya.... satu hari.....
Ketertarikan akan bidang tersebut suatu hari sudah terimbangi dengan kemampuan dan keberhasilan menembus proses belajar yang alot, datanglah satu masa yang disebut "Masa Ujian",
Rangkaian siksaan tiada henti yang menyerang sang korban terus menerus tanpa kenal ampun (heheh)
atau.. sedikit lebih denotatif (+/-):
Masa di mana pelajar diharuskan menyelesaikan suatu permasalahan berkaitan dengan apa yang sedang ia tekuni, dalam waktu tertentu yang ditentukan, sesingkat-singkatnya.
Ujian ini, apropo, merupakan juga masa di mana statistika tidak berdaya lagi menghitung kemungkinan persoalan mana yang akan diujikan. Malah, Kadang kala, permasalahan yang diujikan, bahkan belum pernah sama sekali disinggung sang pengajar di kelas (biasa) atau tidak ada di dalam Skrip (mulai gak biasa) atau gak ada di Syllabus/Kurikulum (Baru luar biasa). Motifnya? Entahlahh! Bisa karena beliau sekedar iseng, ingin menyampaikan pesan tertentu (seperti: "Saya ini dosen Killer! Rasakan kalian!") atau memang "sakit" aja sih.
Setelah gwe akhirnya dalam satu titik desperado, frutrasi yang cukup melankolis melihat betapa sulitnya tertarik, belajar dan ujian bersinergi dan menghasilkan satu output yang positif, tanpa memutuskan salah satu syaraf kesadaran pelakunya (xp), gwe bisa mengatakan bahwa kasus sederhana di atas, yang hanya merupakan, satu sudut sempit dari kehidupan pendidikan kampus yang luas... merupakan satu gambaran yang sangat tragis, yang rupanya menjadi problem dan dilema yang dialami mahasiswa di seluruh dunia, atau mungkin lebih khususnya di Jerman.
Ketertarikan saja tidak cukup! Butuh effort luar biasa untuk melewati proses belajarnya, ditambah ribuan persen kesiapan mental dan fisik menghadapi ujian dan.....
KEBERUNTUNGAN.
untuk mereka yang tengah mengalami, pelukan hangat dariku untuk kalian, tabah dan bertawaqal lah.. niscaya semua baik-baik saja.. hehe..
Mengenyam pendidikan FH lama-lama tidak lagi terasa sebatas "sekolah", rutinitas belajar dan sebagainya, melainkan makin terasa seperti masuk arena penyeleksian.
Setelah gwe sadari, kejadian seperti ini tidak akan terjadi:
"Murid dipanggil ke ruangan dosen, dinasehati karena nilainya kacau balau lalu dihimbau, bahkan dibujuk untuk belajar lebih dalam rangka "bertahan hidup" dalam kuliahnya."
Lupakan sajalah kasus barusan, kemungkinan terjadinya sangat kecil atau bahkan nol!
Gwe rasa para petinggi dan pendidik-pengajar di FH gak akan peduli soal itu. Ribuan orang berebut kursi setiap semesternya, hanya beberapa ratus atau bahkan puluh yang berhasil diterima, yang mana merupakan hal normal dalam dunia perkampusan setiap semester baru.
Point-nya, Mereka tidak akan pernah merasa khawatir kehilangan siswa. Atau takut mengalami penurunan kualitas mahasiswa nya, karena yang daftar kuliah di situ, ya mereka yang MAU melanjutkan sekolah. Yang dengan kesadaran sendiri mengambil keputusan "KULIAH"
Gambaran Masyarakat dan hasratnya akan Pendidikan
Kesadaran masyarakat terhadap pendidikan di Jerman sudah sangat "intelijen". Interpretasi: Pendidikan bukanlah kewajiban yang setiap lima tahun sekali diperbaharui "Panjang masa wajib belajar"nya. Pendidikan adalah PILIHAN dan Interest masing-masing individu, Seperti halnya, bekerja, militer, mengajar dan lain sebagainya. Tidak sekolah tinggi/Kuliah tidak dianggap sebagai kunci masuk ke dunia penuh keterbatasan berujung pada misalnya: kemungkinan kecil survive dalam persaingan di pasar tenaker dsb - a'la produk pemikiran sempit.
Yang pasti, sedikit banyak situasi dalam model masyarakat demikian, membuat dan menginspirasi individunya untuk menjadi "melek" akan hasrat mereka, ketertarikan dan apa yang mau mereka lakukan.
Pendidikan akhirnya jadi passion, menjelma menjadi seni yang sangat fein.
Ngomong-ngomong, ketertarikan gwe dalam bidang yang tengah gwe tekuni gwe rasakan makin lama makin memantapkan posisinya dalam diri gwe (sejauh pedenya gwe aja sih hahah), Gwe gak lagi mencari-cari apa yang sebenarnya mau gwe lakukan, dan akhirnya konkret : apa yang mau gwe ambil sebagai jurusan di Perguruan Tinggi.
Ekonomi, spesifik ~ Betriebswirtschaftslehre.
Ya, itu mau gwe, passion gwe, entah mengapa, gwe benar-benar tidak pernah bosan mempelajari dan mengetahui lebih sesuatu yang baru, update dan sebagainya. Beda seperti halnya waktu belajar PLKJ semasa SD! rasanya gwe seperti terpaksa dan malah DIPAKSA!
Sekarang ini? gwe melakukan karena gwe mau, gak ada yang maksa.
Anyway, inti ceritanya begini:
Gwe berharap, bermimpi, bercita-cita suatu hari nanti gwe akan jadi BWLer, dengan kemampuan yang memungkinkan gwe survive dalam berbagai situasi kompleks dalam perusahaan dan dunia per-bisnis-an. Lantas, saat ini yang harus dan bisa gwe lakukan hanya Kuliah! Ya! Itu Top Priority. Tapi tidak seperti dulu zaman-zaman sekolah di mana gwe mengejar kurang lebih target yang sama, (Lulus SD, Lulus SMP, Lulus SMA dan akhirnya punya target/keinginan supaya eligible untuk sekolah di jerman) di mana gwe harus melalui hal-hal (bidang studi) yang tidak gwe sukai juga , misalnya: PPKN yang berubah menjadi PKN atau PLKJ; Teori PENJASKES; atau Senam SKJ yang gwe masih gak ngerti mengapa terjadi dan diadakan.
Sekarang, gwe kebetulan melakukan semua hal (mata kuliah) yang gwe sukai, hanya saja, Gwe heran kenapa "TERTARIK" saja belum cukup, karena even saat gwe melakukan hal yang gwe suka, gwe masih mengalami kesulitan melewatinya, seperti "Tolong, Soalnya gak bisa dikerjain!" atau "Ini maksudnya apa yaa? Kenapa x begini, y begitu trus ada a, b dan c di situ. lantas P itu apa?".
Sulit Sodara-sodara!
Tingkat kesulitannya membuat gw kadang-kadag ingin jongkok di pojokan ruang kuliah sambil menutup kuping dan berteriak "Tolonggg!" (heh?).
Dan menyambung peryataan sebelumnya, Dosen-dosen itu tidak akan menyesuaikan soal ujian hanya untuk membantu mahasiswa seperti gwe, even saat sekelas pun gak ada yang bisa. Karena paradigma tentang pendidikan sudah benar-benar berbeda dengan yang biasa sudah gwe anut selama ini. Tujuan mereka membentuk dan kita dibentuk (ditambah survive di sana). kalau ada yang tidak tahan atau tidak mampu melewati proses dan ujiannya? Ya berarti anda bukan termasuk material kampus/jurusan ini. "Es tut mir leid".
Dan kalau saja,
Andaikan saja, misalnya saja, umpanya.... satu hari.....
Ketertarikan akan bidang tersebut suatu hari sudah terimbangi dengan kemampuan dan keberhasilan menembus proses belajar yang alot, datanglah satu masa yang disebut "Masa Ujian",
Rangkaian siksaan tiada henti yang menyerang sang korban terus menerus tanpa kenal ampun (heheh)
atau.. sedikit lebih denotatif (+/-):
Masa di mana pelajar diharuskan menyelesaikan suatu permasalahan berkaitan dengan apa yang sedang ia tekuni, dalam waktu tertentu yang ditentukan, sesingkat-singkatnya.
Ujian ini, apropo, merupakan juga masa di mana statistika tidak berdaya lagi menghitung kemungkinan persoalan mana yang akan diujikan. Malah, Kadang kala, permasalahan yang diujikan, bahkan belum pernah sama sekali disinggung sang pengajar di kelas (biasa) atau tidak ada di dalam Skrip (mulai gak biasa) atau gak ada di Syllabus/Kurikulum (Baru luar biasa). Motifnya? Entahlahh! Bisa karena beliau sekedar iseng, ingin menyampaikan pesan tertentu (seperti: "Saya ini dosen Killer! Rasakan kalian!") atau memang "sakit" aja sih.
Setelah gwe akhirnya dalam satu titik desperado, frutrasi yang cukup melankolis melihat betapa sulitnya tertarik, belajar dan ujian bersinergi dan menghasilkan satu output yang positif, tanpa memutuskan salah satu syaraf kesadaran pelakunya (xp), gwe bisa mengatakan bahwa kasus sederhana di atas, yang hanya merupakan, satu sudut sempit dari kehidupan pendidikan kampus yang luas... merupakan satu gambaran yang sangat tragis, yang rupanya menjadi problem dan dilema yang dialami mahasiswa di seluruh dunia, atau mungkin lebih khususnya di Jerman.
Ketertarikan saja tidak cukup! Butuh effort luar biasa untuk melewati proses belajarnya, ditambah ribuan persen kesiapan mental dan fisik menghadapi ujian dan.....
KEBERUNTUNGAN.
untuk mereka yang tengah mengalami, pelukan hangat dariku untuk kalian, tabah dan bertawaqal lah.. niscaya semua baik-baik saja.. hehe..
Nov 13, 2009
Fantasi yang Beranjak Dewasa
"Aku mau jadi tukang sampah, Ma!"
(Sambil mendorong kursi terbalik yang gwe ibaratkan sebagai gerobak sampah)
Sejauh ingatan, gwe selalu berhasrat menjadi tukang parkir, tukang sampah atau tentara semasa kecil. KEREN! Benar-benar sangat menarik buat gwe kala itu. Kemungkinan besar, "kilau" seragam orange tukang parkir dengan peluit yang menggantung pada tali simpul di bahu, seragam kuning dan sepatu plus sarung tangan karet tukang sampah menjadi daya tarik utama bocah seperti gw, yang pada saat itu kerjaan favoritnya ngabisin yakult dan menyembunyikan tutup/segel-nya di lemari biar gak ketahuan mama (tiba-tiba menc**t aja xp). Intinya, gambaran bocah ingusan polos yang masih punya sense menganga kagum terhadap fast food dan sop gajih, minuman aneka rasa, warna-warna, awesomeness, super hero, batman dan baskin robbin.
Yah, cukup intermezo-djayusnya.
Anyway,
Anyway,
terlepas dari 2 profesi impian itu, menjadi tentara, yang akhirnya jadi (sebatas) obsesi gw sampai dewasa, punya appeal yang lebih dari dua lainnya. Seragam kemo loreng, baret merah, sepatu Lars hitam dan tali-tali webbing di mana-mana memang gak usah ditanya daya tariknya. Tapi selain itu, entah gimana dan dari mana asalnya, gw adalah patriot sejak kecil. Membela negara, sudah menjadi konsep abstrak yang sudah cukup eksis dalam masa kecil gw. Terlebih didukung hobi nonton film eksyen bersama Mbah kakung, mulai dari the A-team, Hunter, The Legend Continous, SWAT, McGyver dan lain-lain,
"Para "Pahlawan" Yang "menyelamatkan hari"
atau tanah airnya dari orang-orang jahat"
(Dideskripsikan menyesuaikan kemampuan gwe berpikir kala itu).
Tapi, mau gak mau, secara gak sadar mimpi-mimpi itu makin lama makin pudar dari pikiran gw, seiring gwe disekolahkan (dan akhirnya menyadari sendiri kebutuhan gwe akan sekolah,) pendidikan (khususnya dari sekolah)akhirnya "menawarkan" banyak kemungkinan Mimpi dan Obsesi baru (profesi) yang sesuai dengan ketertarikan gw, yang masih juga bisa menyalurkan patriotisme gwe tanpa mengesampingkan awesomeness a'la seragam orange, kuning atau kemo baret, dalam bentuk dan penyaluran lain tentunya.
Mimpi itu saat ini masih berkutat, bermanuver, berjuang mencari bentuk yang utuh, bukan sekedar sketsa dari kepala tanpa rencana jangka panjang dan kalkulasi resiko, konsekuensi dan embel-embelnya. Maksudnya, bermimpi, mewujudkan fantasi untuk berpindah dari posisi saat ini ke posisi mendatang (someday) memang satu "mainan siang bolong" yang mengasyikan, tapi akan menjadi sangat positively powerful, untuk kita sendiri maupun untuk orang lain (orang banyak), ketika dipikir, ditimbang dan direncanakan matang-matang secara rasional dan realistis.
Namun jujur, terlepas dari semua itu, gwe benar-benar tidak sabar untuk melihat diri gwe di masa depan mengerjakan sesuatu yang sungguh gwe sukai, di mana gwe bisa menuangkan hasrat dan kreatifitas gwe secara bebas dan lepas. Di mana bekerja merupakan satu "kesenangan dan kenikmatan", bukan sekedar satu kewajiban menyambung hidup (which is penting juga). Pasti luar biasa rasanya, hidup dalam satu passion tanpa keterpaksaan dan keraguan.
Kenyataannya? Well..
Jalan menuju ke atas memang masih sangat panjang dan berliku, mungkin jutaan hari panas-dingin, hujan-kering tidak terprediksikan masih ada di depan mata;
Gak tahu berapa puluh ujian, Vorlessung, Presentasi dan Tugas yang harus gwe jalani, lakoni dan selesaikan dengan semaksimal mungkin;
Entah berapa kali lagi gwe harus ganti sepray, bersih-bersih kamar, masak dan nyikat kamar mandi, atau
berapa kali lagi gwe bisa pulang ke tanah air sampai gwe mencapai tujuan:
"Mimpi + obsesi " = Cita-cita!
Kalau gwe menghitung dan membayangkan dan melewati hari demi hari bertanya-tanya kapan gwe sampai dan betapa membosankannya rutinitas yang harus gwe lewati dan jalani hingga gwe sampai di sana, gw hanya akan berpikir sebatas: berapa ratus kali lagi gwe harus mengganti sepray sampai gwe tiba di hari, gwe sampai pada tujuan.
Dan lalu, perjalanan ini hanya akan terlihat sebatas (seseru) mengganti sepray,
tidak lebih!
Sebaliknya kalau gwe mulai (belajar) menikmati,
menjalani dan "hidup" dalam segala rutinitas hari-hari gwe (even though membosankan)..
Tanpa sadar...
satu hari nanti, tiba-tiba gwe menemukan diri gwe sampai di sana,
menggapai, menggenggam dan mencapai mimpi..
Obsesi..
Cita-cita gwe...
di satu masa.
Niscaya.
Nov 11, 2009
Update...
"Well.."
Dari mana ya memulai kembali? Rasanya pelan-pelan kebiasaan menulis sudah mulai hilang dari hidup gwe. Seiring waktu berjalan, makin banyak waktu nganggur yang terisi (kembali), semakin sedikit kesempatan laptopan dan kawan-kawan, khususnya blogging. Kangen! Kadang-kadang gwe merangkai kata-kata di kepala, dipersiapkan untuk dipindahkan dari kepala ke blog, tapi rata-rata selalu gak berhasil, entah karena kelupaan, kehilangan mood, kesibukan, dan berbagai alasan butut lainnya.
Anyway,
Not much, but many - My stories lately.
Intinya, beberapa bulan terakhir, terhitung sejak Agustus '09,rasanya waktu berjalan sangat lambat sampai gw harus belajar menikmati setiap detiknya. Seperti biasa kliche-nya, banyak yang menyenangkan tapi ada juga yang kurang menyenangkan. Kuliah mulai, so far so good, adaptasi berjalan lancar nan kilat, Perekonomian, well, hmm so so la la.. Liburan? Fantastic! Specially Czech-Week: Prague, Karlovy Vary; bla..bla..bla.. und so weiter und so forth. But, the good news anyway, I think I'm starting to like what I'm doing on Campus (red: Kuliah)! Well, ironis sih, sementara sekarang gw berbaring sakit bronkhitis di rumah. And by the time I'm done with this sickness, I'll be totally stressed out studying all I missed for the last weeks.Yeah, salah satu disadvantage dari sakit yang harus jadi konsekuensi logis dari sakit itu sendiri, selain Homesick, Gak enak Badan, Jadi Cupu, dan sebagainya.
Anyway, Anyhow..
Gw gak tahu mau curhat apa soal 3 bulan terakhir, seperti biasa lah: Life Changing, Upgrade/Downgrade, Conflict, Problems, Chances, Changes, etc. Agak basi juga sih.. Naja..
Yang gw pikirin sekarang cuma berusaha sembuh lagi dan mulai ngampus lagi. Gw udah mulai kangen desek-desekan di bus atau ngantri makan di mensa atau even duduk di tangga setiap Mathe.
Anyway, the sooner, the better, Januari udah mulai ujian lagi, Masa-masa penuh ke-hectic-an, belajar, bertanya, berkenalan lalu bertanya, atau berkenalan lalu ditanyain, halah..Yeah, got'ta get use to it! I Can't imagine the world without Exams!
hasta luego!
Dari mana ya memulai kembali? Rasanya pelan-pelan kebiasaan menulis sudah mulai hilang dari hidup gwe. Seiring waktu berjalan, makin banyak waktu nganggur yang terisi (kembali), semakin sedikit kesempatan laptopan dan kawan-kawan, khususnya blogging. Kangen! Kadang-kadang gwe merangkai kata-kata di kepala, dipersiapkan untuk dipindahkan dari kepala ke blog, tapi rata-rata selalu gak berhasil, entah karena kelupaan, kehilangan mood, kesibukan, dan berbagai alasan butut lainnya.
Anyway,
Not much, but many - My stories lately.
Intinya, beberapa bulan terakhir, terhitung sejak Agustus '09,rasanya waktu berjalan sangat lambat sampai gw harus belajar menikmati setiap detiknya. Seperti biasa kliche-nya, banyak yang menyenangkan tapi ada juga yang kurang menyenangkan. Kuliah mulai, so far so good, adaptasi berjalan lancar nan kilat, Perekonomian, well, hmm so so la la.. Liburan? Fantastic! Specially Czech-Week: Prague, Karlovy Vary; bla..bla..bla.. und so weiter und so forth. But, the good news anyway, I think I'm starting to like what I'm doing on Campus (red: Kuliah)! Well, ironis sih, sementara sekarang gw berbaring sakit bronkhitis di rumah. And by the time I'm done with this sickness, I'll be totally stressed out studying all I missed for the last weeks.Yeah, salah satu disadvantage dari sakit yang harus jadi konsekuensi logis dari sakit itu sendiri, selain Homesick, Gak enak Badan, Jadi Cupu, dan sebagainya.
Anyway, Anyhow..
Gw gak tahu mau curhat apa soal 3 bulan terakhir, seperti biasa lah: Life Changing, Upgrade/Downgrade, Conflict, Problems, Chances, Changes, etc. Agak basi juga sih.. Naja..
Yang gw pikirin sekarang cuma berusaha sembuh lagi dan mulai ngampus lagi. Gw udah mulai kangen desek-desekan di bus atau ngantri makan di mensa atau even duduk di tangga setiap Mathe.
Anyway, the sooner, the better, Januari udah mulai ujian lagi, Masa-masa penuh ke-hectic-an, belajar, bertanya, berkenalan lalu bertanya, atau berkenalan lalu ditanyain, halah..Yeah, got'ta get use to it! I Can't imagine the world without Exams!
hasta luego!
Aug 29, 2009
Testimoni untuk videotahunan.wordpress.com
CURAHAN HATI DARI SEBERANG LAUTAN
Keterlibatan saya dalam Pengerjaan Video Tahunan 18 sebenarnya bisa dibilang dadakan. Saya bukan seorang expert dalam bidang perfilman, permusikan atau seni secara umum. Saya hanya seorang pecinta, atau bahkan penggila film lebih tepatnya, seorang penyuka musik, pendengar produk-produk musik dan seorang melankolis yang membuat kesan dari gambar-gambar yang bergerak diiringi musik menjadi sesuatu yang spesial untuk diri saya sendiri.
Dari ajakan awal mengembangkan naskah “Mozaik 18“, saya malah secara gak sengaja ikut terjun ke dalam rekaman ‘amatir’ (tapi bukan amatiran) de Portablus dalam sebuah lagu karya Anindya Kirana Sidharta (Aci) “Di Penghujung Waktu”, yang menjadi musik latar video tahunan “Mozaik 18″. Buat saya secara pribadi, ikut mengembangkan naskah bersama sang sutradara, Aci sudah merupakan satu hal istimewa tersendiri.
Percaya gak percaya, video tahunan itu (di mata saya) bisa menjadi satu penghubung batin satu sama lain orang-orang yang menjadi pemain di dalamnya, terlebih kami-kami yang menjalani proses pembuatannya, terlepas dari besar kecilnya kontribusi tiap kru yang berbeda-beda. Ikut berperan dalam pembuatan sebuah “Mozaik” dari serpihan-serpihan kenangan angkatan 18 kolese Gonzaga, tempat di mana saya, mereka, kami bergejolak dan mencoba bertumbuh dewasa di masa itu, adalah sebuah pengalaman hidup yang sangat emosional dan menyenangkan untuk saya.
Secara khusus, sejenak perhatian tercurah ke “Di Penghujung Waktu”. Lagu yang bagi saya menutup pemutaran perdana Mozaik 18 di malam Graduation itu dengan indah. Lagu yang dibuat dengan semangat ’45 dengan fasilitas apa adanya/adanya apa. Lagu yang sampai sekarang masih membuat saya galau nan haru saat mendengarnya. Sebuah lagu yang jujur aja membuat saya bangga dengan kalian-kalian yang ikut berjuang mewujudkannya, dan semua pihak yang terlibat dalam penggarapan Video Tahunan “Mozaik 18“.
Satu tembang dari De Portablus yang akan selalu membuat saya menyimpan indahnya hari-hari indah penuh canda-tawa dalam kenangan..
Menulis sambil ditemani “Di Penghujung Waktu“ sambil mengingat…
De Portablus:
RIO yang kehabisan suara setelah take lebih dari 7x…
RENDY dan GREG yang kelabakan berusaha memenuhi keinginan sang pencipta lagu, hehe,
APE yang harus rekaman di “ruang kontrol“ sementara kami mulai mengantuk,
RIANDY yang harus mengulangi routine drumming yang sama berulang-ulang kali, gak kebayang capeknya kayak apa,
ACI yang harus berada di dua tempat di waktu yang bersamaan, rekaman, editing, dan kawan-kawan,
SAYA yang sama Ignaz gak sengaja menemukan melodi interlude tengah malam setelah semua tepar,
IGNAZ yang gak sengaja menyalakan efek distorsi gitar di saat semua tepar beberapa saat sebelum kami merancang melodi interlude,
JAWA yang dengan penuh kesabaran nongkrongin Nuendo-nya…
dan…
Pelukan KAMI di malam Graduation Angkatan 18 Kolese Gonzaga selepas pemutaran perdana “Mozaik 18“
“Semua itu tlah berlalu namun indahnya kan tersisa, dan abadi selamanya di dalam kenangan..“
Keterlibatan saya dalam Pengerjaan Video Tahunan 18 sebenarnya bisa dibilang dadakan. Saya bukan seorang expert dalam bidang perfilman, permusikan atau seni secara umum. Saya hanya seorang pecinta, atau bahkan penggila film lebih tepatnya, seorang penyuka musik, pendengar produk-produk musik dan seorang melankolis yang membuat kesan dari gambar-gambar yang bergerak diiringi musik menjadi sesuatu yang spesial untuk diri saya sendiri.
Dari ajakan awal mengembangkan naskah “Mozaik 18“, saya malah secara gak sengaja ikut terjun ke dalam rekaman ‘amatir’ (tapi bukan amatiran) de Portablus dalam sebuah lagu karya Anindya Kirana Sidharta (Aci) “Di Penghujung Waktu”, yang menjadi musik latar video tahunan “Mozaik 18″. Buat saya secara pribadi, ikut mengembangkan naskah bersama sang sutradara, Aci sudah merupakan satu hal istimewa tersendiri.
Percaya gak percaya, video tahunan itu (di mata saya) bisa menjadi satu penghubung batin satu sama lain orang-orang yang menjadi pemain di dalamnya, terlebih kami-kami yang menjalani proses pembuatannya, terlepas dari besar kecilnya kontribusi tiap kru yang berbeda-beda. Ikut berperan dalam pembuatan sebuah “Mozaik” dari serpihan-serpihan kenangan angkatan 18 kolese Gonzaga, tempat di mana saya, mereka, kami bergejolak dan mencoba bertumbuh dewasa di masa itu, adalah sebuah pengalaman hidup yang sangat emosional dan menyenangkan untuk saya.
Secara khusus, sejenak perhatian tercurah ke “Di Penghujung Waktu”. Lagu yang bagi saya menutup pemutaran perdana Mozaik 18 di malam Graduation itu dengan indah. Lagu yang dibuat dengan semangat ’45 dengan fasilitas apa adanya/adanya apa. Lagu yang sampai sekarang masih membuat saya galau nan haru saat mendengarnya. Sebuah lagu yang jujur aja membuat saya bangga dengan kalian-kalian yang ikut berjuang mewujudkannya, dan semua pihak yang terlibat dalam penggarapan Video Tahunan “Mozaik 18“.
Satu tembang dari De Portablus yang akan selalu membuat saya menyimpan indahnya hari-hari indah penuh canda-tawa dalam kenangan..
Menulis sambil ditemani “Di Penghujung Waktu“ sambil mengingat…
De Portablus:
RIO yang kehabisan suara setelah take lebih dari 7x…
RENDY dan GREG yang kelabakan berusaha memenuhi keinginan sang pencipta lagu, hehe,
APE yang harus rekaman di “ruang kontrol“ sementara kami mulai mengantuk,
RIANDY yang harus mengulangi routine drumming yang sama berulang-ulang kali, gak kebayang capeknya kayak apa,
ACI yang harus berada di dua tempat di waktu yang bersamaan, rekaman, editing, dan kawan-kawan,
SAYA yang sama Ignaz gak sengaja menemukan melodi interlude tengah malam setelah semua tepar,
IGNAZ yang gak sengaja menyalakan efek distorsi gitar di saat semua tepar beberapa saat sebelum kami merancang melodi interlude,
JAWA yang dengan penuh kesabaran nongkrongin Nuendo-nya…
dan…
Pelukan KAMI di malam Graduation Angkatan 18 Kolese Gonzaga selepas pemutaran perdana “Mozaik 18“
“Semua itu tlah berlalu namun indahnya kan tersisa, dan abadi selamanya di dalam kenangan..“
Aug 4, 2009
Welcome August,
"Goodbye July cs"
Last month, I got quasi the worst exam in my life, I wasn’t able to do anything, to feel anything, to do something about it, I thought I was going to flunk
The next week after the freaking exam, I finally knew that I’ve passed the exam, well not only that, I got the grade I wanted, even more, they were more than I expected
The next week after the grade issued, I finally found out that I didn’t have any money to live for the next few months, It wasn’t even enough to pay the rent that month..
The next week, I checked out on a low budget house in the place I want to study for the next 3 years. There I found myself in a very uncomfortable, yet annoying four walls I’ve ever seen. It was even too expensive for a low budget home..
The next day, I called my boss from the work place, inquiring a job for this summer, I thought I’m gon’na need some cash, right? And he said, “Well, I’m glad you called, but I’m not sure if it’s going to click this time.”
Now? I’m still holding my breath, waiting for the admission from the university, broke, no money, no future home, no plan, no job.
Is it that bad??
Kidding me? This is a life, hey,
IT’S MY LIFE..
It’s all right, you know..
It’s just n “x” of my big equation, and I ain’t going down with these, there are more awful things in this world, but these aren’t. It’s just a phase I have to live it.
I cherish this moment, for I’ll have something to tell my kids how Daddy survived the jungle.
And I thank God I can still smile in the darkest time.
Cos’ there’s always a light at the end of the tunnel..
Last month, I got quasi the worst exam in my life, I wasn’t able to do anything, to feel anything, to do something about it, I thought I was going to flunk
The next week after the freaking exam, I finally knew that I’ve passed the exam, well not only that, I got the grade I wanted, even more, they were more than I expected
The next week after the grade issued, I finally found out that I didn’t have any money to live for the next few months, It wasn’t even enough to pay the rent that month..
The next week, I checked out on a low budget house in the place I want to study for the next 3 years. There I found myself in a very uncomfortable, yet annoying four walls I’ve ever seen. It was even too expensive for a low budget home..
The next day, I called my boss from the work place, inquiring a job for this summer, I thought I’m gon’na need some cash, right? And he said, “Well, I’m glad you called, but I’m not sure if it’s going to click this time.”
Now? I’m still holding my breath, waiting for the admission from the university, broke, no money, no future home, no plan, no job.
Is it that bad??
Kidding me? This is a life, hey,
IT’S MY LIFE..
It’s all right, you know..
It’s just n “x” of my big equation, and I ain’t going down with these, there are more awful things in this world, but these aren’t. It’s just a phase I have to live it.
I cherish this moment, for I’ll have something to tell my kids how Daddy survived the jungle.
And I thank God I can still smile in the darkest time.
Cos’ there’s always a light at the end of the tunnel..
Jun 25, 2009
The Prayer
Oh God, help me, I'm down on bended knee.
All I need is myself by the time i need it the most,
Tomorrow, the whole 8 days after Sunday, 7th July and the following days..
I couldn't understand or figure out how things work, and I don't really care..
I know it's a test for me U'r running.. But it seems too much lately..
I just wan'na be fit, prepared and confident for D-Day
The strength I possess is to shy to show, and I'm too weak to realize it..
The courage I have is way to deep to be brought up..
The soldier inside me is wounded
and I don't have any idea how am I able to put him back on his feet..
Oh Lord, help me, I'm standing shaking, I don't know what to do..
All I need is the serenity to accept the things I cannot change..
courage to change the things I can..
and wisdom to know the difference..
Let me know, let me be wise..
Let me do everything's right..
Let me fulfill my destiny with all the power I have in You..
Let me get through this darkness to see the light at the end of the tunnel..
Let me be prepared to say let it be..
And trust with all the confidence I have left, in YOU..
Amin.
All I need is myself by the time i need it the most,
Tomorrow, the whole 8 days after Sunday, 7th July and the following days..
I couldn't understand or figure out how things work, and I don't really care..
I know it's a test for me U'r running.. But it seems too much lately..
I just wan'na be fit, prepared and confident for D-Day
The strength I possess is to shy to show, and I'm too weak to realize it..
The courage I have is way to deep to be brought up..
The soldier inside me is wounded
and I don't have any idea how am I able to put him back on his feet..
Oh Lord, help me, I'm standing shaking, I don't know what to do..
All I need is the serenity to accept the things I cannot change..
courage to change the things I can..
and wisdom to know the difference..
Let me know, let me be wise..
Let me do everything's right..
Let me fulfill my destiny with all the power I have in You..
Let me get through this darkness to see the light at the end of the tunnel..
Let me be prepared to say let it be..
And trust with all the confidence I have left, in YOU..
Amin.
Jun 18, 2009
Kecupuan Emosi
Rinduku pada masa lalu, di saat semua memungkinkanku untuk tidak menangis dan tersudut di saat jalanku mulai lemah, bebanku mulai berat dan hatiku mulai lelah. Tanpa arah, tanpa rasa, tanpa cinta, tanpa batas.
Jun 16, 2009
My Breaking Point
Lebih baik "Perjuangan tanpa akhir" daripada "Akhir tanpa perjuangan"..
Zufällig hab ich das im Facebook geschrieben.
Berapa kali gwe mencoba menghibur diri dan tetap menyalakan semangat gwe selama tiga-empat minggu ke depan. Gak kerasa, waktu yang gwe tunggu-tunggu selama setahun belakangan akan terjadi dalam 3 minggu. Satu kesempatan, dengan nyawa kedua gwe untuk menyelesaikan semua yang telah gwe mulai dan jalani, untuk sebagian kecil saja dari perjalanan besar dan panjang gwe.
Sedikit menggelitik dan menyentuh gwe, bagaimana tulisan iseng gwe yang gwe post itu ikut menyentuh beberapa orang yang ternyata peduli, concern dan ikut memikirkan gwe lewat comment dan "like"nya di facebook. Selama ini, konsep I stand alone dalam arti positif dan negatif masih sangat gwe pegang erat. Bukan lantaran gwe sebatang kara menghadapi apa yang harus gwe hadapi, i do have friends, i do got people i love.. melainkan karena gwe sedikit banyak tidak mau tergantung, terikat dan akhirnya terlena pada orang-orang yang menyisakan satu tempat dalam hidup mereka untuk memperhatikan gwe dan memberikan semangat untuk gwe. For God sake, they have their own life with its own obstacles, right? I just don't wan'na be pleasured while they're breaking down, unconciously exhausted because they're taking care of me all the time. And yet, I still do, stand alone facing all the thruth of my life.
Ujian? Mau berapa kali lagi ditulis, dipikirkan dan dijadikan bahan curhat colongan gwe?
Selamanya, ujian adalah momok menakutkan yang sangat menyita perhatian, waktu, energi dan kali ini emosi gwe. Dan sampai sekarang, gwe masih belum punya cara yang sehat "untuk menghadapi ujian dengan cara yang sehat". Ujian memang tetap satu warna dalam hidup yang harus dilewati tanpa pilihan. Satu bukti konkret dari pepatah "Point of No Return" atau "3 Hari Untuk Selamanya" (Refer to three days of damn FSP). Tapi, yah.. the hell.. Ich halte durch..
Anyway..
Beberapa hari yang lalu, gwe melihat banyak postingan foto baru dari teman-teman angkatan 20 Kolese Gonzaga yang baru menyelesaikan SMA nya. Sejenak gwe termenung, berkali-kali gwe memandangi foto dan wajah-wajah bahagia mereka dan mengingat gwe memakai toga itu 2 tahun yang lalu. Masa-masa saat gwe memulai perjalanan yang saat ini gwe lakoni secara batin dan fisik secara perlahan. Masa-masa melankolis dan berapi-api gwe, dimana gwe berjanji untuk menjadi seseorang dalam hidup gwe, untuk gwe dan orang lain. masa-masa yang saat ini gwe tanggapi dengan "Sang, ini saatnya! Ayo, Lakukan, You've walked this far!!!"
Sadar gak sadar, hal itu memotivasi gwe untuk meneruskan apa yang telah gwe mulai 2 tahun yang lalu, tepatnya, menyelesaikan apa yang telah gwe mulai, at least, sampai check point berikutnya. Perjalanan gwe masih panjang, masih akan lebih sulit, lebih menantang dan lebih berwarna.
Dan lalu,UJIAN hanya akan selalu menjadi sebuah "x" kecil dari rangkaian persamaan kuadrat dalam hidup gwe. Itu mudah, itu bisa dikerjakan, pasti bisa gwe lewati, dan akan berakhir indah (trösten mode on).
I got not much left to say, yang pasti, Gwe pasti akan dan bisa melewati ujian gwe, Ich verspreche euch, Ich geb mein Bestes!Und zwar... Ich tue es mir zuliebe xp..
Perjuangan gwe sudah di mulai awal Maret tahun lalu, Gwe hanya harus melanjutkan dan berjuang sedikit lebih mati-matian, lebih yakin dan confidence, melupakan semua jatuh bangun dan hasil buruk yang pernah gwe capai. Niscaya semua akan baik-baik saja. And like I said before, gwe pasti akan berjuang mati-matian tanpa akhir, Insya Allah. Lebih baik perjuangan tanpa akhir, daripada akhir tanpa perjuangan..
means.. Doing my very best to avoid the worst
I will get there somehow.. And I won't let anyone down, specially MY SELF..:)
Zufällig hab ich das im Facebook geschrieben.
Berapa kali gwe mencoba menghibur diri dan tetap menyalakan semangat gwe selama tiga-empat minggu ke depan. Gak kerasa, waktu yang gwe tunggu-tunggu selama setahun belakangan akan terjadi dalam 3 minggu. Satu kesempatan, dengan nyawa kedua gwe untuk menyelesaikan semua yang telah gwe mulai dan jalani, untuk sebagian kecil saja dari perjalanan besar dan panjang gwe.
Sedikit menggelitik dan menyentuh gwe, bagaimana tulisan iseng gwe yang gwe post itu ikut menyentuh beberapa orang yang ternyata peduli, concern dan ikut memikirkan gwe lewat comment dan "like"nya di facebook. Selama ini, konsep I stand alone dalam arti positif dan negatif masih sangat gwe pegang erat. Bukan lantaran gwe sebatang kara menghadapi apa yang harus gwe hadapi, i do have friends, i do got people i love.. melainkan karena gwe sedikit banyak tidak mau tergantung, terikat dan akhirnya terlena pada orang-orang yang menyisakan satu tempat dalam hidup mereka untuk memperhatikan gwe dan memberikan semangat untuk gwe. For God sake, they have their own life with its own obstacles, right? I just don't wan'na be pleasured while they're breaking down, unconciously exhausted because they're taking care of me all the time. And yet, I still do, stand alone facing all the thruth of my life.
Ujian? Mau berapa kali lagi ditulis, dipikirkan dan dijadikan bahan curhat colongan gwe?
Selamanya, ujian adalah momok menakutkan yang sangat menyita perhatian, waktu, energi dan kali ini emosi gwe. Dan sampai sekarang, gwe masih belum punya cara yang sehat "untuk menghadapi ujian dengan cara yang sehat". Ujian memang tetap satu warna dalam hidup yang harus dilewati tanpa pilihan. Satu bukti konkret dari pepatah "Point of No Return" atau "3 Hari Untuk Selamanya" (Refer to three days of damn FSP). Tapi, yah.. the hell.. Ich halte durch..
Anyway..
Beberapa hari yang lalu, gwe melihat banyak postingan foto baru dari teman-teman angkatan 20 Kolese Gonzaga yang baru menyelesaikan SMA nya. Sejenak gwe termenung, berkali-kali gwe memandangi foto dan wajah-wajah bahagia mereka dan mengingat gwe memakai toga itu 2 tahun yang lalu. Masa-masa saat gwe memulai perjalanan yang saat ini gwe lakoni secara batin dan fisik secara perlahan. Masa-masa melankolis dan berapi-api gwe, dimana gwe berjanji untuk menjadi seseorang dalam hidup gwe, untuk gwe dan orang lain. masa-masa yang saat ini gwe tanggapi dengan "Sang, ini saatnya! Ayo, Lakukan, You've walked this far!!!"
Sadar gak sadar, hal itu memotivasi gwe untuk meneruskan apa yang telah gwe mulai 2 tahun yang lalu, tepatnya, menyelesaikan apa yang telah gwe mulai, at least, sampai check point berikutnya. Perjalanan gwe masih panjang, masih akan lebih sulit, lebih menantang dan lebih berwarna.
Dan lalu,UJIAN hanya akan selalu menjadi sebuah "x" kecil dari rangkaian persamaan kuadrat dalam hidup gwe. Itu mudah, itu bisa dikerjakan, pasti bisa gwe lewati, dan akan berakhir indah (trösten mode on).
I got not much left to say, yang pasti, Gwe pasti akan dan bisa melewati ujian gwe, Ich verspreche euch, Ich geb mein Bestes!Und zwar... Ich tue es mir zuliebe xp..
Perjuangan gwe sudah di mulai awal Maret tahun lalu, Gwe hanya harus melanjutkan dan berjuang sedikit lebih mati-matian, lebih yakin dan confidence, melupakan semua jatuh bangun dan hasil buruk yang pernah gwe capai. Niscaya semua akan baik-baik saja. And like I said before, gwe pasti akan berjuang mati-matian tanpa akhir, Insya Allah. Lebih baik perjuangan tanpa akhir, daripada akhir tanpa perjuangan..
means.. Doing my very best to avoid the worst
I will get there somehow.. And I won't let anyone down, specially MY SELF..:)
Posted in:
Abstract,
Curhat,
melancholic,
Sharing
Jun 9, 2009
Terbungkus dalam Sebuah Keajaiban dan Tersembunyi di balik Keluguan
Terbungkus dalam sebuah keajaiban dan tersembunyi di balik keluguan..
Sebuah kisah tercipta menyentuh semua yang bukan miliknya,
Hatinya.. Pikirannya.. Jiwanya..
Tersilap dalam sebuah mimpi, ia dikenang oleh belahan hatinya..
Kekasih kucipta saat kekasih bukan milikku..
Namun jika dirinya memang bukan milikku, mengapa ia hadir dalam hidupku?
Sejuta tanya dan ragu bercampur di dalam wahana cinta yang ia terbangkan untukku..
Mataku tak berani berkedip sedikit pun, karena kutahu air mataku akan mengalir…
Dan isak tangisku tak rela memperlihatkan dirinya pada kekasih…
Aku malu mengumbar semua jujurku pada hati yang melayang pergi menjauhiku..
Hidupku bagaikan batu-batuan di angkasa yang diam tak bergerak,
Dihantam gravitasi, menunggu orang asing mengambil dan membawaku pulang..
Aku ingin berguling bebas, dihembus angin, mengalir terbawa air..
Namun aku kini pilu, seorang diri dan entah bagaimana,
Aku terpuruk dalam segala kekecewaan, kesedihan dan kehilangan..
Aku tak mampu menghadapi kenyataan bahwa ku tanpanya,
Kenyataan yang terbungkus dalam sebuah keajaiban,
bersembunyi di balik keluguan:
Sang Kekasih, harapan, mimpi dan fantasiku..
Sebuah kisah tercipta menyentuh semua yang bukan miliknya,
Hatinya.. Pikirannya.. Jiwanya..
Tersilap dalam sebuah mimpi, ia dikenang oleh belahan hatinya..
Kekasih kucipta saat kekasih bukan milikku..
Namun jika dirinya memang bukan milikku, mengapa ia hadir dalam hidupku?
Sejuta tanya dan ragu bercampur di dalam wahana cinta yang ia terbangkan untukku..
Mataku tak berani berkedip sedikit pun, karena kutahu air mataku akan mengalir…
Dan isak tangisku tak rela memperlihatkan dirinya pada kekasih…
Aku malu mengumbar semua jujurku pada hati yang melayang pergi menjauhiku..
Hidupku bagaikan batu-batuan di angkasa yang diam tak bergerak,
Dihantam gravitasi, menunggu orang asing mengambil dan membawaku pulang..
Aku ingin berguling bebas, dihembus angin, mengalir terbawa air..
Namun aku kini pilu, seorang diri dan entah bagaimana,
Aku terpuruk dalam segala kekecewaan, kesedihan dan kehilangan..
Aku tak mampu menghadapi kenyataan bahwa ku tanpanya,
Kenyataan yang terbungkus dalam sebuah keajaiban,
bersembunyi di balik keluguan:
Sang Kekasih, harapan, mimpi dan fantasiku..
Jun 8, 2009
Bisikan hati seorang diri
Di saat semua berhenti, seakan seluruh dunia menatapmu,
menunggu, "apa yang akan kau lakukan sekarang?"
Berdirilah, tegakkan kepalamu dan tersenyumlah saat itu juga,
dan yakinkan mereka bahwa kau akan baik-baik saja,
meskipun sulit, meskipun sakit..
Sesaat saja, rasakan kenikmatan sebuah momentum,
Kebanggan dan syukur atas diri yang berani bangun dari keterpurukan,
Suatu keberanian yang tersirat di balik satu keheningan dan kepasrahan
Matamu memancarkan keyakinan, memudahkan semua jalan yang sulit,
Sebuah anugerah untuk satu insan yang dibalut luka dan kesakitan di masa lalu
Satu penghargaan atas suatu perjuangan menjalani hidup, mensyukuri indahnya
dan menaklukan pedihnya
Menangislah bila kau harus menangis
rasakan tetesan haru di pipi dan wajahmu
Jangan sia-siakan air matamu untuk kehampaan
Tujukan kepada mereka yang mencintaimu,
sebagai sebuah bukti maya syukurmu, atas pemberian "mereka" dalam hidupmu,
hadiah abadi yang Kuasa untukmu yang tercinta..
"Kau ada untuk mereka, dan mereka untukmu.."
haru bangga mereka akan selalu besertamu, menyertaimu dalam kekuatan ilahi,
menemanimu melewati semua sakit perjalananmu
Sadari dan imani...
Pejamkan matamu dan rasakan semua,
lepaskan dirimu, semua penat dan semua kesenduanmu,
biarkan mereka mengalir dalam dirimu dengan bebas,
relakan dirimu untuk suatu hikmah,
untuk apa yang tidak terjawab, tidak terjelaskan dan tidak kau mengerti
Percayalah, diri..
Kau temukan sesuatu yang indah,
Satu yang luar biasa, yang akan membuatmu tersenyum, seumur sisa hidupmu
Sesuatu yang sempurna, diakhir perjalananmu..
Bangkitlah, saat ini juga, jangan menunda, jangan berdiam, berjalanlah, berlarilah..
Berjuanglah, berkeyakinanlah!
Kau pasti bisa lewati,
Masa penuh peluh dan pengorbanan..
Satu masa saja!
Saat dirimu melewati semua yang tidak mungkin dengan segala cara yang mungkin..
Untuk seluruh hidupmu, hidup mereka dan hidup kita..
Satu masa, untuk selamanya..
Satu masa,
yang akan kau ingat selamanya dalam satu kenangan..
Satu masa,
di mana seorang manusia menjadi utuh dan sempurna di kemudian hari..
Hari ini, saat ini.
Satu masa.
menunggu, "apa yang akan kau lakukan sekarang?"
Berdirilah, tegakkan kepalamu dan tersenyumlah saat itu juga,
dan yakinkan mereka bahwa kau akan baik-baik saja,
meskipun sulit, meskipun sakit..
Sesaat saja, rasakan kenikmatan sebuah momentum,
Kebanggan dan syukur atas diri yang berani bangun dari keterpurukan,
Suatu keberanian yang tersirat di balik satu keheningan dan kepasrahan
Matamu memancarkan keyakinan, memudahkan semua jalan yang sulit,
Sebuah anugerah untuk satu insan yang dibalut luka dan kesakitan di masa lalu
Satu penghargaan atas suatu perjuangan menjalani hidup, mensyukuri indahnya
dan menaklukan pedihnya
Menangislah bila kau harus menangis
rasakan tetesan haru di pipi dan wajahmu
Jangan sia-siakan air matamu untuk kehampaan
Tujukan kepada mereka yang mencintaimu,
sebagai sebuah bukti maya syukurmu, atas pemberian "mereka" dalam hidupmu,
hadiah abadi yang Kuasa untukmu yang tercinta..
"Kau ada untuk mereka, dan mereka untukmu.."
haru bangga mereka akan selalu besertamu, menyertaimu dalam kekuatan ilahi,
menemanimu melewati semua sakit perjalananmu
Sadari dan imani...
Pejamkan matamu dan rasakan semua,
lepaskan dirimu, semua penat dan semua kesenduanmu,
biarkan mereka mengalir dalam dirimu dengan bebas,
relakan dirimu untuk suatu hikmah,
untuk apa yang tidak terjawab, tidak terjelaskan dan tidak kau mengerti
Percayalah, diri..
Kau temukan sesuatu yang indah,
Satu yang luar biasa, yang akan membuatmu tersenyum, seumur sisa hidupmu
Sesuatu yang sempurna, diakhir perjalananmu..
Bangkitlah, saat ini juga, jangan menunda, jangan berdiam, berjalanlah, berlarilah..
Berjuanglah, berkeyakinanlah!
Kau pasti bisa lewati,
Masa penuh peluh dan pengorbanan..
Satu masa saja!
Saat dirimu melewati semua yang tidak mungkin dengan segala cara yang mungkin..
Untuk seluruh hidupmu, hidup mereka dan hidup kita..
Satu masa, untuk selamanya..
Satu masa,
yang akan kau ingat selamanya dalam satu kenangan..
Satu masa,
di mana seorang manusia menjadi utuh dan sempurna di kemudian hari..
Hari ini, saat ini.
Satu masa.
Jun 2, 2009
Welcome June 2009
Begitu banyak hal yang mengejutkan dalam hidup, beberapa sama sekali tidak dapat diprediksi kedatangannya, atau diperkirakan bagaimana menyelesaikannya atau kapan hal itu akan berhenti mengejutkan. Sebuah ciri dari kehidupan yang dinamis dan berwarna, begitu cara positif menyikapinya, sekaligus satu hiburan belaka untuk seorang diri yang mulai mencapai desperasi menghadapi dan mengalaminya.
Perlahan mungkin refleks akan membawa kita menuju masa-masa yang gwe sebut bangun dari jatuh. Tapi, memang gampang ya? Yeah, kenyataannya sih benar-benar viel arbeit, much to do sampai-sampai urut-urutannya bernatakan, dan semua tidak sesuai rencana, yang menuju pada bangun tidak pada waktunya, atau ekstremnya: belum bangun pada saatnya. Dan itu sangat mengerikan.
Banyak hal di dalam hidup gwe, dimana tuntutan untuk tetap fit, fired up dan fresh dibutuhkan tidak pada saat kondisi tubuh dan jiwa ada pada level itu. Contoh mudah? Ujian.
Banyak yang bilang, yang penting prosesnya, yang penting sudah berusaha, yang penting, inti dari suatu pendidikan adalah menimba ilmunya, bukan hasil finalnya. Tapi, coba deh sedikit melek dan mulai melihat realita kembali. hasil akhir itu memang nyata-nyatanya jelas dibutuhkan, dan hasil akhir itu menyimpulkan seluruh perjuangan kerja keras belajar, yang pada akhirnya sang dosen hanya akan tahu lulus atau tidak lulus, tanpa tahu kita sudah lembur bermalam-malam, mengulang, berlatih dan belajar+kerja rodi. Tidak gwe pungkiri, gwe merindukan masa-masa otak gwe begitu fit dan jernih sehingga tanpa harus dimaksimalkan, gwe bisa mencapai tingkatan hasil yang layak dan gwe inginkan. Well, it happened a few years ago. Tapi pertanyaan yang melintas saat ini adalah, apakah memang otak gwe yang mengalami penurunan performa, atau memang medan perangnya yang mengalami peningkatan difficulty, dan gwe masih kekeuh berpegang pada prinsip dan pola belajar yang lama, di saat semuanya cocok atau tepatnya cukup dilakukan dengan cara itu, di saat semuanya masih mudah atau bahkan terlalu mudah untuk gwe? Dan ironisnya, di saat gwe membutuhkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan abstark gwe, gwe malah terlalu sibuk kejar tayang mengejar ujian berikutnya. Di mana di tengah-tengahnya terselip aktifitas lucu "berusaha bangun dari jatuh" itu tadi.
gwe bukan orang yang mudah bangkit dari jatuh, seperti halnya membalikkan telapak tangan. gwe manusia biasa seperti individu-individu lainnya yang hidup dengan masalahnya masing-masing.Gak bohong, itu SULIT! Berusaha menerima sesuatu yang tidak bisa diterima? Wow, it is too much. or am i not "giving" to much for it?
Anyway, sedikit share gak penting..
2009, berawal untuk gwe dengan sebuah ramalan tentang begitu tahun ini menjadi jangkar tahun-tahun mendatang, dengan banyak kesempatan, pembaharuan dan hasil-hasil vital yang menjadi batu loncatan untuk loncatan berikutnya. Well, sama sekali tidak salah. Tapi gak berarti gwe lalu leha-leha nyantai dan menerima semua karena gwe tahu ramalan berkata demikian. I'm not that superstitious, yet, I'm still very realistic.
terlepas dari ramalan itu, generally..
Buat gwe, logisnya, pasti gak akan ada hasilnya, meskipun memang takdir berkata A tapi gwe berpangku tangan dan tidak melakukan apa-apa untuk mencapainya. Sama juga dengan pepatah, "Rezeki di tangan Tuhan". Yah, benar itu sodara-sodara! Rezeki, religiusnya adalah berkat anugerah, tapi kalau kita tidak berusaha? Mau dapet apa? mau makan apa? mau terberkati bagaimana lewat rezeki? Semua hal yang religius pun gwe yakini ada cara penanganannya di dalam realita yang melibatkan rasio dan perasaan yang seimbang.
Anyway, Kalau mau tahu, sejujurnya, tanpa gengsi ngomong dan basa basi..
Saat ini, gwe merasa terpojok dalam ruangan gelap, dan gwe masih takut untuk melangkah, bergegas bangun dan berlari, mulai mencari jalan keluar dari tempat yang tidak nyaman itu. Well, terdengar lemah dan gak berdaya, tapi memang, mungkin itu yang jujur gwe rasakan, meskipun masih dalam kapasitas gwe..
Beberapa hal memang sedikit banyak gwe lakukan, merenovasi ulang badan gwe secara fisik dan non fisik, melakukan semua kembali dengan cara yang benar, merevisi pola-pola yang berantakan dan berharap mendapatkan hasil maksimal dari perubahan itu. The point is, when i start to do everything correctly, It will bring me all the correct things in my life. Coz, nothing would go wrong if i did every single thing right
Tapi, kenapa ya, rasanya masih saja ada yang kurang, di saat gwe mulai melakukan hal yang salah menjadi benar lagi. Rasanya, speed gwe kurang dan gwe takut gwe tidak bangun pada saatnya. gwe berharap orang tua dan adik-adik gwe ada di sini. Tapi? Yah, itu fantasi yang baru (insya Allah) akan terwujud tahun depan. Mungkin kehidupan ini sedang menuntut kemandirian gwe, bukan hanya dalam hal merapihkan tempat tidur dan makan teratur, melainkan kemandirian secara emosi. Sendiri, sebatang kara, jauh dari yang tercinta, seharusnya tidak membuat gwe tumbang ketika dicolek sedikit. Mungkin itu maksudnya. Semoga gwe gak salah kaprah.
Sebulan waktu yang gwe punya sebelum gwe dihadapkan lagi dengan kertas ujian. Kali ini, ujian terpenting dalam hidup gwe sejauh ini. Ujian yang menentukan hidup dan mati gwe. Dan jauh di dalam hati yang terdalam, gwe yakin gwe bisa! Gwe mampu dan akan menghasilkan hasil final yang layak dan memuaskan. Tinggal sekarang, gimana caranya gwe mempertahankan persepsi itu, Trotz aller was..
Sedikit usaha dan effort lebih, Belajar, berbuat, berdoa, Kerja keras..
Niscaya! sudah seyogyanya manusia itu lulus ujian, lha hakekatnya sekolah memang lulus kok!! Seharusnya gak sulit mengikuti apa yang menjadi pandangan dan konsekuensi logis umum itu. Tinggal menjalani, melewati, tahan seikit sakit dan berani menghadapi realita, sekejam, sepahit, semenantang apapun itu. Niscaya.. niscaya..niscaya.. amin!
Perlahan mungkin refleks akan membawa kita menuju masa-masa yang gwe sebut bangun dari jatuh. Tapi, memang gampang ya? Yeah, kenyataannya sih benar-benar viel arbeit, much to do sampai-sampai urut-urutannya bernatakan, dan semua tidak sesuai rencana, yang menuju pada bangun tidak pada waktunya, atau ekstremnya: belum bangun pada saatnya. Dan itu sangat mengerikan.
Banyak hal di dalam hidup gwe, dimana tuntutan untuk tetap fit, fired up dan fresh dibutuhkan tidak pada saat kondisi tubuh dan jiwa ada pada level itu. Contoh mudah? Ujian.
Banyak yang bilang, yang penting prosesnya, yang penting sudah berusaha, yang penting, inti dari suatu pendidikan adalah menimba ilmunya, bukan hasil finalnya. Tapi, coba deh sedikit melek dan mulai melihat realita kembali. hasil akhir itu memang nyata-nyatanya jelas dibutuhkan, dan hasil akhir itu menyimpulkan seluruh perjuangan kerja keras belajar, yang pada akhirnya sang dosen hanya akan tahu lulus atau tidak lulus, tanpa tahu kita sudah lembur bermalam-malam, mengulang, berlatih dan belajar+kerja rodi. Tidak gwe pungkiri, gwe merindukan masa-masa otak gwe begitu fit dan jernih sehingga tanpa harus dimaksimalkan, gwe bisa mencapai tingkatan hasil yang layak dan gwe inginkan. Well, it happened a few years ago. Tapi pertanyaan yang melintas saat ini adalah, apakah memang otak gwe yang mengalami penurunan performa, atau memang medan perangnya yang mengalami peningkatan difficulty, dan gwe masih kekeuh berpegang pada prinsip dan pola belajar yang lama, di saat semuanya cocok atau tepatnya cukup dilakukan dengan cara itu, di saat semuanya masih mudah atau bahkan terlalu mudah untuk gwe? Dan ironisnya, di saat gwe membutuhkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan abstark gwe, gwe malah terlalu sibuk kejar tayang mengejar ujian berikutnya. Di mana di tengah-tengahnya terselip aktifitas lucu "berusaha bangun dari jatuh" itu tadi.
gwe bukan orang yang mudah bangkit dari jatuh, seperti halnya membalikkan telapak tangan. gwe manusia biasa seperti individu-individu lainnya yang hidup dengan masalahnya masing-masing.Gak bohong, itu SULIT! Berusaha menerima sesuatu yang tidak bisa diterima? Wow, it is too much. or am i not "giving" to much for it?
Anyway, sedikit share gak penting..
2009, berawal untuk gwe dengan sebuah ramalan tentang begitu tahun ini menjadi jangkar tahun-tahun mendatang, dengan banyak kesempatan, pembaharuan dan hasil-hasil vital yang menjadi batu loncatan untuk loncatan berikutnya. Well, sama sekali tidak salah. Tapi gak berarti gwe lalu leha-leha nyantai dan menerima semua karena gwe tahu ramalan berkata demikian. I'm not that superstitious, yet, I'm still very realistic.
terlepas dari ramalan itu, generally..
Buat gwe, logisnya, pasti gak akan ada hasilnya, meskipun memang takdir berkata A tapi gwe berpangku tangan dan tidak melakukan apa-apa untuk mencapainya. Sama juga dengan pepatah, "Rezeki di tangan Tuhan". Yah, benar itu sodara-sodara! Rezeki, religiusnya adalah berkat anugerah, tapi kalau kita tidak berusaha? Mau dapet apa? mau makan apa? mau terberkati bagaimana lewat rezeki? Semua hal yang religius pun gwe yakini ada cara penanganannya di dalam realita yang melibatkan rasio dan perasaan yang seimbang.
Anyway, Kalau mau tahu, sejujurnya, tanpa gengsi ngomong dan basa basi..
Saat ini, gwe merasa terpojok dalam ruangan gelap, dan gwe masih takut untuk melangkah, bergegas bangun dan berlari, mulai mencari jalan keluar dari tempat yang tidak nyaman itu. Well, terdengar lemah dan gak berdaya, tapi memang, mungkin itu yang jujur gwe rasakan, meskipun masih dalam kapasitas gwe..
Beberapa hal memang sedikit banyak gwe lakukan, merenovasi ulang badan gwe secara fisik dan non fisik, melakukan semua kembali dengan cara yang benar, merevisi pola-pola yang berantakan dan berharap mendapatkan hasil maksimal dari perubahan itu. The point is, when i start to do everything correctly, It will bring me all the correct things in my life. Coz, nothing would go wrong if i did every single thing right
Tapi, kenapa ya, rasanya masih saja ada yang kurang, di saat gwe mulai melakukan hal yang salah menjadi benar lagi. Rasanya, speed gwe kurang dan gwe takut gwe tidak bangun pada saatnya. gwe berharap orang tua dan adik-adik gwe ada di sini. Tapi? Yah, itu fantasi yang baru (insya Allah) akan terwujud tahun depan. Mungkin kehidupan ini sedang menuntut kemandirian gwe, bukan hanya dalam hal merapihkan tempat tidur dan makan teratur, melainkan kemandirian secara emosi. Sendiri, sebatang kara, jauh dari yang tercinta, seharusnya tidak membuat gwe tumbang ketika dicolek sedikit. Mungkin itu maksudnya. Semoga gwe gak salah kaprah.
Sebulan waktu yang gwe punya sebelum gwe dihadapkan lagi dengan kertas ujian. Kali ini, ujian terpenting dalam hidup gwe sejauh ini. Ujian yang menentukan hidup dan mati gwe. Dan jauh di dalam hati yang terdalam, gwe yakin gwe bisa! Gwe mampu dan akan menghasilkan hasil final yang layak dan memuaskan. Tinggal sekarang, gimana caranya gwe mempertahankan persepsi itu, Trotz aller was..
Sedikit usaha dan effort lebih, Belajar, berbuat, berdoa, Kerja keras..
Niscaya! sudah seyogyanya manusia itu lulus ujian, lha hakekatnya sekolah memang lulus kok!! Seharusnya gak sulit mengikuti apa yang menjadi pandangan dan konsekuensi logis umum itu. Tinggal menjalani, melewati, tahan seikit sakit dan berani menghadapi realita, sekejam, sepahit, semenantang apapun itu. Niscaya.. niscaya..niscaya.. amin!
Posted in:
Abstract,
Curhat,
melancholic,
Sharing
May 27, 2009
Ujian: Why.. oh why..
Lalu apa yang harus diharapan lagi kalau semua sudah dilakukan?
Yeah, pertanyaan dengan sedikit tendency menghibur diri itu terus gwe ucapkan, menyusul kejadian-kejadian unik dalam hari-hari gwe belakangan. Khususnya dalam hal uji-menguji-ujian (alah)..
Gwe yakin betul kalau setiap manusia memiliki kapasitas otak di kepala masing-masing untuk menyerap materi, yang cukup luas, yang akan seyogyanya bersinergi dengan kemampuan intelektual yang didukung pengasahan otak secara berkala. gak tanggung-tanggung ya, mempersiapkan ujian minggu lalu, gwe rela lembur setiap malem nongkrong di cafetaria untuk belajar. mengorbankan seluruh kenikmatan duniawi yang disajikan TV, Internet, Mininova+Torrent, kulkas, kasur dan teman-temannya. Sampai-sampai, kadang kalo bolos gak belajar semalem, badan gwe rasanya pegel-pegel, hahaha, gak lah.
Anyway, ujian berlalu, banyak yang tidak gwe duga-duga, berikut hasil yang mau gak mau, terima gak terima menyimpulkan hasil perjuangan gwe. Straight to the point aja, beberapa ujian yang sehari sebelumnya gwe dengan confidence maju dan sangat yakin akan sukses,berakhir malapetaka, dari hasil yang sangat tidak memuaskan sampai gak lulus!
Maksudnya apa sih?
Gak semudah itu ya? mengikuti skema pada umumnya: belajar, berusaha, ujian, dapet nilai bagus??
Gwe belom pernah loh seumur hidup gwe belajar sekeras ini, dan akhirnya tidak meraih hasil maksimal.. Kecewa, sedih, desperate, frustrasi apapun lah, rasanya gak bisa gwe tahan-tahan lagi, gak bisa gwe membohongi perasaan gwe dan kekecewaan gwe, juga apa atau siapa yang harus gwe salahkan! memang dunia belum berakhir, masih ada FSP bulan depan, kesempatan terakhir gwe memperbaiki keadaan kehidupan dan kejayaan dalam hal uji-menguji ini. Dan rasanya memang, hmm.. berdiam diri dan berlarut dalam kekecewaan tidak akan mengubah keadaan menjadi lebih baik. lalu apa yang harus gwe lakukan sekarang? sejujurnyya gwe juga gak tahu.
Lalu apa yang harus diharapan lagi kalau semua sudah dilakukan?
Well back to the top... gwe juga gak tau.. gwe cuma merasa pasti akan ada pencerahan di akhir semua perjuangan gwe. Masalahnya, gwe diburu waktu dan target.
Yah what the hell.. Kalo gak begitu, gak akan berwarna hidup gwe.. Klise tapi memang bener sih..
Yeah, pertanyaan dengan sedikit tendency menghibur diri itu terus gwe ucapkan, menyusul kejadian-kejadian unik dalam hari-hari gwe belakangan. Khususnya dalam hal uji-menguji-ujian (alah)..
Gwe yakin betul kalau setiap manusia memiliki kapasitas otak di kepala masing-masing untuk menyerap materi, yang cukup luas, yang akan seyogyanya bersinergi dengan kemampuan intelektual yang didukung pengasahan otak secara berkala. gak tanggung-tanggung ya, mempersiapkan ujian minggu lalu, gwe rela lembur setiap malem nongkrong di cafetaria untuk belajar. mengorbankan seluruh kenikmatan duniawi yang disajikan TV, Internet, Mininova+Torrent, kulkas, kasur dan teman-temannya. Sampai-sampai, kadang kalo bolos gak belajar semalem, badan gwe rasanya pegel-pegel, hahaha, gak lah.
Anyway, ujian berlalu, banyak yang tidak gwe duga-duga, berikut hasil yang mau gak mau, terima gak terima menyimpulkan hasil perjuangan gwe. Straight to the point aja, beberapa ujian yang sehari sebelumnya gwe dengan confidence maju dan sangat yakin akan sukses,berakhir malapetaka, dari hasil yang sangat tidak memuaskan sampai gak lulus!
Maksudnya apa sih?
Gak semudah itu ya? mengikuti skema pada umumnya: belajar, berusaha, ujian, dapet nilai bagus??
Gwe belom pernah loh seumur hidup gwe belajar sekeras ini, dan akhirnya tidak meraih hasil maksimal.. Kecewa, sedih, desperate, frustrasi apapun lah, rasanya gak bisa gwe tahan-tahan lagi, gak bisa gwe membohongi perasaan gwe dan kekecewaan gwe, juga apa atau siapa yang harus gwe salahkan! memang dunia belum berakhir, masih ada FSP bulan depan, kesempatan terakhir gwe memperbaiki keadaan kehidupan dan kejayaan dalam hal uji-menguji ini. Dan rasanya memang, hmm.. berdiam diri dan berlarut dalam kekecewaan tidak akan mengubah keadaan menjadi lebih baik. lalu apa yang harus gwe lakukan sekarang? sejujurnyya gwe juga gak tahu.
Lalu apa yang harus diharapan lagi kalau semua sudah dilakukan?
Well back to the top... gwe juga gak tau.. gwe cuma merasa pasti akan ada pencerahan di akhir semua perjuangan gwe. Masalahnya, gwe diburu waktu dan target.
Yah what the hell.. Kalo gak begitu, gak akan berwarna hidup gwe.. Klise tapi memang bener sih..
May 9, 2009
Haru Biru di Pagi 9 Mei
Jauh dari orang-orang yang dicintainya rindu dan kangen. Ingin rasanya ia pulang hanya untuk beberapa jam, menghabiskan waktu bersama mama, bapak, dan ketiga adik kecilnya, meniup lilin di hari ulang tahunnya, merasakan hangatnya pelukan mereka sambil mendengarkan adik kecilnya mengatakan "selamat ulang tahun" dalam bahasa bayi.
Bayangan itu, menyelimutinya berhari-hari, seakan tidak percaya mereka tidak akan ada di sisinya saat ia melewati hari lahirnya yang ke-20. Kenyataan hidup, yang harus ia lewati dan jalani, sementara mungkin, bocah-bocah seusianya masih bisa mengalami yang ia impikan hari ini di hari ulang tahunnya. Kekuatan yang datang dalam bentuk kesakitan yang abstrak dan tidak terjelaskan: kangen rumah, kangen mama, kangen bapak, kangen pulang. Learn the hard way, is always the perfect lesson.
***
Kira-kira dua puluh tahun yang lalu, Tuhan memberikan dua orang yang paling ia sayang di dunia ini sebuah kesempatan menjadi sepasang Bapak dan Mama, (begitu mereka dipanggil oleh juniornya saat ini) masuk ke dalam satu fase baru dalam hidup mereka, mengemban mandat meneruskan keindahan yang Tuhan ciptakan dan rahmatkan kepada manusia. Hari itu, seorang bocah pitik- jabang bayi diberi privilege menghirup udara segar dunia, merasakan cinta di dunia, melihat, mendengar, merasa dan akhirnya berpikir tentang semua hal yang ada di dunia yang akan menjadi tempat tinggal seumur hidupnya.
Sebuah kisah sederhana, semua orang pun mengalami hal yang sama. Mungkin, setiap detik siklus manusia terjadi, setiap seorang bayi mungil dilahirkan dalam waktu bersamaan seorang lansia menutup hari-harinya di dunia dan kembali kepada Sang Pencipta. Namun terlepas dari semua hal umum di dunia, siklus hidup manusia, kelahiran-kematian, kehidupan, 20 tahun silam di Bandung, adalah hari-hari yang akan selalu ia kenang sebagai sebuah peristiwa sakral dan mengharukan,juga bagi dua manusia yang begitu dianugerahi hari itu, meskipun tidak ada satu pun detil pada hari itu yang ia ingat.
Pada hari itu, kira-kira 20 tahun silam seorang Risang Seno Sidik, begitu mama, bapak dan mbah kakung menamainya, dilahirkan ke dunia.
Seorang knabe kecil yang membuat orang-orang yang pada saat ia lahir tersenyum, tertawa, menangis dan dengan bangga menyebutnya "anakku, cucuku, ponakanku, sepupuku..".
Sesaat lagi, seiring waktu berjalan dan dunia yang tidak berhenti berputar dengan sangat dinamis, keluguan itu akan berubah menjadi kematangan dan kedewasaan, dan segala mumbling dan tawa lucunya akan bertransformasi menjadi kata-kata yang menuangkan sebuah pemikiran, seperi halnya orang-orang dewasa berbicara yang ia lihat dan ia kagumi pada masa kecilnya.
Dalam waktu kurang dari 24 jam, tepatnya 10 Mei 2009, pk.07.10, genaplah 20 tahun perjalanan hidupnya di dunia, penuh dengan tawa tangis, senang sedih, rintangan dan halangan, kesuksesan kegagalan, begitu dinamis dan unik, Tuhan masih memberikannya kesempatan untuk tersenyum di satu hari sebelum ulang tahunnya. Si kecil yang lucu itu telah berubah menjadi seorang manusia dewasa dengan segala kemandiriannya dalam berpikir, berbuat dan merasa. Si bujang kecil itu akan menjadi seorang pria entah pada akhirnya ia siap atau tidak. Manusia itu, melanjutkan usianya, berkomitmen pada dirinya sendiri untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari, menjadikan dirinya bermanfaat untuk orang lain dan menjadikan dunia ini tempat yang (sedikit)lebih baik untuk semuanya. begitulah, mimpi seorang bocah kecil yang kini beranjak dewasa.
I hope you will, you will be mature, in your maturity.
dedicated with love to:
"Mama, Bapak, Dhimas, Igor, Giri, Mbah Kakung, Mbah Uti, Mbak Ula, Vara, Nada, Mbak Deta. I love you"
Bayangan itu, menyelimutinya berhari-hari, seakan tidak percaya mereka tidak akan ada di sisinya saat ia melewati hari lahirnya yang ke-20. Kenyataan hidup, yang harus ia lewati dan jalani, sementara mungkin, bocah-bocah seusianya masih bisa mengalami yang ia impikan hari ini di hari ulang tahunnya. Kekuatan yang datang dalam bentuk kesakitan yang abstrak dan tidak terjelaskan: kangen rumah, kangen mama, kangen bapak, kangen pulang. Learn the hard way, is always the perfect lesson.
***
Kira-kira dua puluh tahun yang lalu, Tuhan memberikan dua orang yang paling ia sayang di dunia ini sebuah kesempatan menjadi sepasang Bapak dan Mama, (begitu mereka dipanggil oleh juniornya saat ini) masuk ke dalam satu fase baru dalam hidup mereka, mengemban mandat meneruskan keindahan yang Tuhan ciptakan dan rahmatkan kepada manusia. Hari itu, seorang bocah pitik- jabang bayi diberi privilege menghirup udara segar dunia, merasakan cinta di dunia, melihat, mendengar, merasa dan akhirnya berpikir tentang semua hal yang ada di dunia yang akan menjadi tempat tinggal seumur hidupnya.
Sebuah kisah sederhana, semua orang pun mengalami hal yang sama. Mungkin, setiap detik siklus manusia terjadi, setiap seorang bayi mungil dilahirkan dalam waktu bersamaan seorang lansia menutup hari-harinya di dunia dan kembali kepada Sang Pencipta. Namun terlepas dari semua hal umum di dunia, siklus hidup manusia, kelahiran-kematian, kehidupan, 20 tahun silam di Bandung, adalah hari-hari yang akan selalu ia kenang sebagai sebuah peristiwa sakral dan mengharukan,juga bagi dua manusia yang begitu dianugerahi hari itu, meskipun tidak ada satu pun detil pada hari itu yang ia ingat.
Pada hari itu, kira-kira 20 tahun silam seorang Risang Seno Sidik, begitu mama, bapak dan mbah kakung menamainya, dilahirkan ke dunia.
Seorang knabe kecil yang membuat orang-orang yang pada saat ia lahir tersenyum, tertawa, menangis dan dengan bangga menyebutnya "anakku, cucuku, ponakanku, sepupuku..".
Sesaat lagi, seiring waktu berjalan dan dunia yang tidak berhenti berputar dengan sangat dinamis, keluguan itu akan berubah menjadi kematangan dan kedewasaan, dan segala mumbling dan tawa lucunya akan bertransformasi menjadi kata-kata yang menuangkan sebuah pemikiran, seperi halnya orang-orang dewasa berbicara yang ia lihat dan ia kagumi pada masa kecilnya.
Dalam waktu kurang dari 24 jam, tepatnya 10 Mei 2009, pk.07.10, genaplah 20 tahun perjalanan hidupnya di dunia, penuh dengan tawa tangis, senang sedih, rintangan dan halangan, kesuksesan kegagalan, begitu dinamis dan unik, Tuhan masih memberikannya kesempatan untuk tersenyum di satu hari sebelum ulang tahunnya. Si kecil yang lucu itu telah berubah menjadi seorang manusia dewasa dengan segala kemandiriannya dalam berpikir, berbuat dan merasa. Si bujang kecil itu akan menjadi seorang pria entah pada akhirnya ia siap atau tidak. Manusia itu, melanjutkan usianya, berkomitmen pada dirinya sendiri untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari, menjadikan dirinya bermanfaat untuk orang lain dan menjadikan dunia ini tempat yang (sedikit)lebih baik untuk semuanya. begitulah, mimpi seorang bocah kecil yang kini beranjak dewasa.
I hope you will, you will be mature, in your maturity.
dedicated with love to:
"Mama, Bapak, Dhimas, Igor, Giri, Mbah Kakung, Mbah Uti, Mbak Ula, Vara, Nada, Mbak Deta. I love you"
May 7, 2009
Belum Ada Judul
Suatu kali gwe merasa beberapa mimpi di depan mata gwe akan terwujud, tentunya dengan sedikit banyak upaya dan perjuangan bzw. pengorbanan (hehe). Terlebih di saat gwe mendayagunakan seluruh pikiran dan diri gwe, mengabdikan diri gwe dengan total untuk apa yang gwe inginkan. Logisnya, gwe akan mendapatkan yang gwe inginkan, lebih dari yang gwe harapkan dan kegagalan, sepertinya gak akan segitu menyakitkannya, karena standard effort gwe sudah cukup tingkat tinggi dan kadang, tanpa penjelasan yang jelas, saat usaha sudah maksimal, gak ada lagi yang perlu disesali. "Yang penting sudah berusaha, kan?" so they said.
Yah, itu toeri gobloknya. Kenyataannya, semuanya bisa jauh berbeda, dengan sangat kasarnya, hasil dari semua upaya itu menghina semua upaya gwe dan seluruh tetes darah (eittsss) yang sudah gwe keluarkan untuk mencapainya. Lebih-lebih, kalau upaya gwe selama ini masuk dalam kategori yang gwe sebut: emotional purpose to get something emotionally. Huh? yaaaa.. Gitu lah..
Dimana-mana, kapan aja, kalau perasaan sudah bermain, segala pikiran rasional dan teman-temannya cuma akan jadi pemain belakang layar yang akhirnya gak keliatan kontribusinya, atau bahkan lupa gwe ikut sertakan dalam campaign gwe. bagaikan air dan minyak, kucing dan anjing, langit dan bumi, Rasio dan emosi gak akan pernah bisa dengan sempurna disatukan. Kalau sampai bisa, tepuk tangan berdiri di atas kursi gwe untuk kalian berdua sepanjang hidup gwe. Hallo! ini bukan penemuan sains atau pengembangan dari sebuah teori. Ilmuwan pun ga akan bisa menemukan jawaban dari curiousity gwe kali ini. Hal-hal abstrak tentang dan berkaitan dengan perasaan itu cuma bisa berjalan dan dijalani masing-masing individu yang mengalaminya tanpa rumus dan kalkulasi prevensi kegagalan atau bahkan after math setelahnya.
Kalaupun lo menemukan rumus yang lo pede bisa lo jadikan pegangan, sehingga di masa mendatang saat kasus serupa kembali terjadi lo berpikir akan lebih mudah meelwatinya? Yahhh, hate to break your heart, tapi gak segitu simplenya sih. Somehow, dari luar mereka akan terlihat sama dan lo akan mengatakan," Ahaaa.. gwe udah pernah melewatinya." Tapi lalu kenyataannya? Lo tetep aja akan susah payah melewatinya dan merasa hal yang lagi lo hadapi saat itu adalah yang terberat seumur hidup lo. Tipikal manusia, Klise. Dan lucunya lagi, hal-hal kecil kaya gini sampai sekarang gak bisa gwe pikir pake otak. rasanya gak klop aja, gimana gitu.. Gwe rasa professor kelas kakap di uni manapun juga gak akan bisa menjelaskan perfek semua tentang hal-hal yang berkaitan dengan mimpi, emosi, perasaan, kegagalan cs. Hmmph.. Sayang ya? sekaya-kayanya isi otak manusia, gwe rasa mereka tetap akan lemah gak berdaya pada saat jatuh cinta. (Oops!)
Anyway, anyhow, anything..
Ada satu kesakitan yang biasa terjadi di akhir kegagalan campaign yang pada kasus tertentu akan advance duluan ke tengah-tengah campaign dan membuat gwe berpikir seluruh upaya gwe akan gagal sebelum semua perjuangan berakhir. Jadi pada akhirnya, gwe akan masuk pada tahap menyerah sebelum berperang. Dan itu yang sedikit banyak gwe rasakan belakangan ini. Entah gwe kurang informasi atau gak pede atau gak bisa melihat sinyal-sinyal kemenangan yang seharusnya secara optimis gwe lihat, sampai-sampai gwe memandang begitu pesimis campaign gwe. Padahal kalo gwe sedikit memandang semuanya lebih positif, ujian sesulit statistik pun seharusnya bisa dilewatin pake tangan kiri dengan mata tertutup sambil loncat-loncat..
Huff.. Makin lama gwe makin merasa arah omongan gwe gak jelas. Inilah dilema-nya saat membicarakan perasaan, yang pada saat ini tertuang dalam tulisan, yang nanti mungkin akan membuat orang-orang yang membaca tulisan ini berspekulasi ada apa dengan isi kepala gwe dan "apa" "siapa" yang gwe bicarakan. Well leutz, gak mesti gwe publikasikan, karena disitu seninya. Gwe sendiri gak tahu yang gwe bicarakan. atau mungkin gak mau tahu, atau gwe tahu tapi pura-pura gak tahu, atau gwe tahu tapi gak mau ngasih tau.. hehehe. Enjoy..
Yah, itu toeri gobloknya. Kenyataannya, semuanya bisa jauh berbeda, dengan sangat kasarnya, hasil dari semua upaya itu menghina semua upaya gwe dan seluruh tetes darah (eittsss) yang sudah gwe keluarkan untuk mencapainya. Lebih-lebih, kalau upaya gwe selama ini masuk dalam kategori yang gwe sebut: emotional purpose to get something emotionally. Huh? yaaaa.. Gitu lah..
Dimana-mana, kapan aja, kalau perasaan sudah bermain, segala pikiran rasional dan teman-temannya cuma akan jadi pemain belakang layar yang akhirnya gak keliatan kontribusinya, atau bahkan lupa gwe ikut sertakan dalam campaign gwe. bagaikan air dan minyak, kucing dan anjing, langit dan bumi, Rasio dan emosi gak akan pernah bisa dengan sempurna disatukan. Kalau sampai bisa, tepuk tangan berdiri di atas kursi gwe untuk kalian berdua sepanjang hidup gwe. Hallo! ini bukan penemuan sains atau pengembangan dari sebuah teori. Ilmuwan pun ga akan bisa menemukan jawaban dari curiousity gwe kali ini. Hal-hal abstrak tentang dan berkaitan dengan perasaan itu cuma bisa berjalan dan dijalani masing-masing individu yang mengalaminya tanpa rumus dan kalkulasi prevensi kegagalan atau bahkan after math setelahnya.
Kalaupun lo menemukan rumus yang lo pede bisa lo jadikan pegangan, sehingga di masa mendatang saat kasus serupa kembali terjadi lo berpikir akan lebih mudah meelwatinya? Yahhh, hate to break your heart, tapi gak segitu simplenya sih. Somehow, dari luar mereka akan terlihat sama dan lo akan mengatakan," Ahaaa.. gwe udah pernah melewatinya." Tapi lalu kenyataannya? Lo tetep aja akan susah payah melewatinya dan merasa hal yang lagi lo hadapi saat itu adalah yang terberat seumur hidup lo. Tipikal manusia, Klise. Dan lucunya lagi, hal-hal kecil kaya gini sampai sekarang gak bisa gwe pikir pake otak. rasanya gak klop aja, gimana gitu.. Gwe rasa professor kelas kakap di uni manapun juga gak akan bisa menjelaskan perfek semua tentang hal-hal yang berkaitan dengan mimpi, emosi, perasaan, kegagalan cs. Hmmph.. Sayang ya? sekaya-kayanya isi otak manusia, gwe rasa mereka tetap akan lemah gak berdaya pada saat jatuh cinta. (Oops!)
Anyway, anyhow, anything..
Ada satu kesakitan yang biasa terjadi di akhir kegagalan campaign yang pada kasus tertentu akan advance duluan ke tengah-tengah campaign dan membuat gwe berpikir seluruh upaya gwe akan gagal sebelum semua perjuangan berakhir. Jadi pada akhirnya, gwe akan masuk pada tahap menyerah sebelum berperang. Dan itu yang sedikit banyak gwe rasakan belakangan ini. Entah gwe kurang informasi atau gak pede atau gak bisa melihat sinyal-sinyal kemenangan yang seharusnya secara optimis gwe lihat, sampai-sampai gwe memandang begitu pesimis campaign gwe. Padahal kalo gwe sedikit memandang semuanya lebih positif, ujian sesulit statistik pun seharusnya bisa dilewatin pake tangan kiri dengan mata tertutup sambil loncat-loncat..
Huff.. Makin lama gwe makin merasa arah omongan gwe gak jelas. Inilah dilema-nya saat membicarakan perasaan, yang pada saat ini tertuang dalam tulisan, yang nanti mungkin akan membuat orang-orang yang membaca tulisan ini berspekulasi ada apa dengan isi kepala gwe dan "apa" "siapa" yang gwe bicarakan. Well leutz, gak mesti gwe publikasikan, karena disitu seninya. Gwe sendiri gak tahu yang gwe bicarakan. atau mungkin gak mau tahu, atau gwe tahu tapi pura-pura gak tahu, atau gwe tahu tapi gak mau ngasih tau.. hehehe. Enjoy..
Apr 23, 2009
"Absurd"lutely Dictionary
When I said It's funny, doesn't mean I'm not serious about it,
When I said I'm okay, doesn't mean that I'm truly okay about that,
When I said I'm not into you, doesn't mean that i'm not in love with you,
When I said I never miss you, doesn't mean that I never think about you,
When I said that you're the so average type, doesn't mean that I don't adore you,
When I said that It's better off without you, doesn't mean that I'm gon'na forget you..
When I said "fine!", doesn't mean that I wan'na end our conversation..
When I said "whatever", doesn't mean I don't care about you..
When I said "I don't care", doesn't mean that I don't give a shit about it,
When I said what i said, i never really meant what I mean,
Don't ask why, what I barely can explain.
It's just so you know some words on my dictionary
When I said I'm okay, doesn't mean that I'm truly okay about that,
When I said I'm not into you, doesn't mean that i'm not in love with you,
When I said I never miss you, doesn't mean that I never think about you,
When I said that you're the so average type, doesn't mean that I don't adore you,
When I said that It's better off without you, doesn't mean that I'm gon'na forget you..
When I said "fine!", doesn't mean that I wan'na end our conversation..
When I said "whatever", doesn't mean I don't care about you..
When I said "I don't care", doesn't mean that I don't give a shit about it,
When I said what i said, i never really meant what I mean,
Don't ask why, what I barely can explain.
It's just so you know some words on my dictionary
Apr 16, 2009
A-B-S-T-R-A-K
Seberapa jauh kemampuan membedakan realita, mimp dan fantasi gwe? Sampai sekarang gwe masih meragukannya. Agaknya, gwe juga sudah menjadi orang yang mulai sesuka gwe dalam berpikir, bertindak dan merasa, dan menghiraukan semua pola umum manusia "pada umumnya" berpikir, bertindak dan merasa. "Kenapa juga harus begitu, kalau ternyata ada cara lain untuk menjalaninya?". Radikal? Atau gila kah gwe?
Anyway,
Beberapa hari ini, gwe merasa cukup lega dan terpenuhi secara rohani semenjak sampah-sampah pikiran dari kepala gwe keluar lewat curhat instant via telepon, face to face, chatting, atau bahkan ngomong sendiri. Sedang banyak orang yang punya waktu dan beruntungnya gwe, mereka menyisihkan waktunya untuk gwe juga. Apa jadinya gwe tanpa kalian? Lama-lama isi kepala gwe akan semakin penuh dan meledak seketika pada saat yang tidak diinginkan. maklum, luka batin agaknya masih tersisa dan masih sibuk gwe ganti perban setiap hari!
Namun demikian, kadang gwe merasa, semua yang ada di pikiran gwe dan bahkan gwe lontarkan saat gwe curhat ke orang lain adalah hal-hal abstrak tentang kehidupan yang gwe sendiri gak ngerti gimana-gimana nya. Mimpikah? fantasikah? Realitakah? Abstrak? yeap! itu aja yang gwe tahu.. Selebihnya, gwe gak bisa membedakan apa genre omongan gwe..
Specially last night.
I talked with someone on the phone. For me it was really interesting, yet entertaining. It was so great that we don't realize in the end, we both fell asleep in the middle of the conversation. On the curhat-sesion, i felt like we both talked about something out of our league, about life, the mechanism, etc. I imagine our conversation again in the morning, and it really looked like two years old talking, discussing, debating about the right way to drive a car. Hahahah! It's been a while here since i had this kind of brain storming.
Well, anyway, anyhow.. i dunno, is there really something wrong with my head? Or is it just another phase of life with the tendencies to talk about something i don't really understand? or is it normally normal? Or what?
Mungkin memang lagi masanya gwe berpikir dua tiga langkah lebih maju daripada umum, bahkan pada saat gwe belum layak untuk berada dalam level pembicaraan itu. Seperti hari ini gwe masuk kelas anak FH Coburg semester 6! Nah, itu benar-benar mengingatkan gwe pada pembicaraan semalam. Gwe cuma bengong gak ngerti professor itu ngomongin apa sementara seisi ruangan mengangguk-angguk seakan keingintahuannya terpenuhi. Dan gwe, (ingin) mengasumsikan gwe mengerti dengan basic gwe yang masih sangat dasar dan berusaha memeras otak gwe dan mengatakan bahwa gwe pasti bisa ngerti. Not necessary, it is..
Tapi, somehow gwe gak ngrasa ada satu kesimpulan yang terbentuk setelah gwe berpikir atau bicara soal pemikiran gwe yang abstrak itu. Kesimpulan yang bisa membuat gwe tahu apa yang harus gwe lakukan selanjutnya. Entah mimpi, fantasi gwe atau bahkan sebenarnya realita yang seharusnya cepat-cepat dipikirkan tanpa mendramatisir keadaan. Yang pasti gwe sulit membedakan semuanya dan semua terbungkus rapi dalam plastik kado dengan warna abstrak nan membingungkan. Dan masih juga gwe pikirn dan bahkan dibahas sama orang lain! hahah! Apa sih mau lo, sang? xp
Sampai kapan gwe akan seperti ini?
Yah, gwe gak terlalu peduli sih, sebenarnya gwe sangat menikmati masa otak gwe brain storming dengan emosi gwe, hanya saja, dalam hati kecil gwe, ada satu kejanggalan kalo gwe menjadi seseorang yang gak seiring dengan "mereka" pada umunya. Dan apakah itu salah? Apakah bahkan berpikir demikian saja sudah salah?
We'll find out.. but not soon..
Anyway,
Beberapa hari ini, gwe merasa cukup lega dan terpenuhi secara rohani semenjak sampah-sampah pikiran dari kepala gwe keluar lewat curhat instant via telepon, face to face, chatting, atau bahkan ngomong sendiri. Sedang banyak orang yang punya waktu dan beruntungnya gwe, mereka menyisihkan waktunya untuk gwe juga. Apa jadinya gwe tanpa kalian? Lama-lama isi kepala gwe akan semakin penuh dan meledak seketika pada saat yang tidak diinginkan. maklum, luka batin agaknya masih tersisa dan masih sibuk gwe ganti perban setiap hari!
Namun demikian, kadang gwe merasa, semua yang ada di pikiran gwe dan bahkan gwe lontarkan saat gwe curhat ke orang lain adalah hal-hal abstrak tentang kehidupan yang gwe sendiri gak ngerti gimana-gimana nya. Mimpikah? fantasikah? Realitakah? Abstrak? yeap! itu aja yang gwe tahu.. Selebihnya, gwe gak bisa membedakan apa genre omongan gwe..
Specially last night.
I talked with someone on the phone. For me it was really interesting, yet entertaining. It was so great that we don't realize in the end, we both fell asleep in the middle of the conversation. On the curhat-sesion, i felt like we both talked about something out of our league, about life, the mechanism, etc. I imagine our conversation again in the morning, and it really looked like two years old talking, discussing, debating about the right way to drive a car. Hahahah! It's been a while here since i had this kind of brain storming.
Well, anyway, anyhow.. i dunno, is there really something wrong with my head? Or is it just another phase of life with the tendencies to talk about something i don't really understand? or is it normally normal? Or what?
Mungkin memang lagi masanya gwe berpikir dua tiga langkah lebih maju daripada umum, bahkan pada saat gwe belum layak untuk berada dalam level pembicaraan itu. Seperti hari ini gwe masuk kelas anak FH Coburg semester 6! Nah, itu benar-benar mengingatkan gwe pada pembicaraan semalam. Gwe cuma bengong gak ngerti professor itu ngomongin apa sementara seisi ruangan mengangguk-angguk seakan keingintahuannya terpenuhi. Dan gwe, (ingin) mengasumsikan gwe mengerti dengan basic gwe yang masih sangat dasar dan berusaha memeras otak gwe dan mengatakan bahwa gwe pasti bisa ngerti. Not necessary, it is..
Tapi, somehow gwe gak ngrasa ada satu kesimpulan yang terbentuk setelah gwe berpikir atau bicara soal pemikiran gwe yang abstrak itu. Kesimpulan yang bisa membuat gwe tahu apa yang harus gwe lakukan selanjutnya. Entah mimpi, fantasi gwe atau bahkan sebenarnya realita yang seharusnya cepat-cepat dipikirkan tanpa mendramatisir keadaan. Yang pasti gwe sulit membedakan semuanya dan semua terbungkus rapi dalam plastik kado dengan warna abstrak nan membingungkan. Dan masih juga gwe pikirn dan bahkan dibahas sama orang lain! hahah! Apa sih mau lo, sang? xp
Sampai kapan gwe akan seperti ini?
Yah, gwe gak terlalu peduli sih, sebenarnya gwe sangat menikmati masa otak gwe brain storming dengan emosi gwe, hanya saja, dalam hati kecil gwe, ada satu kejanggalan kalo gwe menjadi seseorang yang gak seiring dengan "mereka" pada umunya. Dan apakah itu salah? Apakah bahkan berpikir demikian saja sudah salah?
We'll find out.. but not soon..
Posted in:
Abstract,
Curhat,
melancholic,
Sharing
Apr 7, 2009
Executive Decision Execute my Decision
Kejujuran sebuah pikiran dalam momen pengambilan keputusan, apakah benar bisa dipercaya sebagai satu kebenaran, bukan satu ketenaran sebuah konsep yang selalu hadir dan terkesan keren dan terbungkus dalam kemasan yang menarik di kepala kita?
Seakan-akan "itu"lah jawabannya..
Padahal, bukan..
padahal iya..
padahal bukan iya dan bukan "bukan"..
bukan hitam bukan putih
abu-abu?
bukan juga?
Hijau? Apakah warna ini tersedia dalam pilihan?
haruskah radikal?
haruskah taat aturan dan mengikuti aturan main berpikir umum?
Resiko?
masing-masing ada, dan masing-masing berbuntut konsekuensi yang dibayang-bayangi penyesalan..
Keseimbangan..
Rasio dan perasaan,
Emosi dan fisik
Kejujuran dan kebohongan,
tersirat dan tidak bisa terbaca pikiran yang berusaha menerobos masuk mencari jawaban
Lalu datang lapang dada dan kebesaran jiwa ditambah kepasrahan,
yang melengkapi kebingungan pikiran dalam bentuk otak mungil,
yang tidak bisa mengenal bagaimana cara hal-hal bekerja dalam kehidupan.
Akhirnya,
Menjalani dan menjalani,
seakan semua tersimpulkan dengan sangat rapi
dan seakan semua terjawab dan diputuskan dengan tepat..
Akhirnya jadi omong kosong hari-hari,
sementara pikiran terus berpikir apakah keputusan itu tepat guna?
Demikian dilema sebuah keputusan yang bahkan tidak tahu apakah harus sekarang diputuskan..
Atau mungkin,
Tidak harus diputuskan?
Atau sudah pernah diputuskan..
Otak saja yang terlalu tua dan pikun untuk mengingatnya!
Kadang,
Lebih baik hibernasi selamanya, dan bangunkan saya ketika musim dingin usai!
Lalu melewatkan semua "kesenangan" ini?
Hmm, rasanya gak..
Lantas, putuskanlah sekarang sebelum semuanya terlambat!
Atau..
belum terlambat, masih bisa diputuskan!
Sama saja! Permainan kata-kata ini membuat saya akhirnya bingung mau menulis apa lagi..
Seakan-akan "itu"lah jawabannya..
Padahal, bukan..
padahal iya..
padahal bukan iya dan bukan "bukan"..
bukan hitam bukan putih
abu-abu?
bukan juga?
Hijau? Apakah warna ini tersedia dalam pilihan?
haruskah radikal?
haruskah taat aturan dan mengikuti aturan main berpikir umum?
Resiko?
masing-masing ada, dan masing-masing berbuntut konsekuensi yang dibayang-bayangi penyesalan..
Keseimbangan..
Rasio dan perasaan,
Emosi dan fisik
Kejujuran dan kebohongan,
tersirat dan tidak bisa terbaca pikiran yang berusaha menerobos masuk mencari jawaban
Lalu datang lapang dada dan kebesaran jiwa ditambah kepasrahan,
yang melengkapi kebingungan pikiran dalam bentuk otak mungil,
yang tidak bisa mengenal bagaimana cara hal-hal bekerja dalam kehidupan.
Akhirnya,
Menjalani dan menjalani,
seakan semua tersimpulkan dengan sangat rapi
dan seakan semua terjawab dan diputuskan dengan tepat..
Akhirnya jadi omong kosong hari-hari,
sementara pikiran terus berpikir apakah keputusan itu tepat guna?
Demikian dilema sebuah keputusan yang bahkan tidak tahu apakah harus sekarang diputuskan..
Atau mungkin,
Tidak harus diputuskan?
Atau sudah pernah diputuskan..
Otak saja yang terlalu tua dan pikun untuk mengingatnya!
Kadang,
Lebih baik hibernasi selamanya, dan bangunkan saya ketika musim dingin usai!
Lalu melewatkan semua "kesenangan" ini?
Hmm, rasanya gak..
Lantas, putuskanlah sekarang sebelum semuanya terlambat!
Atau..
belum terlambat, masih bisa diputuskan!
Sama saja! Permainan kata-kata ini membuat saya akhirnya bingung mau menulis apa lagi..
Apr 6, 2009
Gadis
Gadis, datang dengan perangai yang mengherankan
Cinta bermula dari ketiadaan yang tidak pasti
Kepasrahan dan kekesalan akan selalu bersamaku,
selama gadis tak menebarkan pesonanya padaku..
selama gadis mengurungkan dirinya untuk mengenalku..
Masa berlalu, gadis menghilang,
Kurelakan sejenak kepergiannya yang kurasa tak akan lama
Kuyakinkan diriku, gadis amat menarik
Menyembunyikan jutaan senyum yang menunggu untuk dipuji dan disanjung setiap mata yang memandangnya, setiap telinga yang mendengarnya, dan setiap hati yang memikatnya..
Kubawa dalam mimpi, kemayaan gadis yang tak tersentuh siapapun..
Kupasrahkan pada kehendak kehidupan, bila memang harus kudapatkan sebatas mimpi, aku akan siap menggantungkan wajahnya dalam hatiku,
yang akan dengan mudah kupandangi dengan senyum,
meratapi ketidak mampuanku melihatnya tersenyum untukku..
Waktu berjalan, lama kutunggu perubahan dari wajah sang gadis,
Masihkah ia ada untukku? Atau hati lain tlah memikatnya dalam satu pertemuan?
tanpa kabar darinya, kuyakin perasaannya masih kukejar, senyumannya masih kuimpikan,dan perhatiannya masih kucari…
karena, dalam sebuah kenyataan yang bagai mimpi, gadis tersenyum kepadaku dalam keanggunannya sebagai makhluk yang amat mempesona yang pernah Tuhan ciptakan..
gadis membuatku bertanya-tanya dalam kebahagiaanku..
Perasaannya mempermainkanku? Atau aku dipermainkan perasaanku?
Tutur katanya amat indah kini.. Seakan menepis semua pandanganku akan dirinya yang amat membuatku terhanyut dalam ketakjubanku yang tak mampu mendapatkannya..
Gadis berubah menjadi sesosok malaikat pembawa senyum..
Air matanya penuh pengorbanan dan kesetiaan, senyumnya berarti kepedulian yang mendalam, dan dalam diamnya tersimpan ribuan kata yang ia katakan tanpa berkata-kata..
Kata-kata yang hanya mampu ia yang mengatakan, dan mungkin baru aku yang dapat mendengarnya..
Entahlah, kehidupanku mulai berubah saat itu, misteri cinta yang tak pernah terpecahkan, sedikit demi sedikit menunjukkan jalan kepadaku untuk tak pernah tak mempercayai cinta dalam hidup manusia..
Gadis yang amat kusanjung itu perlahan membuka lembaran baru hidupku, dan mulai memasuki hidupku.. setelah kulalui perjuangan manusiawi yang amat panjang dan penuh pengorbanan..
Karena kadang kala, cinta memang berarti keindahan dalam kesetiaan, cinta berarti memiliki, cinta juga berarti mengamati, memperhatikan, mengindahkan, memuji, menyayangi, merindukan, memeluk, atau mungkin menjalani..
Tapi terlebih, cinta berarti pengorbananku, perjalanan panjangku dalam meraih sesuatu yang amat kuyakini dalam perasaanku..
Dan tampaknya kini, aku jatuh cinta… kepada sang gadis, ia, kecintaannya, dan segala tentang dirinya.. dan segala tentang perjuanganku untuknya..
Perjuangan untuk cinta..
2 Januari 2005
Cinta bermula dari ketiadaan yang tidak pasti
Kepasrahan dan kekesalan akan selalu bersamaku,
selama gadis tak menebarkan pesonanya padaku..
selama gadis mengurungkan dirinya untuk mengenalku..
Masa berlalu, gadis menghilang,
Kurelakan sejenak kepergiannya yang kurasa tak akan lama
Kuyakinkan diriku, gadis amat menarik
Menyembunyikan jutaan senyum yang menunggu untuk dipuji dan disanjung setiap mata yang memandangnya, setiap telinga yang mendengarnya, dan setiap hati yang memikatnya..
Kubawa dalam mimpi, kemayaan gadis yang tak tersentuh siapapun..
Kupasrahkan pada kehendak kehidupan, bila memang harus kudapatkan sebatas mimpi, aku akan siap menggantungkan wajahnya dalam hatiku,
yang akan dengan mudah kupandangi dengan senyum,
meratapi ketidak mampuanku melihatnya tersenyum untukku..
Waktu berjalan, lama kutunggu perubahan dari wajah sang gadis,
Masihkah ia ada untukku? Atau hati lain tlah memikatnya dalam satu pertemuan?
tanpa kabar darinya, kuyakin perasaannya masih kukejar, senyumannya masih kuimpikan,dan perhatiannya masih kucari…
karena, dalam sebuah kenyataan yang bagai mimpi, gadis tersenyum kepadaku dalam keanggunannya sebagai makhluk yang amat mempesona yang pernah Tuhan ciptakan..
gadis membuatku bertanya-tanya dalam kebahagiaanku..
Perasaannya mempermainkanku? Atau aku dipermainkan perasaanku?
Tutur katanya amat indah kini.. Seakan menepis semua pandanganku akan dirinya yang amat membuatku terhanyut dalam ketakjubanku yang tak mampu mendapatkannya..
Gadis berubah menjadi sesosok malaikat pembawa senyum..
Air matanya penuh pengorbanan dan kesetiaan, senyumnya berarti kepedulian yang mendalam, dan dalam diamnya tersimpan ribuan kata yang ia katakan tanpa berkata-kata..
Kata-kata yang hanya mampu ia yang mengatakan, dan mungkin baru aku yang dapat mendengarnya..
Entahlah, kehidupanku mulai berubah saat itu, misteri cinta yang tak pernah terpecahkan, sedikit demi sedikit menunjukkan jalan kepadaku untuk tak pernah tak mempercayai cinta dalam hidup manusia..
Gadis yang amat kusanjung itu perlahan membuka lembaran baru hidupku, dan mulai memasuki hidupku.. setelah kulalui perjuangan manusiawi yang amat panjang dan penuh pengorbanan..
Karena kadang kala, cinta memang berarti keindahan dalam kesetiaan, cinta berarti memiliki, cinta juga berarti mengamati, memperhatikan, mengindahkan, memuji, menyayangi, merindukan, memeluk, atau mungkin menjalani..
Tapi terlebih, cinta berarti pengorbananku, perjalanan panjangku dalam meraih sesuatu yang amat kuyakini dalam perasaanku..
Dan tampaknya kini, aku jatuh cinta… kepada sang gadis, ia, kecintaannya, dan segala tentang dirinya.. dan segala tentang perjuanganku untuknya..
Perjuangan untuk cinta..
2 Januari 2005
Apr 5, 2009
Sebuah renungan untuk diri
Di sebuah kepenatan hari, akan ada satu pencerahan yang datang dan membuat seakan-akan waktu berhenti sejenak untuk dinikmati dengan satu paket keheningan, senyum dan imajinasi. Sebuah ringkasan mimpi yang dialamatkan pada sebuah pikiran yang selalu bermimpi dan berfantasi akan masa depannya.
Namun tidak satu kata pun yang terucap dan terungkap, untuk mengungkapkan kepastian perasaan yang abstrak dan ingin lagi suatu saat dirasakan kembali. Keajaiban sebuah rekaman film, alunan lagu-lagu lama yang secara tidak sengajaa terputar, gambar-gambar belasan tahun silam dan sedikit cahaya lampu di satu malam di bulan April, memang baiknya dirasakan tanpa harus dijelaskan mekanisme bekerjanya. Terlalu banyak hal yang tidak bisa dijelaskan dan begitu banyak hal yang hanya butuh dirasakan, dijalani dan diyakini.
Satu malam renungan dengan harapan perbaikan menyeluruh di hari berikutnya, dengan sedikit optimisme menyambut hari-hari ke depan, semangat dan keyakinan bahwa semua akan baik adanya, seperti saat semua ini bermula dan berjalan untuk pertama kalinya.
Lalu,
kekhawatiran, kecemasan dan prasangka?
Apalah arti sebuah hari tanpa kehadiran mereka melengkapi perjalanan ini?
Sebaiknya dibiarkan begitu saja, bukan? Terekspos begitu jelas dalam raut wajah yang begitu penuh tanda tanya dan mengundang simpati, menemani sehari penuh, tanpa kita tahu kapan semua ketidakjelasan akan berakhir, dan akankah suatu saat setelah semua rasa ini berlalu muncul lagi?
Sebuah kotak imajiner dalam pikiran yang selalu mencoba melewati batas manusiawinya dan memanjat pagar batas menuju kesempurnaan yang tidak lagi fana, toh, selalu menjadi sebuah periuk besar tempat semua pikiran miring yang meragukan kelangsungan hidup yang selalu begitu mengejutkan dan tidak bisa ditebak. Tempat semua kekhawatiran, kecemasan dan prasangka terbungkus dalam kemasan refleksi untuk masa mendatang.
Akhh..
Malam yang begitu acak, entah apa maksud dan tujuannya. Berulang kali terjadi dan berulang kali tidak kunjung terjelaskan. Menutup sebuah hari yang menyakitkan dan tidak kunjung sempurna. Berusaha menyempurnakan semua yang tidak sempurna lewat permainan kata-kata dan sedikit emosi, tertuang dalam sebuah renungan nina bobo yang perlahan menutup mataku dan melayangkanku ke alam mimpi.
Esok??
Kembali lagi lah, sebuah hari untuk dijalani, dikenang dan diingat
kembali lagi lah, perasaan yang tidak perlu dijelaskan,
kembali lagi lah, satu langkah yang harus dibuat,
sampai malam datang dan merangkumnya kembali dalam ketidakjelasan yang menjelaskan semua.
Namun tidak satu kata pun yang terucap dan terungkap, untuk mengungkapkan kepastian perasaan yang abstrak dan ingin lagi suatu saat dirasakan kembali. Keajaiban sebuah rekaman film, alunan lagu-lagu lama yang secara tidak sengajaa terputar, gambar-gambar belasan tahun silam dan sedikit cahaya lampu di satu malam di bulan April, memang baiknya dirasakan tanpa harus dijelaskan mekanisme bekerjanya. Terlalu banyak hal yang tidak bisa dijelaskan dan begitu banyak hal yang hanya butuh dirasakan, dijalani dan diyakini.
Satu malam renungan dengan harapan perbaikan menyeluruh di hari berikutnya, dengan sedikit optimisme menyambut hari-hari ke depan, semangat dan keyakinan bahwa semua akan baik adanya, seperti saat semua ini bermula dan berjalan untuk pertama kalinya.
Lalu,
kekhawatiran, kecemasan dan prasangka?
Apalah arti sebuah hari tanpa kehadiran mereka melengkapi perjalanan ini?
Sebaiknya dibiarkan begitu saja, bukan? Terekspos begitu jelas dalam raut wajah yang begitu penuh tanda tanya dan mengundang simpati, menemani sehari penuh, tanpa kita tahu kapan semua ketidakjelasan akan berakhir, dan akankah suatu saat setelah semua rasa ini berlalu muncul lagi?
Sebuah kotak imajiner dalam pikiran yang selalu mencoba melewati batas manusiawinya dan memanjat pagar batas menuju kesempurnaan yang tidak lagi fana, toh, selalu menjadi sebuah periuk besar tempat semua pikiran miring yang meragukan kelangsungan hidup yang selalu begitu mengejutkan dan tidak bisa ditebak. Tempat semua kekhawatiran, kecemasan dan prasangka terbungkus dalam kemasan refleksi untuk masa mendatang.
Akhh..
Malam yang begitu acak, entah apa maksud dan tujuannya. Berulang kali terjadi dan berulang kali tidak kunjung terjelaskan. Menutup sebuah hari yang menyakitkan dan tidak kunjung sempurna. Berusaha menyempurnakan semua yang tidak sempurna lewat permainan kata-kata dan sedikit emosi, tertuang dalam sebuah renungan nina bobo yang perlahan menutup mataku dan melayangkanku ke alam mimpi.
Esok??
Kembali lagi lah, sebuah hari untuk dijalani, dikenang dan diingat
kembali lagi lah, perasaan yang tidak perlu dijelaskan,
kembali lagi lah, satu langkah yang harus dibuat,
sampai malam datang dan merangkumnya kembali dalam ketidakjelasan yang menjelaskan semua.
Apr 1, 2009
Arti Sebuah Nama..
Aneh bagiku tidak menemuimu selama ini..
Harapan yang selama ini membawaku terbang,
Kini tak lagi bersayap.. Dan langit seakan tak berawan..
Kehampaan beradu dengan kerinduan,
Meninggalkan wajah yang begitu mempesona,
Mendekati kesempurnaan dalam ukuran kefanaan dunia ini..
Di dalam benak yang menginginkan cerminan jiwa..
Wajah tak bernama itu begitu kuinginkan..
Memperindah, mengindahkan keindahan karya yang terindah..
Namun tak tersentuh, tak tersapa, tak ku mengerti..
Aku begitu ingin tahu..
Sepatah kata, nama..
Yang ‘kan kubawa dalam mimpi malamku..
Tapi mengapa? Haruskah tak bernama?
Menodai kesempurnaan yang telah dengan elok dilukiskan?
Entahlah.. Ia separas dengan bidadari..
Lalu apakah bidadari tak bernama?
Meninggalkan jutaan syair dari pujangga,
Yang menginginkan namamu, mencari tahu jati dirimu..
Atau mungkin, bidadari begitu cantiknya hingga tak bernama..
Huh! Kamu begitu kuinginkan,. Tapi kuyakini….
Semua akan terjawab satu saat nanti..
Tak peduli dan entah kapan..
Kuketahui arti sebuah nama..
4 Oktober 2004
"didedikasikan oleh cinta yang tertulus dari masa lalu"
Harapan yang selama ini membawaku terbang,
Kini tak lagi bersayap.. Dan langit seakan tak berawan..
Kehampaan beradu dengan kerinduan,
Meninggalkan wajah yang begitu mempesona,
Mendekati kesempurnaan dalam ukuran kefanaan dunia ini..
Di dalam benak yang menginginkan cerminan jiwa..
Wajah tak bernama itu begitu kuinginkan..
Memperindah, mengindahkan keindahan karya yang terindah..
Namun tak tersentuh, tak tersapa, tak ku mengerti..
Aku begitu ingin tahu..
Sepatah kata, nama..
Yang ‘kan kubawa dalam mimpi malamku..
Tapi mengapa? Haruskah tak bernama?
Menodai kesempurnaan yang telah dengan elok dilukiskan?
Entahlah.. Ia separas dengan bidadari..
Lalu apakah bidadari tak bernama?
Meninggalkan jutaan syair dari pujangga,
Yang menginginkan namamu, mencari tahu jati dirimu..
Atau mungkin, bidadari begitu cantiknya hingga tak bernama..
Huh! Kamu begitu kuinginkan,. Tapi kuyakini….
Semua akan terjawab satu saat nanti..
Tak peduli dan entah kapan..
Kuketahui arti sebuah nama..
4 Oktober 2004
"didedikasikan oleh cinta yang tertulus dari masa lalu"
Mar 29, 2009
Cinta yang terlarang
Cinta yang terlarang,
Merasuk ke dalam hati yang terdalam
mencari celah kehidupan di tengah kematian sebuah perasaan.
Memohon kesempatan pada yang tidak berkuasa,
yang lunak dan menyerah karena cinta
Pecandu cinta yang terlarang,
Berkorban mengalah
dan selalu kalah
Dibutakan realita dan emosi sesaat
Pulang dengan tangan hampa
hentikan perjuangan, tinggalkan kesempatan
Berhenti, berharap dan mengeluh
Kepada entah siapa yang berkuasa
Bertanya dan mengutuk semua yang terjadi
bermimpi semua tak pernah terjadi..
Cinta yang terlarang,
Seberapa jauh harus diperjuangkan?
Batas imajiner menahan diri yang berusaha menggapai
Menyangkal kepastian dan membangkang dari konsep sebuah larangan..
tersugesti pikiran dan terlarut perasaan yang menggantung tanpa kejelasan.
Menunggu hari dimana,
cinta tak lagi terlarang..
Atau
terlarang tapi tak mencinta lagi..
Merasuk ke dalam hati yang terdalam
mencari celah kehidupan di tengah kematian sebuah perasaan.
Memohon kesempatan pada yang tidak berkuasa,
yang lunak dan menyerah karena cinta
Pecandu cinta yang terlarang,
Berkorban mengalah
dan selalu kalah
Dibutakan realita dan emosi sesaat
Pulang dengan tangan hampa
hentikan perjuangan, tinggalkan kesempatan
Berhenti, berharap dan mengeluh
Kepada entah siapa yang berkuasa
Bertanya dan mengutuk semua yang terjadi
bermimpi semua tak pernah terjadi..
Cinta yang terlarang,
Seberapa jauh harus diperjuangkan?
Batas imajiner menahan diri yang berusaha menggapai
Menyangkal kepastian dan membangkang dari konsep sebuah larangan..
tersugesti pikiran dan terlarut perasaan yang menggantung tanpa kejelasan.
Menunggu hari dimana,
cinta tak lagi terlarang..
Atau
terlarang tapi tak mencinta lagi..
Mar 25, 2009
Nostalgi sebuah imaji
Tema biasa yang akan sangat membosankan buat mereka yang jarang atau bahkan tidak pernah mengalaminya, Homesick, Heimweh, sakit rumah, sakit kangen, KANGEN!
Jadi, kisahnya, penyakit musiman yang saat ini rendah kadarnya itu menggoda gwe di tengah perjuangan gwe memahami jalan pikir Schönfeldt yang diterjemahkan dalam buku catatan mathematik: analysis. Awalnya, sebenernya cuma isenk aja. Di samping slentingan teman saya yang cukup nancep kemarin malam, " Sang, belajar lo! Nyantai-nyantai aja deh". Well, what can i say? I really dun have the mood, yet, I'd be very dissapointed to learn something that I really not into, then spending hours trying to understand it and come out with a zero result!Tapi apa daya, realita membangunkan gwe dari mimpi dan menstimulus otak gwe untuk kembali berpikir dan menyadari bahwa waktu gwe gak banyak untuk mempersiapkan ujian. Kira-kira 3 bulan lagi, ujian terbesar dalam hidup gwe sampai hari itu akan dilaksanakan. Di samping itu, gak ada salahnya nyicil stress sekarang dibanding menumpuk semua beberapa minggu sebelum ujian dan membiarkan jerawat-jerawat gak penting nyeplos di muka gwe seperti akhir semester lalu.hehehe..
Well, di sinilah terjadi "sakit kangen" yang luar biasa nikmat itu. heheh.
Kalo mood gwe lagi bagus, gak kesusu bin santai, gwe selalu menyertakan playlist di itunes selama belajar. Secara gak sadar, ternyata selama beberapa minggu ini, gwe mengumpulkan lagu-lagu perangsang kangen ke dalam playlist tersebut. Lagu- lagu yang pada dasarnya biasa aja, normal layaknya lagu-lagu lainnya, namun, somehow, lagu-lagu tersebut pernah menemani gwe, masing-masing dalam fase-fase tertentu dalam hidup gwe.
Katakan apa saja menanggapi hal itu, tapi memang gwe sangat memberikan apresiasi tinggi terhadap lagu-lagu dalam hidup gwe. Dan secara gak sadar, gwe kadang bisa mengingat satu masa lewat lagu, sampai gwe bisa mereka ulang kejadian-kejadian kala itu dengan sangat rinci. Misalnya, gwe inget banget, zaman-zaman UAN SMP, kira-kira tahun 2004 gwe lagi ngefans banget sama Sheila on 7. Dan setiap pagi selama UAN, lagu "Tunjukkan Padaku", khususnya, selalu gwe putar di mobil. Dan percaya gak percaya, lagu itu juga yang membuat berbagai macam power gwe yang terpendam bersemedi menunggu saatnya untuk keluar saat ujian. Jadi, ya.. bisa dibilang lagu-lagu yang gwe putar saat itu masuk dalam hitungan "bisa-bisanya gwe lulus hari itu.."hehehe.
Anyway..
Sejenak gwe terdiam, mood belajar gwe tiba-tiba drop (untung sudah banyak kemajuan), gwe iseng-iseng buka facebook nyokap mencari tahu apa yang baru... Ternyata eh ternyata, beberapa foto-foto baru, baru saja diupload ke situ. Foto-foto dokumentasi Lebaran keluarga Desember 2008. Biasa aja sih sebenernya, seperti uploadan rutin foto demi foto yang menunjukkan pertumbuhan adek-adek gwe yang sangat pesat diiringi kekecewaan gwe yang gak akan gwe maafkan, kenapa gwe gak ada bersama mereka saat mereka tumbuh dewasa. Tapi, kali ini, yang ini agak sedikit beda. Di luar foto-foto nyokap bokap dan 2 bocah pitik which happen to be my lovely missable brothers, gwe melihat beberapa sosok yang lama tidak gwe jumpai. Yup, sepupu-sepupu gwe, temen main gwe jaman baheula yang sekarang sudah berubah secara fisik. Mas ini, mbak itu, pakde siapa lah, bude anu, om anu, tante ono.. Semua terlihat berbeda. Dan saat gwe melihat mereka kembali, gwe merasa telah dan akan melewatkan banyak hal selama gwe di sini, melakukan sesuatu yang sampai sekarang berusaha gwe yakini bahwa ini aalah yang terbaik dan akan berujung sesuatu yang baik juga. Tapi..
Kangen dan segala komponen yang mendukung buat gwe menangis dan pengen pulang tetap menjadi satu hal yang gak bisa gwe lawan dan gwe bohongi. Gwe memang kangen, no matter what. Specially keluarga gwe.
Entah sudah berapa kali gwe gak bosen-bosennya nge'post tulisan bertajuk "Kangen", "Homesick", etc, tapi gwe gak punya pilihan lain sebaik menuliskanya bzw. mencurhatkannya di blog dan merasa terhibur sesaat malam ini. besoknya, ya kangen lagi.
Anyway..
gwe merasa hidup gwe beberapa tahun ini berubah menjadi unik dan dewasa. Mungkin didukung kondisi hari-hari di mana gwe harus menjalani segala sesuatunya sendiri, gwe bertransformasi menjadi seorang manusia mandiri yang terus berkembang. Gak tahu juga seberapa mandirinya gwe saat ini dan apakah itu bahkan sudah bisa disebut mandiri, tapi, yang pasti dan penting gwe merasakan perubahan dalam hidup gwe. Dan setiap gwe melihat foto-foto dari masa lalu, membaca-baca surat-surat dari masa lalu dan mengenang apapun itu dari masanya kala itu, gwe makin merasa beruntung gwe dididik seperti ini saat ini. Entah apapun tujuannya, yang mana belum benar-benar gwe pahami kenapa gwe dan adek gwe harus sampai di sini, jauh dari rumah.
Sedikit berfantasi, sambil bernostalgia gwe sempat membayangkan kejadian-kejadian beberapa tahun ke depan saat gwe dipertemukan kembali dengan mereka. Apa ya reaksi mereka melihat gwe? Hmm.. "Halo sang, udah lama ya gak ketemu, apa kabar?", "Eh, ini risang kan? inget gak dulu? Dulu pakde gendong kamu waktu kecil terus kamu jatuh guling-guling (berlebihan)", "Ya ampun! Risang gede banget sekarang! (gede, gendut, tinggi atau apa pakle??!) ", "Gimana di Jerman enak gak?", "Kapan kuliah selesai?", "udah punya pacar belum?" atau bahkan kalau saat itu gwe udah ketuaan:" kapan nikah??". haha.. beberapa klise, beberapa bosen gwe denger, beberapa terlalu fantasia. tapi nikmat juga rasanya membayangkan hal itu terjadi, sesaat gwe merasa akan menjadi spotlight di acara kumpul keluarga, karena gwe paling lama gak nongol di antara mereka.
Na ja.. Masih lama lah. saat ini gwe sih sedang asyik menjalani hari-hari gwe sebagaimanapun brengseknya sebagaimanapun indahnya.
Hey come on, im single and happy gitu lohh..
hehe..
Mar 17, 2009
Isengantuk
Bicara kebosanan? Mungkin gwe ahlinya untuk saat ini, semenjak pertama kali gwe sampai di kota ini, sampai sekarang gwe menulis blog ini, gwe selalu ingat gwe kerap membohongi perasaan gwe bahwa gwe kesepian dan kadang cenderung unoccupied, khususnya hari-hari akhir minggu, lebih parah, libur-libur kejepit yang berlangsung lebih dari 2 hari.
Sampai sekarang gwe masih bertanya-tanya apa hal yang begitu spesial dari Coburg sampai lembaga pendidikan di sini tercatat sebagai salah satu yang terbanyak memasok student internasional, alias pendatang-pendatang seperti saya ini. Kota kecil, minim hiburan, jarak antar sarana yang saling berjauhan, kenampakan alam yang masih sangat alami (maksudnya, gwe pengen mengekspos kalo gwe tinggal dan sekolah di atas gunung!) dan banyak hal lainnya yang seharusnya tidak membuat orang-orang datang ke sini. Singkat kata, Coburg? Why, guys? Don't they have other cities in Germany?
Gak kerasa, sudah lebih dari setahun gwe menghuni kota ini, dan kerjaan gwe setiap hari cuma belajar dan ngerjain tugas. Well, terlepas dari banyaknya pekerjaan yang harus gwe selesaikan, (yah begitu kan namanya sekolah?, gwe masih merasa gwe yang disibukkan dengan tugas-tugas dan school things begitu bosan dan tidak terhibur, sampai-sampai, mininova, Torrent dan VLC? teman baik gwe..hehe.. jadi barang yang mulai membosankan buat gwe.
Anyway,
Kemarin, gwe terbangun gak sengaja pk 06:00 sharp oleh bunyi sms dari hape xl gwe. Herannya, gwe lebih bisa kebangun dengan cepat mendengar nada singkat sinyal sms, ketimbang belasan alarm dan reminder yang keluar setiap 15 menit dari hape gwe, ditambah lagi weker kuno yang bunyi "Kriinggg"-nya membangunkan satu lantai.
Refleks pagi hari, sebelum melihat jam, gwe mencari sumber bunyi sialan yang membangunkan gwe dan mematikannya, lalu terpaksa bangun dan membuka korden. Dan, wow! Jam 6? Langit sudah membiru? Kidding me? Bulan apa sih sekarang? Ouwhhh.. Maret! hehe. Betapa senangnya gwe akan ketemu matahari lagi beberapa minggu lagi, meskipun pertengahan juni gwe akan tetap nyumpahin matahari yang panasnya masyaallah. (Yah manusia...manusia..entah lah apa yang kalian inginkan!)
Sekilas membahas winter, kalo boleh nge-list hal-hal yang gwe gak suka, winter pasti masuk dalam urutan teratas, berdasarkan penelitian, ada satu hormon yang bekerja di dalam sebuah kelenjar di daerah punggung-pinggang kita yang memproduksi zat kebahagiaan, so they said. Dan hormon itu, terstimulus matahari terlebih dulu sebelum memungkinkan untuk diproduksi tubuh kita. Hmm.. Berarti jelaslah kenapa mood orang-orang begitu jelek dan nyebelin selama winter. Matahari memang jarang bersinar selama musim ini. Dan 6 bulan lamanya winter, cukup menyiksa gwe. Berlebihan? Yah emang begitu sih. So,anyway, don't mess with me selama winter ya..
Sommer? diawali oleh spring selama beberapa bulan adalah masa-masa terindah dalam satu tahun. Melihat bunga-bunga dan pohon tumbuh kembali, burung-burung berkicau, ayam hausmeister berkokok, (??), yeah well, gak ada yang lebih indah dari musim panas, selain musim duren yang gak akan pernah ada di sini. Sempet gwe berimajinasi, jalan-jalan di pinggir sungai waktu sommer, menikmati terik matahari sambil melewati pohon-pohon rindang, sambil menyaksikan bebek-bebek berenang di air yang tenang. Wah, wunderschön!
Umph, talking of which, ada satu tempat di Nürnberg, di daerah Wöhderwisse, tepatnya di sekitar Cinecitta, bioskop kenamaan di Nürnberg (Yaiyalah yang paling gede di sana). Kira-kira deskripsinya begini: Taman yang luas, dengan rumput-rumput hijau, bayangkan beberapa lapangan sepak bola besar yang ditumbuhi pepohonan rindang di tepi-tepinya, kalo sore, rame banget orang-orang main bola, piknik, ngajak anjing jalan-jalan, main rollerblade, pacaran, dari yang normal sampe yang sesama jenis, etc. di salah satu sudut ada sebuah biergarten, jadi habis main bola bisa nge-bir di situ (ckckck)Lalu, melewati pedestrian yang panjang yang membatasi lapangan itu dengan sungai kecil, alias selokan dan perumahan, gwe bisa sampai ke Cinecitta, di mana tempat ini gak bisa gwe deskripsikan dengan tepat. Menurut gwe sih bagus banget. Bioskop yang berbatasan dengan sungai kecil yang mengalir entah kemana. Nampak sekilas, sungai dan bangunan yang beridiri di atasnya berdesain klasik, beberapa jembatan kecil dan terowongan pendek, bebek-bebek berenang dan pohon-pohon rindang yang kalo sommer pasti tumbuh dengan lucunya. xp. bahkan saat winter gwe mengunjungi Cinecitta, gwe pun merasakan romansa dan keindahan yang tersamar dibalik pekatnya udara dingin dan kesunyian a'la winter. Someday in summer, i'll come to visit it! Habis nonton, jalan-jalan deh, uhuyyy!
Jadi yahh cepet-cepet deh dateng summer, gwe udah gak sabar! Dan gwe yakin, seenggaknya sebosen apapun gwe di sini, musim panas pasti akan lebih menyenangkan dari musim dingin gak jelas. I need my mood back!
Sampai sekarang gwe masih bertanya-tanya apa hal yang begitu spesial dari Coburg sampai lembaga pendidikan di sini tercatat sebagai salah satu yang terbanyak memasok student internasional, alias pendatang-pendatang seperti saya ini. Kota kecil, minim hiburan, jarak antar sarana yang saling berjauhan, kenampakan alam yang masih sangat alami (maksudnya, gwe pengen mengekspos kalo gwe tinggal dan sekolah di atas gunung!) dan banyak hal lainnya yang seharusnya tidak membuat orang-orang datang ke sini. Singkat kata, Coburg? Why, guys? Don't they have other cities in Germany?
Gak kerasa, sudah lebih dari setahun gwe menghuni kota ini, dan kerjaan gwe setiap hari cuma belajar dan ngerjain tugas. Well, terlepas dari banyaknya pekerjaan yang harus gwe selesaikan, (yah begitu kan namanya sekolah?, gwe masih merasa gwe yang disibukkan dengan tugas-tugas dan school things begitu bosan dan tidak terhibur, sampai-sampai, mininova, Torrent dan VLC? teman baik gwe..hehe.. jadi barang yang mulai membosankan buat gwe.
Anyway,
Kemarin, gwe terbangun gak sengaja pk 06:00 sharp oleh bunyi sms dari hape xl gwe. Herannya, gwe lebih bisa kebangun dengan cepat mendengar nada singkat sinyal sms, ketimbang belasan alarm dan reminder yang keluar setiap 15 menit dari hape gwe, ditambah lagi weker kuno yang bunyi "Kriinggg"-nya membangunkan satu lantai.
Refleks pagi hari, sebelum melihat jam, gwe mencari sumber bunyi sialan yang membangunkan gwe dan mematikannya, lalu terpaksa bangun dan membuka korden. Dan, wow! Jam 6? Langit sudah membiru? Kidding me? Bulan apa sih sekarang? Ouwhhh.. Maret! hehe. Betapa senangnya gwe akan ketemu matahari lagi beberapa minggu lagi, meskipun pertengahan juni gwe akan tetap nyumpahin matahari yang panasnya masyaallah. (Yah manusia...manusia..entah lah apa yang kalian inginkan!)
Sekilas membahas winter, kalo boleh nge-list hal-hal yang gwe gak suka, winter pasti masuk dalam urutan teratas, berdasarkan penelitian, ada satu hormon yang bekerja di dalam sebuah kelenjar di daerah punggung-pinggang kita yang memproduksi zat kebahagiaan, so they said. Dan hormon itu, terstimulus matahari terlebih dulu sebelum memungkinkan untuk diproduksi tubuh kita. Hmm.. Berarti jelaslah kenapa mood orang-orang begitu jelek dan nyebelin selama winter. Matahari memang jarang bersinar selama musim ini. Dan 6 bulan lamanya winter, cukup menyiksa gwe. Berlebihan? Yah emang begitu sih. So,anyway, don't mess with me selama winter ya..
Sommer? diawali oleh spring selama beberapa bulan adalah masa-masa terindah dalam satu tahun. Melihat bunga-bunga dan pohon tumbuh kembali, burung-burung berkicau, ayam hausmeister berkokok, (??), yeah well, gak ada yang lebih indah dari musim panas, selain musim duren yang gak akan pernah ada di sini. Sempet gwe berimajinasi, jalan-jalan di pinggir sungai waktu sommer, menikmati terik matahari sambil melewati pohon-pohon rindang, sambil menyaksikan bebek-bebek berenang di air yang tenang. Wah, wunderschön!
Umph, talking of which, ada satu tempat di Nürnberg, di daerah Wöhderwisse, tepatnya di sekitar Cinecitta, bioskop kenamaan di Nürnberg (Yaiyalah yang paling gede di sana). Kira-kira deskripsinya begini: Taman yang luas, dengan rumput-rumput hijau, bayangkan beberapa lapangan sepak bola besar yang ditumbuhi pepohonan rindang di tepi-tepinya, kalo sore, rame banget orang-orang main bola, piknik, ngajak anjing jalan-jalan, main rollerblade, pacaran, dari yang normal sampe yang sesama jenis, etc. di salah satu sudut ada sebuah biergarten, jadi habis main bola bisa nge-bir di situ (ckckck)Lalu, melewati pedestrian yang panjang yang membatasi lapangan itu dengan sungai kecil, alias selokan dan perumahan, gwe bisa sampai ke Cinecitta, di mana tempat ini gak bisa gwe deskripsikan dengan tepat. Menurut gwe sih bagus banget. Bioskop yang berbatasan dengan sungai kecil yang mengalir entah kemana. Nampak sekilas, sungai dan bangunan yang beridiri di atasnya berdesain klasik, beberapa jembatan kecil dan terowongan pendek, bebek-bebek berenang dan pohon-pohon rindang yang kalo sommer pasti tumbuh dengan lucunya. xp. bahkan saat winter gwe mengunjungi Cinecitta, gwe pun merasakan romansa dan keindahan yang tersamar dibalik pekatnya udara dingin dan kesunyian a'la winter. Someday in summer, i'll come to visit it! Habis nonton, jalan-jalan deh, uhuyyy!
Jadi yahh cepet-cepet deh dateng summer, gwe udah gak sabar! Dan gwe yakin, seenggaknya sebosen apapun gwe di sini, musim panas pasti akan lebih menyenangkan dari musim dingin gak jelas. I need my mood back!
Mar 15, 2009
Abstraksi: Welcome to sommer semester
Liburan, gwe bilang bisa jadi satu fantasi yang akan sering gwe lamunkan dalam waktu 3-4 bulan ke depan. Yeah, why not, satu semester a'la sommer tersaji di depan mata gwe, mulai besok! Bangun pagi, pulang sore, tumpukan materi yang gak sabar gwe pelajari (yeah right), wajah-wajah stress menyongsong ujian, semua sudah ada di bayangan gwe, dan liburan 1 bulan ini, gwe coba sadari sesadar-sadarnya malam ini, sebagi hiburan terakhir gwe sebelum gwe take off lagi dan bertualang di dunia membosankan yang krusial dalam hidup gwe: Sekolah.
Ke manapun gwe pergi, apapun yang gwe lakukan saat liburan, sejauh ingatan, semua diiringi senyum lebar yang membuat gwe ingin kembali lagi setiap saat ke masa itu. Lebih lagi, kalau misalnya liburan gwe habiskan di tempat yang berkesan bersama orang-orang yang gwe inginkan. Sayangnya, di setiap malam terakhir liburan gwe, gwe selalu mensugesti iri gwe bahwa semua keindahan masa liburan ini adalah imajinasi belaka yang baru akan terulang beberapa bulan ke depan dan harus gwe masukkan lagi ke dalam kotak yang tidak boleh sampai tercium euforianya. Singkatnya, gwe gak pengen gwe terlena dengan kemalasan dan kesantaian. Gwe harus sedikit ditampar untuk bangun, "Bangun, woi! besok sekolah!" Damn!
Bicara satu semester ke depan, Jujur aja gwe masih plan-less dan gak banyak gambaran. Sedikit ilustrasi situasi dan rencana memang sudah gwe sketsa sedikit-sedikit dalam benak gwe. Tapi sebenarnya pengalaman akhir semester terakhir masih mengiang-ngiang di kepala gwe. Somehow, gwe masih merasa gwe begitu beruntung diberikan kesempatan hidup kedua untuk bertarung lagi. Bertarung? iyalah! Menaklukkan buku, menaklukkan pesaing dan menaklukkan diri gwe sendiri yang begitu lemah melawan jam weker. Setelah ujian terakhir semester winter kemarin, di mana gwe merasa gwe masuk dalam salah satu pengalaman hidup gwe yang tergelap. Begitu hancur begitu tanpa arah, begitu pesimis dan semangat-less. Meskipun demikian, gwe masih survive semester ini, toh. Soal itu, kadang gwe melamun dan berpikir, siapa gwe ya diberikan keberuntungan seperti ini? Atau memang, gwe punya daya tahan dan elastisitas yang kuat melawan stress yang masih gwe sangkal dan tidak sadari? Yah apapun itu, gwe bersyukur gwe melewati "ujian" kemarin, and you can bet, I'm still gon'na win the next semester!
Start yang cukup berbau melankolis hari ini sedikit mencambuk gwe untuk sedikit berkonsentrasi lebih dan fokus. Semoga saja, hal itu diikuti hari yang indah esok yang diikuti hari-hari indah berikutnya. hehe.. you wish..
Ke manapun gwe pergi, apapun yang gwe lakukan saat liburan, sejauh ingatan, semua diiringi senyum lebar yang membuat gwe ingin kembali lagi setiap saat ke masa itu. Lebih lagi, kalau misalnya liburan gwe habiskan di tempat yang berkesan bersama orang-orang yang gwe inginkan. Sayangnya, di setiap malam terakhir liburan gwe, gwe selalu mensugesti iri gwe bahwa semua keindahan masa liburan ini adalah imajinasi belaka yang baru akan terulang beberapa bulan ke depan dan harus gwe masukkan lagi ke dalam kotak yang tidak boleh sampai tercium euforianya. Singkatnya, gwe gak pengen gwe terlena dengan kemalasan dan kesantaian. Gwe harus sedikit ditampar untuk bangun, "Bangun, woi! besok sekolah!" Damn!
Bicara satu semester ke depan, Jujur aja gwe masih plan-less dan gak banyak gambaran. Sedikit ilustrasi situasi dan rencana memang sudah gwe sketsa sedikit-sedikit dalam benak gwe. Tapi sebenarnya pengalaman akhir semester terakhir masih mengiang-ngiang di kepala gwe. Somehow, gwe masih merasa gwe begitu beruntung diberikan kesempatan hidup kedua untuk bertarung lagi. Bertarung? iyalah! Menaklukkan buku, menaklukkan pesaing dan menaklukkan diri gwe sendiri yang begitu lemah melawan jam weker. Setelah ujian terakhir semester winter kemarin, di mana gwe merasa gwe masuk dalam salah satu pengalaman hidup gwe yang tergelap. Begitu hancur begitu tanpa arah, begitu pesimis dan semangat-less. Meskipun demikian, gwe masih survive semester ini, toh. Soal itu, kadang gwe melamun dan berpikir, siapa gwe ya diberikan keberuntungan seperti ini? Atau memang, gwe punya daya tahan dan elastisitas yang kuat melawan stress yang masih gwe sangkal dan tidak sadari? Yah apapun itu, gwe bersyukur gwe melewati "ujian" kemarin, and you can bet, I'm still gon'na win the next semester!
Start yang cukup berbau melankolis hari ini sedikit mencambuk gwe untuk sedikit berkonsentrasi lebih dan fokus. Semoga saja, hal itu diikuti hari yang indah esok yang diikuti hari-hari indah berikutnya. hehe.. you wish..
Feb 14, 2009
Good luck ya, Sang! Blaghhh!
Ada apa dengan gwe, terlalu sensitif kah? Memikirkan sesuatu yang sebetulnya gak perlu dipikir sama sekali. Makin lama, ada beberapa frase yang gwe gak betah dengernya, misalnya: "Take care" dan "Good luck", about "take care", gwe sedikit males bahasnya, tapi "good luck"? Wah, terkadang agak sedikit menggemaskan. well depends on who's saying that..
Kadang ada beberapa orang yang dengan mudah mengucapkan itu secara refleks di situasi yang sesuai dengan kapan dan bagaimana kata itu seharusnya digunakan, gwe menghargai support dan perhatian dari orang lain, sayang, kadang ada yang isinya cuma basa-basi dan omong kosong. Kadang, untuk beberapa orang yang mengatakan itu, gwe menghargai kata-kata "Good luck ya, Sang" yang mereka ucapkan lebih karena gwe tahu persis memang mereka benar-benar bersimpati (empati) terhadap apa yang gwe lakukan, bukan karena "good luck"nya. Kadang gwe merasa, "Good Luck" itu adalah sebuah cerminan desperasi seseorang yang gak punya kata lain untuk diucapkan, biar diplomatis, terucaplah frase itu. Bukannya gila perhatian atau gila hormat, hanya saja, gwe gak pernah suka basa-basi things.. Sorrydorimori..
Ada satu orang yang terlintas dalam pikiran gwe, yang selama sejarah hidupnya kenal sama gwe gak pernah menggunakan suatu "sistem templates a'la hape", begitu gwe menyebutnya. Ibarat sms-an, kalo udah kepepet harus sms, ada beberapa orang yang refleks menggunakan kata-kata "template" yang udah otomatis tersedia di draft message, disesuaikan dengan phone language. Contoh aja: "Saya terlambat", "Sampai jumpa pukul... (isi sendiri)", "Saya lembur" dan lain sebagainya. Bahh! Benar-benar beragam nan membosankan buat gwe!
Orang itu, seinget gwe gak pernah menggunakan kata yang sama dalam ngasih semangat, ngasih dukungan atau sekedar say good luck. Dan somehow, gwe tahu persis bahwa orang-orang seperti dia berusaha memahami sikon gwe dan ketakutan gwe saat itu, misalnya sebelum ujian, sebelum event besar atau sebelum pengambilan keputusan besar. Hal kecil, yang jadi besar buat gwe, apalagi ketika gwe berusaha menyadari atau kadang sok kelewat pede bahwa orang-orang itu berusaha memahami situasi dan suasana hati gwe.
Makin lama, seiring semakin hari makin selektif gwe secara sadar gak sadar memilih orang-orang yang dapet pass masuk dalam hidup gwe, gwe makin biasa denger kata-kata "Good luck ya, sang". Kadang pengen gwe semprot balik ke muka orang itu dan bilang "Shut the fuck up, mending gak usah ngomong deh kalo cuma mau basa basi.". kejam? Sebutlah demikian, kadang gwe suka gak toleran sama hal-hal kecil seperti ini. Karena buat gwe, menjadi yang terdiskriminasi dan terdiskreditkan benar-benar jadi satu pain in the ass. To the point aja lah, gwe yakin gak ada orang yang suka dibasa-basiin. Semua orang juga mendambakan ketulusan yang mulai hilang perlahan dari dunia.
Sejenak gwe berpikir ketika sebuah teks ditujukan untuk gwe hari ini, bertuliskan kata-kata itu, dan gwe tahu persis memang orang ini suka basa-basi. Gwe melamun sejenak, melototin isi teks itu dan berpikir, maksudnya apa ya? Like u know me but u have no fucking idea.. Tapi, gwe rasa juga kebebasan orang mau ngomong apa aja sesuka hati mereka kepada siapaun, apapun maksud isinya, basa-basikah atau mencoba dengan sepenuh hati karena mereka gak punya satu mekanisme bagus dalam merangkai kata-kata yang lebih baik. gwe pun akan sangat ingin diperlakukan demikian. Well, gwe lebih baik langsung menghapus teks tadi, dan merasa lebih baik kalo saja gwe gak mendapatkan teks seperti itu, akan lebih baik!!
Good.. Luck.. terjemahan singkat yang umum? Semoga beruntung.. Apa sih yang salah dengan kata-kata itu? Entahlah.. Memang gwe rasa masalahnya ada di orang yang pertama kali mengucapkan itu dan membuat gwe langsung membenci frase itumkarena dia. Sayangnya, hal itu jadi tergeneralisasikan, dan gwe kenakan dalam situasi-situasi lain dan orang-orang yang bermaksud baik sama gwe, dan Menggunakan akal sehat dan mendengarkan kata hati yang mengatakan yang bilang bahwa ini benar-benar post gak penting yang membahas satu hal yang gak penting memang sulit. Gwe sampe mikirin itu seharian dan merasa, dengan gwe tulis, gwe akan merasa sedikit lebih lega. Tapi, sampe kata terakhir yang gwe tulis sekarang, gwe masih heran kenapa hal kecil ini benar-benar mengganggu pikiran gwe. Heran!
Anyway, thanks for all the good lucks!
Despite of other "things"
Kadang ada beberapa orang yang dengan mudah mengucapkan itu secara refleks di situasi yang sesuai dengan kapan dan bagaimana kata itu seharusnya digunakan, gwe menghargai support dan perhatian dari orang lain, sayang, kadang ada yang isinya cuma basa-basi dan omong kosong. Kadang, untuk beberapa orang yang mengatakan itu, gwe menghargai kata-kata "Good luck ya, Sang" yang mereka ucapkan lebih karena gwe tahu persis memang mereka benar-benar bersimpati (empati) terhadap apa yang gwe lakukan, bukan karena "good luck"nya. Kadang gwe merasa, "Good Luck" itu adalah sebuah cerminan desperasi seseorang yang gak punya kata lain untuk diucapkan, biar diplomatis, terucaplah frase itu. Bukannya gila perhatian atau gila hormat, hanya saja, gwe gak pernah suka basa-basi things.. Sorrydorimori..
Ada satu orang yang terlintas dalam pikiran gwe, yang selama sejarah hidupnya kenal sama gwe gak pernah menggunakan suatu "sistem templates a'la hape", begitu gwe menyebutnya. Ibarat sms-an, kalo udah kepepet harus sms, ada beberapa orang yang refleks menggunakan kata-kata "template" yang udah otomatis tersedia di draft message, disesuaikan dengan phone language. Contoh aja: "Saya terlambat", "Sampai jumpa pukul... (isi sendiri)", "Saya lembur" dan lain sebagainya. Bahh! Benar-benar beragam nan membosankan buat gwe!
Orang itu, seinget gwe gak pernah menggunakan kata yang sama dalam ngasih semangat, ngasih dukungan atau sekedar say good luck. Dan somehow, gwe tahu persis bahwa orang-orang seperti dia berusaha memahami sikon gwe dan ketakutan gwe saat itu, misalnya sebelum ujian, sebelum event besar atau sebelum pengambilan keputusan besar. Hal kecil, yang jadi besar buat gwe, apalagi ketika gwe berusaha menyadari atau kadang sok kelewat pede bahwa orang-orang itu berusaha memahami situasi dan suasana hati gwe.
Makin lama, seiring semakin hari makin selektif gwe secara sadar gak sadar memilih orang-orang yang dapet pass masuk dalam hidup gwe, gwe makin biasa denger kata-kata "Good luck ya, sang". Kadang pengen gwe semprot balik ke muka orang itu dan bilang "Shut the fuck up, mending gak usah ngomong deh kalo cuma mau basa basi.". kejam? Sebutlah demikian, kadang gwe suka gak toleran sama hal-hal kecil seperti ini. Karena buat gwe, menjadi yang terdiskriminasi dan terdiskreditkan benar-benar jadi satu pain in the ass. To the point aja lah, gwe yakin gak ada orang yang suka dibasa-basiin. Semua orang juga mendambakan ketulusan yang mulai hilang perlahan dari dunia.
Sejenak gwe berpikir ketika sebuah teks ditujukan untuk gwe hari ini, bertuliskan kata-kata itu, dan gwe tahu persis memang orang ini suka basa-basi. Gwe melamun sejenak, melototin isi teks itu dan berpikir, maksudnya apa ya? Like u know me but u have no fucking idea.. Tapi, gwe rasa juga kebebasan orang mau ngomong apa aja sesuka hati mereka kepada siapaun, apapun maksud isinya, basa-basikah atau mencoba dengan sepenuh hati karena mereka gak punya satu mekanisme bagus dalam merangkai kata-kata yang lebih baik. gwe pun akan sangat ingin diperlakukan demikian. Well, gwe lebih baik langsung menghapus teks tadi, dan merasa lebih baik kalo saja gwe gak mendapatkan teks seperti itu, akan lebih baik!!
Good.. Luck.. terjemahan singkat yang umum? Semoga beruntung.. Apa sih yang salah dengan kata-kata itu? Entahlah.. Memang gwe rasa masalahnya ada di orang yang pertama kali mengucapkan itu dan membuat gwe langsung membenci frase itumkarena dia. Sayangnya, hal itu jadi tergeneralisasikan, dan gwe kenakan dalam situasi-situasi lain dan orang-orang yang bermaksud baik sama gwe, dan Menggunakan akal sehat dan mendengarkan kata hati yang mengatakan yang bilang bahwa ini benar-benar post gak penting yang membahas satu hal yang gak penting memang sulit. Gwe sampe mikirin itu seharian dan merasa, dengan gwe tulis, gwe akan merasa sedikit lebih lega. Tapi, sampe kata terakhir yang gwe tulis sekarang, gwe masih heran kenapa hal kecil ini benar-benar mengganggu pikiran gwe. Heran!
Anyway, thanks for all the good lucks!
Despite of other "things"
Feb 11, 2009
"Suatu sikap menerima dan merelakan, sedikit banyak menghibur diri, mengatakan "semua akan baik-baik saja." Dan apakah semua akan baik-baik saja hanya akan merasuki pikiran sampai saat semua terjawab mengejutkan pada waktunya. Tidak percaya? Kecewa? Bahagia? Hanya akan jadi bungkus ekspresi yang meluap-luap saat itu, selebihnya, hidup berjalan kembali selayaknya, dan semua yang sudah terjadi akan sulit berubah lagi. Satu langkah ke depan akan membawa kita maju, bukan mundur ke belakang, melawan waktu dan lajunya. Dan apapun yang terjadi dan "diberikan" dalam hidup, akan menjadi satu-satunya harta kita untuk melaju ke depan, berjalan, berlari. Jadi, apalah gunanya menyesali yang sudah terjadi dan meratapinya? Toh, kita sudah berupaya maksimal, bukan? hasil akhir, bukan inti dari segalanya.. "
Benar-benar teori yang sucks anyway!
Benar-benar teori yang sucks anyway!
Feb 9, 2009
Lima belas menit sebelum 10 Februari
Lagi-lagi.. another night with small pieces ice(s) falling from the sky. Yes it's snowing. Ga tau sampai kapan akan berlanjut. Panas yang sempat menjadi angin segar beberapa hari yang lalu, dilanjutkan malam yang terang biru benar-benar jadi dambaan gwe saat-saat ini.Winter sialan yang gak tau mau gwe tanggapi sebagai sebuah keistimewaan atau something lack of happiness.
anyway,
Baru aja, gwe di bangunkan weker ujian yang bilang bahwa masih ada 1 ujian lagi besok sebelum "rangkaian ujian hidup" ini mencapai check point sementara. It's still a long way to go, i realize, but at least, i've made this far, though?. memang gak ada hal yang kita sukai yang bakal jadi kenyataan dalam hidup ini. face it guys! hidup ini bukan dongeng cinderella. Mungkin lebih dekat dengan kisah pewayangan jawa yang happy endingnya "rada nggantung" ,misalnya seperti epos Ramayana.Mesti perang dulu baru ada endingnya, salah satu pasti kalah sementara yang satu menang telak, setelah itu, endingnya juga gak bahagia-bahagia amat sih. Entah kenapa, cerita a'la mahabarata selalu demikian. Everytime i heard them as i was a child, i could barely smile, they were more like scary and thrilling than beautiful.
Percaya atau gak percaya, ke-absurd-an, perjuangan, pengorbanan, kerelaan dan teman-temannya yang gak kalah keras, akan menemani kita sepanjang hidup kita.
Tapi bukankah itu yang membuat hari-hari kita jadi penuh warna-warni? Lika-liku perjalanan menjadi memorable, bintang-bintang jadi enchanting dan kisah hari ini akan menyisakan dongeng sebelum tidur untuk diceritakan pada generasi mini-me dekade-dekade selanjutnya? Yah semoga aja..
Kalau gwe punya satu malam aja penuh keheningan, gwe pernah bermimpi dan merencanakan, gwe akan mengulik sisi kehidupan yang sampai sekarang belum bisa dijelaskan, dengan banyak pertanyaan "kenapa dan kenapa..". Tapi semakin malam-malam penuh keheningan yang gwe lewati dalam porsi lebih dari yang gwe ekspektasikan belakangan ini, semakin gwe gak menemukan jawaban dari pertanyaan mimpi gwe. Mungkin memang satu-satunya cara menjawab pertanyaan-pertanyaan itu adalah dengan menjalani dan menikmati perjalanannnya. Sulit dipercaya, kadang gwe berpikir sebenarnya untuk apa ya gwe mengalami ini itu, menjalani itu, kok bisa-bisanya ya itu terjadi, kenapa sih? dan lain sebagainya. Entah memang kapabilitas gwe belum reich untuk menjawab semua itu, atau pikiran manusia yang notabene selalu manusiawi atau memang, hal-hal itu memang bukan untuk dipertanyakan? gwe juga gak tahu persis gimana seharusnya menanggapi hal-hal seperti ini.
Anyway,
Beberapa hari yang lalu, Gwe sempet gak sengaja "bertemu" seseorang dari masa lalu (über internet), Buat gwe, dia adalah seseorang yang menyimpan ribuan kesan tentang gwe, detail diri gwe yang kompleks dan perjalanan hidup berikut aib-aib gwe dan berbagai pengalaman plus kenangan yang gwe lewati sendiri dalam beberapa tahun hidup gwe maupun gwe lewati bersama dia. Sederhana aja. Say hi, how are you, how's it going, what's cooking, how's your mom, how's your sister, How's everything, and so on.
Pembicaraan dalam chat sederhana yang akhirnya memicu sedikit curhat colongan antara kami berdua. Curhat soal masalah masing-masing belakangan ini, tentang fantasi-fantasi kehidupan dan masa depan dan pengungkapan perasaan yang memang sulit diungkapan, yang tiba-tiba aja membuka mata gwe tentang berbagai hal yang gak bisa gwe jelaskan. Untuk sesaat setelah pembicaraan itu berakhir, gwe termenung diam, berhenti, berpikir, dan sedikit berefleksi. Perjalanan gwe, sudah sejauh ini, terhitung sejak pertama kali jantung gwe berdetak di dalam kandungan. Simple? Ya, kelihatannya. Tapi gak setiap hari gwe mendapatkan update yang krusial seperti itu. Sebuah makanan ringan buat gwe yang merangsang gwe untuk berpikir, "what's next, sang? you got'ta have a plan, back up plan, back up-back up plan and so on.."
Pertanyaan yang jadi besar karena gwe gak tahu apa berikutnya. Yang gwe tahu cuma, besok gwe ujian, dan gwe mematok harga tinggi untuk apa yang sudah gwe persiapkan. Apakah itu cara cerdas menanggapinya? atau planning gwe yang kurang gresss ? Dan gwe hanya menjadikan itu alasan sementara gwe bersembunyi dari apa yang belum gwe siap hadapi? Tomorrow.. and the days after tomorrow..?
Entah lah..
Gwe juga pusing mikrinnya..
Yang pasti, besok gwe bakal break a leg dengan baju garis-garis keramat gwe dan membawakan sebuah presentasi yang gokil! (way to motivate your self in a narsis-way sang..! Ya iyalah, mau apa lagi coba? =) )
anyway,
Baru aja, gwe di bangunkan weker ujian yang bilang bahwa masih ada 1 ujian lagi besok sebelum "rangkaian ujian hidup" ini mencapai check point sementara. It's still a long way to go, i realize, but at least, i've made this far, though?. memang gak ada hal yang kita sukai yang bakal jadi kenyataan dalam hidup ini. face it guys! hidup ini bukan dongeng cinderella. Mungkin lebih dekat dengan kisah pewayangan jawa yang happy endingnya "rada nggantung" ,misalnya seperti epos Ramayana.Mesti perang dulu baru ada endingnya, salah satu pasti kalah sementara yang satu menang telak, setelah itu, endingnya juga gak bahagia-bahagia amat sih. Entah kenapa, cerita a'la mahabarata selalu demikian. Everytime i heard them as i was a child, i could barely smile, they were more like scary and thrilling than beautiful.
Percaya atau gak percaya, ke-absurd-an, perjuangan, pengorbanan, kerelaan dan teman-temannya yang gak kalah keras, akan menemani kita sepanjang hidup kita.
Tapi bukankah itu yang membuat hari-hari kita jadi penuh warna-warni? Lika-liku perjalanan menjadi memorable, bintang-bintang jadi enchanting dan kisah hari ini akan menyisakan dongeng sebelum tidur untuk diceritakan pada generasi mini-me dekade-dekade selanjutnya? Yah semoga aja..
Kalau gwe punya satu malam aja penuh keheningan, gwe pernah bermimpi dan merencanakan, gwe akan mengulik sisi kehidupan yang sampai sekarang belum bisa dijelaskan, dengan banyak pertanyaan "kenapa dan kenapa..". Tapi semakin malam-malam penuh keheningan yang gwe lewati dalam porsi lebih dari yang gwe ekspektasikan belakangan ini, semakin gwe gak menemukan jawaban dari pertanyaan mimpi gwe. Mungkin memang satu-satunya cara menjawab pertanyaan-pertanyaan itu adalah dengan menjalani dan menikmati perjalanannnya. Sulit dipercaya, kadang gwe berpikir sebenarnya untuk apa ya gwe mengalami ini itu, menjalani itu, kok bisa-bisanya ya itu terjadi, kenapa sih? dan lain sebagainya. Entah memang kapabilitas gwe belum reich untuk menjawab semua itu, atau pikiran manusia yang notabene selalu manusiawi atau memang, hal-hal itu memang bukan untuk dipertanyakan? gwe juga gak tahu persis gimana seharusnya menanggapi hal-hal seperti ini.
Anyway,
Beberapa hari yang lalu, Gwe sempet gak sengaja "bertemu" seseorang dari masa lalu (über internet), Buat gwe, dia adalah seseorang yang menyimpan ribuan kesan tentang gwe, detail diri gwe yang kompleks dan perjalanan hidup berikut aib-aib gwe dan berbagai pengalaman plus kenangan yang gwe lewati sendiri dalam beberapa tahun hidup gwe maupun gwe lewati bersama dia. Sederhana aja. Say hi, how are you, how's it going, what's cooking, how's your mom, how's your sister, How's everything, and so on.
Pembicaraan dalam chat sederhana yang akhirnya memicu sedikit curhat colongan antara kami berdua. Curhat soal masalah masing-masing belakangan ini, tentang fantasi-fantasi kehidupan dan masa depan dan pengungkapan perasaan yang memang sulit diungkapan, yang tiba-tiba aja membuka mata gwe tentang berbagai hal yang gak bisa gwe jelaskan. Untuk sesaat setelah pembicaraan itu berakhir, gwe termenung diam, berhenti, berpikir, dan sedikit berefleksi. Perjalanan gwe, sudah sejauh ini, terhitung sejak pertama kali jantung gwe berdetak di dalam kandungan. Simple? Ya, kelihatannya. Tapi gak setiap hari gwe mendapatkan update yang krusial seperti itu. Sebuah makanan ringan buat gwe yang merangsang gwe untuk berpikir, "what's next, sang? you got'ta have a plan, back up plan, back up-back up plan and so on.."
Pertanyaan yang jadi besar karena gwe gak tahu apa berikutnya. Yang gwe tahu cuma, besok gwe ujian, dan gwe mematok harga tinggi untuk apa yang sudah gwe persiapkan. Apakah itu cara cerdas menanggapinya? atau planning gwe yang kurang gresss ? Dan gwe hanya menjadikan itu alasan sementara gwe bersembunyi dari apa yang belum gwe siap hadapi? Tomorrow.. and the days after tomorrow..?
Entah lah..
Gwe juga pusing mikrinnya..
Yang pasti, besok gwe bakal break a leg dengan baju garis-garis keramat gwe dan membawakan sebuah presentasi yang gokil! (way to motivate your self in a narsis-way sang..! Ya iyalah, mau apa lagi coba? =) )
Subscribe to:
Posts (Atom)